Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

November 30, 2012

kebijakan baru bagasi air asia indonesia


Yang namanya promo tiket penerbangan, semua orang udah pada tau lah ya. Buat penggila traveling pastinya berburu tiket udah hal lumrah. Yang gak berencana mau jalan-jalan pun seakan dipaksa untuk jalan-jalan which is buat gue sih bikin mupeng.

Apalagi maskapai yang sering meraih penghargaan sebagai best maskapai low budget Air Asia Indonesia sering banget promo dan karena sudah punya akses untuk login ke website nya maka email gue pun dipenuhi dengan promo-promo yang selalu menggiurkan. Bohong banget kalo gue bilang enggak.

Seperti pas promo tujuan ke Bali, periode booking sampai dengan tanggal 02 Desember 20012, jadwal terbang 03 Desember 2012 - 31 Maret 2013 ini akhirnya sukses membuat hati gue tergugah, kepikiran 1 malam dan tiba-tiba nih otak menyuruh tangan gue untuk segera booking tiket. *Gubrak...

Booking tiket via web sangat gampang. Yang namanya promo harus diotak-atik tanggal pergi dan tanggal pulangnya biar jangan sampai salah beli kursi gara-gara gerasak gerusuk. Gue sampe tulis dulu di kertas jam terbang termurah. Otak-atik sana sini dan dapet tanggal yang cocok.

Setelah yakin dengan pilihan itu ya sudah langsung ke proses selanjutnya yaitu isi data diri. Kalau sudah member tinggal login saja maka tidak diperlukan untuk mengetik ulang data diri, kecuali kalau booking beberapa orang sekaligus.

Pas bagian ke tiga yaitu bayar bagasi, gue ampe bingung, kok sekarang musti bayar ya? Bolak balik jendela web dan sepertinya harus bayar gak bisa gak bayar. Lah kalau bawa barang sedikit dan cuman mau disimpen di cabin gimana? Apa harus bayar juga? Tapi karena opsinya harus, ya udah tinggal pilih saja yang termurah yaitu bagasi dengan berat 15 kg. Itu pun harganya Rp. 40.000,- kalau pp jadi Rp. 80.000,-

Bagasi ini membunuhku...bener-bener expend ga penting. 

Proses selanjutnya yaitu pembayaran check in Rp. 30.000, karena ada opsi gak mesti ya udah gak di centang. 

Trus untuk asuransi dan pick a seat pun bisa di skip aja alias gak harus.

Tapi pas udah mau bayar, gue kembali menghitung total tagihannya tapi kok gak match ya dengan itungan gue? Saking buru-buru karena waktu istirahat di kantor juga ampir abis ya udah gue ok aja untuk harga yang tertera. 

Belom lagi untuk pembayaran dengan kartu kredit atau debit pun kena charge sebesar Rp 59.400/ orang. Hadeuh ini biaya apalagi sih?

Tanpa pikir lagi gue bayar aja, yang penting tanggal & jam pergi pulang udah bener.

Setelah proses booking selesai baru deh gue ngecek2 lagi, ternyata untuk bagasi nya gue salah pilih. Untuk pergi gue pilih bagasi 20 kg = Rp. 90.000,- sedangkan untuk pulang gue bayar yang 15 kg = Rp. 40.000,-

Hiyaaaaa....pantes aja gak match, kelebihan Rp. 50.000,- kesel banget dah...how stupid i am....masalahnya gue juga gak bakal bawa barang sampai 15 kiloan, mana mesti bayar dan salah pilih pula. Grrrrrr.....

Langsung dong gue tanya temen-temen gue, katanya memang ada kebijakan baru khusus Air Asia rute domestik. Well memang sih harga tiket plus tambah ini itu juga masih termasuk murah, tapi kok seperti dicurangi ya dengan iming-iming promo? Hmmmm...

Untuk rute Internasional sih, masih ada opsi untuk tidak bawa bagasi dan untuk biaya charge kredit card nya hanya Rp 54.000,-

Well, ini cuman kicauan gue aja yang lagi kesel...semoga liburan gue nanti gak sekacau ini jadinya. *Lebay...



November 28, 2012

a nite not to remember @ santika premiere jakarta


Pilihan untuk menginap di Hotel Santika Premiere Jakarta menjadi pilihan utama untuk menginap di akhir pekan kemarin. Review yang positive memberikan nilai plus untuk mencobanya barang semalam.

Harga kamar bila dijual di situs resminya biasanya lebih mahal dibanding situs pemesanan kamar hotel lainnya seperti Agoda, Wego & Raja Kamar. Berbeda dengan Santika, ternyata malahan jauh lebih murah bila langsung booking ke situs resminya karena tersedia potongan harga yang memuaskan dari 47 - 51% untuk semua type kamar, baik Deluxe Room, Deluxe Suite sampai Club Premiere.

Hotel bintang 4 ini berada di daerah Slipi. Untuk akses ke tempat lain ada taxi merk tertentu yang stand by di sekitar parkiran atau kalau mau jalan dulu ke jalan raya juga terdapat banyak taxi merk lain yang lalu lalang sekitar hotel.


the complimentary
Untuk tamu yang baru datang, diberikan welcome drink berupa fruit punch & camilan ringan.


Complimentary ini dapat dinikmati di The Harmony Restaurant.


the look
Penggila design interior bisa jadi betah berada di tempat ini. Receptionist berada di upper lobby, untuk ke lantai ini disediakan escalator yang lumayan panjang dan tinggi, meninggalkan kesan megah.


Hotel ini mempunyai 1 Restaurant yang cukup luas yang bisa digunakan dari breakfast sampai dinner. 4 pilar nya menjadi center attention yang menarik, apalagi kalau lampunya dinyalakan. Really cozy & warm.

Facade menuju ke lift terdapat display berupa batu-batu giok yang sophisticated.


Menuju ke bawah ada tempat kebugaran berupa swimming pool. Salah satu alasan gue menginap di tempat ini adalah karena hotel ini mempunyai kolam renang yang cantik dan dihiasi dengan taman yang ditanami dengan pohon kamboja.

Selain kolam renang ada juga lapangan tenis dan tempat gym dengan fasilitas jacuzzi dan sauna.


Fasilitas lumayan lengkap, sepertinya weekend ini bakalan jadi hari yang special untuk dinikmati bersama kekasih hati.


the room
Ruang kamarnya boleh juga, rapi dan bersih itu yang paling penting. Agak sedikit plain, tidak banyak permainan warna.

Kami memilih no smoking room.


Saluran tv berbayar dapat dinikmati di semua kamar dengan tv flat yang sekarang sudah jamak di hotel-hotel terkemuka.

Kulkas dengan isinya & safe deposit box juga tersedia.


Untuk bathroom, karena ruangannya sempit maka untuk shower disatukan di bathtub. Gak terlalu masalah sih yang penting ada bathtub untuk rendaman. Tapi toiletries-nya biasa banget untuk ukuran hotel bintang 4. Bahkan hanya disediakan 1 sikat gigi, padahal kan seharusnya minimal ada 2.

Pendingin udara tersedia dengan model AC ceiling dan remote yang lumayan jadul tapi dinginnya weisss...mantap.

Dipan juga tersedia untuk sekedar duduk baca-baca.


Koran Kompas diberikan pada pukul 6 pagi melalui bawah pintu kamar.

View dari kamar hotel menghadap ke kolam renang menjadi spot yang cantik. Apalagi bila malam menjelang, lampu taman dinyalakan maka terciptalah moment romantis.

Makanya gak heran kalau sampai ada pesta kebun yang diadakan di sekitar kolam renang.


Wi-fi dapat diakses di setiap kamar, kita tinggal telpon operator untuk minta user & password.


the food
Breakfast disediakan pukul 06.00-10.30.


Sistem makannya buffet, jadi tinggal ambil dan makan yang sudah disediakan. Dan sepertinya gak perlu takut kehabisan karena bila habis akan dimasak lagi dan kembali disajikan, hanya saja tidak semua item kembali dimasak. Contohnya dim sum. Ahhh menyebalkan. Cuman tersisa bakpau...engga deh...


Makanan pembuka kami adalah bubur ayam. Bubur yang lumayan lezat dengan topping beraneka ragam bahkan ada teri. Gak pernah kepikiran makan bubur pakai teri.

Pilihan menunya walaupun beragam tapi sedikit boring. Untuk nasi-nasian dengan lauk yang beraneka ragam seperti nasi uduk, nasi begana & nasi gudeg sampai punya meja display tersendiri.


Dan sedikit sekali makanan buat yang nyemil- nyemil, lebih ke makanan berat dan gak ada makanan jenis pasta sampai turunannya.

Setelah bubur masuk ke perut, dilanjutkan dengan omelet dan sausage. potato dan roti dengan topping sosis. Terus nasi goreng dan lanjut nasi campur dengan topping suka-suka.


Untuk penutup gue makan kue basah, pancake & buah. Untuk pancake gak banyak pilihan untuk topping nya hanya madu dan gula halus.


Belum lagi, salad sudah habis, dan gak ada puding. Too bad...

Bentuk meja makannya lumayan sophisticated, belum lagi lipatan napkin yang seperti agenda. Gue belum pernah lihat sebelumnya which is simple & good.

Teh & coffee dihidangkan oleh waitress ketika tamu memintanya.

Resto dengan open kitchen sebenarnya lumayan menarik, kita bisa lihat proses memasaknya seperti apa, tapi buat gue sih variant makanan & rasa tetap nomor satu.


the health club
Semakin tingginya bintang suatu hotel, fasilitas akan semakin lengkap. Satu yang pasti pusat kebugaran harus ada untuk standart hotel bintang 4.

Dari kolam renang sampai tempat fitness dan lapangan tenis sepertinya wajib.


Tempat fitness-nya kecil, alatnya juga sudah lumayan ketinggalan jaman plus karat di sana-sini tapi cukup bersih. Dan penggunanya jarang banget. Sauna & Jacuzzi tinggal pakai. Lumayan sih sebenernya.


Mungkin management hotel merasa sayang untuk membeli yang baru. Menurut gue sih tetep harus diganti, dipakai atau tidaknya.

the complaint
Well, dari tadi ngomongin fasilitas yang ada di hotel ini. Here is the complaint.

Proses check in kalau menurut gue masih terlalu lama. Padahal sudah ada 3 orang yang bertugas untuk menerima tamu.

Di kamar, sewaktu gue mencoba untuk menghubungi operator, sampai 10 deringan masih gak ada yang angkat telpon. Mencoba extension bagian business centre untuk minta password wi-fi pun gak ada yang angkat. Begitu juga dengan bagian laundry. Bukannya semua harus siap sedia melayani tamu?

Di meja kamar tersedia guest comment tetapi lembaran pengisiannya malah sudah diisi oleh tamu yang sebelumnya tinggal di kamar itu yang mana berarti bagian housekeeping tidak benar-benar beresin kamar. Lalu apa gunanya guest comment?

Sikat gigi yang semestinya disediakan 2 buah untuk tamu hanya tersedia 1 saja.

Complaint di atas sepertinya biasa aja tapi yang ini sih sudah kelewatan. Badan gue gatel-gatel karena tidur di bed-nya. Harusnya ada bed bug entah di bed/ bed cover nya. Gak mungkin nyamuk karena selain gak denger suara dengungnya, bentol di badan juga beda. Where is the housekeeping ?

Dan kolam renang walaupun mentereng tapi gak bisa dipakai karena area pool mau digunakan untuk wedding party. Oke deh tapi gak kira-kira masa acaranya malam hari tapi udah gak bisa dipakai dari jam 11.00 pagi? Dan keesokan harinya juga teteup gak bisa digunakan karena mau dibersihin atau apalah...airnya aja butek sampe gak bisa lihat dasar kolamnya. Ini sih kesel banget, karena gue sangat suka berenang. Pasti kalau ke hotel cari yang ada kolam renangnya. Mbok ya dipikirin kalo mau wedding di area pool, apa tamu yang lain jadi gak bisa pergunakan fasilitasnya gitu? Parah sih...

Terakhir pas check out, pas gue lihat hasil struk mesin EDC tertera harga yang lebih tinggi dibanding harga semestinya yang mesti gue bayar. Gue complain dong? Dijawab itu cuman untuk open room saja dan harganya plus deposit. Lah kalo memang seperti itu mustinya tamu dikasitahu terlebih dahulu dong. Lagi, gue rada gak percaya juga, biasanya kalau kita beli seharga sekian ya yang tertera musti harga segitu juga kan di struk nya. Ribet amat bayar deposit pake kartu kredit. Dulu di hotel lain sepertinya gak deposit-depositan dan proses chek out gak pake lama. Akhirnya kartu kredit gue di gesek lagi dan tertera harga yang sebenarnya. Tetep aja deg-deg an sebelum lihat tagihan kartu kredit nya nanti.

Setelah tanya beberapa teman, ternyata memang ada prosedur yang seperti itu. Itu diberlakukan agar tamu harus check out terlebih dahulu sebelum meninggalkan hotel. Jadi kalau tamu tidak melakukan proses check out maka harga yang plus deposit itu yang akan ditagihkan kepada si tamu. Hmmm sejujurnya ini hal baru buat gue. Ok noted.

Oya, semestinya gue harus peka sih untuk semua ketidak nyamanan ini. Dua minggu sebelum booking gue mencoba kontak bagian pemesanan kamar untuk menanyakan apakah dengan harga segitu sudah termasuk breakfast? Reply nya hanya dari sistem kalau staff mereka akan segera membalas, tapi sampai gue bikin blog ini pun gak pernah ada balasan apa-apa.

Sekedar info, untuk booking kamar kan disertai dengan pengisian kartu kredit, tapi ternyata pembayaran online ini hanya untuk formalitas saja atau mungkin ditagihkan bila tamu tidak muncul. Pembayaran aslinya hanya dilakukan pada waktu check out. Situsnya tidak online. Gue menggunakan kartu kredit yang berbeda pada waktu pemesanan dan juga pada saat check out, yang berarti tidak masalah karena yang akan ditagihkan adalah yang digesek pada saat check out, bukan pas booking. Setelah semua ketidak nyamanan yang gue derita, sudah dipastikan gue gak bakalan menginap di sini lagi. Kapok.....karena fasilitas sebagus apapun kalau eksekusinya gagal ya teteup aja nol besar. Oh my God, it is really four star hotel? Really disappointed...


November 16, 2012

traveler sejati itu gak impulsif


Zaman sekarang, orang yang bepergian untuk traveling semakin banyak. Mau ransel atau koper terserah, yang penting jalan-jalan. Keliling Indonesia boleh, ke luar negeri juga ok. 

Sepertinya semakin banyak destinasi yang sudah terpenuhi maka akan semakin prestisius. Gue pikir juga gitu. Masa pas ditanya sama sesama traveler, "Udah kemana aja?" Jawabnya "Belom kemana-mana" hmmm...gengsi dong...

Paling engga negara-negara di Asia Tenggara udah dong...

Pasang foto hasil travelling di media sosial juga menjadi suatu kebanggaan. Semakin banyak folder destinasinya semakin keren, lumayan buat pamer...apalagi kalo banyak di like orang atau sampe di komen. Sepertinya gimana gitchu...

Gue pribadi, gue suka upload foto di media sosial setelah gue pulang jalan-jalan, urusan di like apa engga, di komen atau enggak, gak terlalu pusing. Gue suka travelling titik. 

Memang semakin banyak destinasi yang tercapai dalam setahun sepertinya pencapaian luar biasa. Namanya objek wisata gak akan semakin sedikit. Yang ada akan semakin banyak. Apalagi kalau sering browsing dan baca majalah travelling, pasti ada aja sesuatu yang menarik dan akhirnya menjadi kepengen, gak bisa tidur dan akhirnya berakhir di agenda jalan-jalan tahun ini. 

Sah aja sih,  gak akan ada yang melarang selama ada waktu dan ada duit.

Tapi,

Gue pernah baca curcol nya anak traveler di komunitas jalan-jalan. Memang dia udah ke mana-mana, tapi akhirnya duitnya abis dan minta-minta kerjaan ke sesama traveler. Menurut gue itu bloon banget. Masa udah jalan ke sana-sini trus abis duit malah jadi desperate?

Plis dong.

Jadi selama jalan-jalan dapet apa aja? Cuma kesenangan sesaat, pamer sama temen udah ke sana-sini, dibilang hebat, abis itu apa? nothing? Hmmm....mengerikan. Dangkal banget...Beda tujuannya dari goal traveling yang sebenarnya yaitu refreshing atau alasan klise nya "Mencari jati diri" *Halah...

Jadi inget bulan kemaren gue diajakin jalan ke Karimun Jawa. Destinasi yang menarik, karena buat gue pantai adalah segalanya tapi jatah cuti gue cuman sisa 2 hari untuk tahun ini. Belom lagi kalo ke KJ ini gak tentu, kalo ombak bersahabat, kapal bisa beroperasi, kalo enggak bisa stay di situ sampe ombaknya aman untuk dilalui. Gue pernah baca blog orang yang gagal pulang dan akhirnya musti extra stay di sana selama 2 harian lagi dan harus skip ujian kuliah. Menurut gue ini gila.

Lagi temen gue itu udah beli tiket duluan baru ngajakin gue. Well, mending enggak dulu deh. Mana kerjaan di kantor juga lagi overload. Kapan-kapan aja lah...

Pikir dua kali kalo gara-gara travelingan ini gue dipecat. Well gue masih butuh gawe untuk biayain jalan-jalannya gue.

Terus karena hobby gue browsing pas istirahat di kantor, gue sering nemu beberapa blog yang menarik. Sampe ada satu kata yaitu impulsif. Hmmm kosa kata baru nih...apa sih artinya? *Penasaran...

Menurut kamus bahasa Indonesia, impulsif itu berarti : bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati.

Ohhh itu artinya. 

Setelah gue pikirin dalem-dalem, emang bener sih seorang traveler, sejatinya gak perlu pake impulsif. Yang ada akhirnya merugikan diri sendiri. Lebih baik yang sewajarnya aja. Traveling-nya gak perlu main kuantitas tapi kualitas

Percaya deh, kalau orang udah dewasa pasti pikirannya udah lebih berkembang, gak cuman kenikmatan sesaat yang jadi prioritas. *Cieee....

Mau pake budget gembel sekalipun, teteup aja expend...

Karena dalam hal bepergian itu yang terpenting adalah dengan siapa kita pergi. Dengan sahabat dekat atau dengan teman baru kenal tentunya berbeda. Buat gue, soul mate gue saat ini sangat berarti banget. So pasti jalan-jalan sama dia kemanapun tujuannya pasti bakalan light up the whole journey. Pasti bakal ada ngambek-ngambek-nya sih sepertinya, soalnya gue perfectionist tingkat kecamatan tapi gak tau juga sih, soalnya belum pernah travelling bareng.

Dia paling bisa meredam kemarahan gue dengan kelembutannya yang udah mencapai tingkat dewa. Gak sabar deh pengen pergi bareng doi...pasti seru...anggap aja lagi shooting Amazing Race. Hihihi...cuman gak ada hadiahnya. Ada denk...Cinta yang gak pernah putus....*Lebay

Kadang ada hal yang gue gak tau juga kok, gak selamanya tahu. Dan itu bisa jadi info yang berharga kalo keluar dari mulut dia. Maklum dia pemalu dan jarang curcol tapi sekalinya ngomong, terkadang bisa  jadi nyebelin...*Weeee...

Emang sih semakin banyak objek yang udah kita lihat pasti semakin puas. Tapi yang namanya kepuasan gak akan berenti sampai di situ aja. Berasa kurang dan kurang....belom ke sana, belom ke sini...well gak ada habisnya. Apalagi kalo lihat temen udah kemana-mana. Sirik dalam arti positive pasti selalu ada.

Travelling itu biasanya dilakukan kalo udah suntuk banget sama kerjaan, atau ada hari kejepit yang mau dimanfaatkan. Bukan sampe menjadikan traveling segalanya, kecuali kalo kerjaannya jadi Tour Leader...hihihi. Dan memang hak seseorang kalo mau jadi fakir promo tiket, mungkin banyak waktu luang dan duitnya gak ber-seri. Silahkan saja...

Jadi termasuk traveler jenis apa kamu? Impulsif kah? C'mon wake up friend...traveler sejati itu gak impulsif.

Semakin cepat sadar semakin baik. Daripada terlambat di kemudian hari.

Agenda akhir tahun ini udah planning mau ke P. Bangka trus mau beli kamera DSLR, ke Vietnam 2 minggu, pertengahan tahun mau ke Aceh & Sabang plus Borobudur, libur lebaran mau ke Thailand, akhir tahun ke.....

*Shut up

Ternyata yang impulsif itu diri gue sendiri...HELP!
bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati

Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/impulsif#ixzz2CMTuIg55

November 07, 2012

hari minggu, rasa vietnam, di jakarta

Rencana liburan gue berikutnya pengen banget ke Vietnam. Dari Vietnam Selatan, Tengah sampai ke Utara. Dan semakin dipikirin, sayang banget kalo cuman explore sebagian doang. Terlalu banyak objek menarik yang gak bisa dilewatin begitu aja.

Di Vietnam Selatan ada City Hall, Reunification palace, Chu Chi tunnels, Post Office era Prancis, Ben Thanh Market buat belanja oleh-oleh, lalu ada Cao Dai Temple tempat ibadahnya beberapa agama sekaligus yang digabung menjadi satu agama baru...hmmm sangat-sangat penasaran terlebih Notre Dame Cathedral yang udah kesohor ke mana-mana. Kalau bisa sih gue mau ikut ibadah juga plus mau ngopi-ngopi di cafe depan katedralnya...mantap...

Vietnam Tengah ada kota Hue & Hoi An yang masuk daftar nya UNESCO World Heritage Site. Gila aja kan kalo sampai melewatkan yang ini.

Terakhir, Vietnam Utara ternyata gak cuman Ha Long Bay saja yang terkenal, tapi ada Ha Noi sebagai ibukota negara. Tam Coc, Ha Long Bay versi darat nya. Dan Sa Pa, kota yang topografinya dingin seperti di Puncak. 

Baru ceritain begini saja sudah bikin ngiler banget. Well, 2 minggu deh paling top untuk explore semuanya.

Namun sebelum semuanya terwujud, gue mencoba untuk menenangkan diri gue dengan cara makan makanan khas Vietnam. *Fiuhhh...


Cafe Cali Deli yang berada di FX centre F7, Sudirman menawarkan beberapa menu seperti Pasta, Soup, Dessert, Vietnamese Coffee. Tapi menu utamanya yaitu Toaster Sandwich yang rasanya boleh dicoba.

Setelah melihat-lihat buku menu terpilih lah Momogi Beef ( Toasted Banh Mi Filled With Meatballs Combinated With Melted Cheese Fresh Vegetable On The Side ). Roti nya garing renyah but not too crunchy dan dagingnya enak.


Menu kedua kami mencoba Spiced Chicken ( Toasted Banh Mi Filled With Chicken Grill Combinated With Fresh Vegetable On The Side ). Selain wortel, daun bawang dan ketimun ada juga daun ketumbar. Gue suka banget daun ketumbarnya. Rasanya tajam dan unik. Overall, enak banget sih.

Cuman sayang gak pesen kopi Vietnam-nya. Toasted & coffee make it perfect. Tapi karena masih terlalu pagi mending minum air putih saja deh.

Cali deli cafe yang punya 7 cabang ini tersebar di seluruh Jakarta. Satu hal, gue cuman komplain soal makannya karena gak disediain cutleries. Rada libet soalnya kalau makan pake tangan doang. Untuk harga memang lumayan lebih mahal dibanding 1 paket burger sekalipun, tapi worth it kok.

Di hari yang sama kami mampir ke Resto Pho 2000 di Pondok Indah Mall 2, tepatnya di lantai 3. Resto yang punya tag line " Pho for the President " ini ternyata pernah serving buat Presiden Bill Clinton. Makanya gak heran punya tag line seperti itu. Selain di PIM 2, resto ini ada juga di Senayan City.


Untuk starter kami pesan Chicken Spring Rol. Makannya sambil dicocol saus asem manis khas Vietnam. Yummy....

Variety menunya lumayan banyak, tapi tentu saja main course nya si Pho. Mie khas Vietnam ini tersaji dalam 3 ukuran dari Baby Pho, Regular sampai Large. 

Bila makannya dengan appetizer dan dessert, ukuran Baby Pho lumayan mengenyangkan. Beef ataupun Chicken-nya sangat enak. Rasa kuahnya sangat Vietnam dengan tambahan bean sprouts & basil leaves.


Lagi-lagi saya suka sama daun-daunan, walaupun rasanya sedikit menyengat. Basil leaves ini sangat berguna untuk antioksidan dan juga mengurangi resiko terkena kanker. *Wuidih...

Terakhir Prawn Mango Salad menjadi juaranya. Irisan mangga muda, onion dan juga udang yang digoreng setengah matang plus taburan kacang goreng dan irisan cabe merah menjadi penutup makan malam yang sempurna bagi kami.


Hanya sedikit disayangkan, udangnya gak dibersihin sempurna. Kalo Chef Juna lihat bisa-bisa makanan ini gak dimakan deh ( Lah kotoran si udang ini masih menjuntai dengan manisnya.) *Huh...

Secara keseluruhan sih oke lah, apalagi kalo minumnya Ice Tea bisa refill.

Untuk rasa, gak diragukan lagi.

Dari segi harga juga masih ok. Pembelanjaan makanan & minuman senilai IDR.150.000,- sebelum VAT kena disc 30% kalau pakai Danamon. *Horeeeee....

Benar-benar hari Minggu yang menyenangkan untuk dilalui. Kuliner rasa Vietnam dan seharian bersama soul mate di Jakarta. What a wonderful Sunday. *Tapi laen kali pesen ukuran Baby Pho ya sayang... hahahaha...

Hari Minggu, rasa Vietnam, di Jakarta.

Ah, malah semakin yakin pengen ke Vietnam. Solo traveling. 2 minggu pokoknya. Kerjaan gue di kantor cuman baca-baca blog orang yang udah ke Vietnam, nge print & baca di rumah sampai hapal....kek nya kalo gak jadi bisa gila kayaknya... -_-"

Japi kapannnnnnnnnnnnn? *Desperately...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...