Gak semua orang suka Madonna tapi gak sedikit juga orang yang memang bener-bener suka sama Madonna. Salah satunya adalah, gue. Bisa dibilang, dia adalah idola gue dari kecil. Gue tumbuh dan berkembang bersama Madonna.
Yang
gue inget, dulu tuh sering banget dia disumpahin pemuka agama karena gayanya yang
seronok dan aksi panggungnya yang gak segan-segan mempertontonkan adegan seks. Walaupun begitu,
lagu-laguya nge-hits abis. Ada karyanya yang bisa ditunjukin,
bukan cuman kontroversi semata.
Ngomongin lagu-lagunya,
emang enak dikuping. Ber-genre pop ballad dan terakhir-terakhir ada disconya. Lagu-lagunya kek
This Use To Be My Playground, You’ll See, Take A Bow, The Power Of Good Bye aja udah enak banget,
dengerin pake bass maksimal bisa jadi kepuasan tersendiri.
Gue punya
VCD bajakannya yang sempet gue beli jaman kuliahan. Isinya video klip lagu-lagu
hits-nya. Jelas gak original, gak seperti bff gue yang koleksi audio video-nya dari
CD, DVD, piringan hitam yang asli dengan harga yang cukup menguras kantong. Gue sih gak sirik,
gue merasa VCD yang gue punya udah cukup buat jadi immaculate collection.
Ngidolain seseorang itu gak mesti gila-gilaan. Walaupun gak tahu terlalu mendetail, secara garis besar sih tahu perjalanan hidupnya,
affair-nya, ngikut kaballah sebagai keyakinannya yang terangkum dalam biografi
yang sempet gue beli di toko buku.
Film Evita berhasil membawa dia mencapai penghargaan tertinggi bagi insan perfilman dunia
di kategori Best original Song. Film lainnya, Swept Away malah dihujat habis-habisan. Emang jelek banget,
sumpah.
Walaupun sampai sekarang masih terkenal tapi gue yakin,
jaman keemasannya Madonna itu pas Millenium tahun 2000. Album dan
video klipnya yang bertajuk sama, Ray Of Light masuk di nomor 2 sebagai video klip abad ini di channel
MTV. Nomor satu-nya Michael Jackson dengan video klipnya Bad.
Jaman gue awal-awal masuk kerja,
sempet kursus conversation Bahasa Inggris deket kantor. Waktu ngebahas idol,
tanpa ragu gue jawab “Madonna” disertai kerutan di dahi teacher-nya,
“Bukannya dia udah tua sekarang?” gitu nyautnya.
Idola buat gue tuh
yang punya jam terbang tinggi, gak cuman sebentar kedengeran trus ilang.
Bayangin dari kecil gue udah dicekokin La Isla Bonita & Who’s That
Girl? Lagu favoritnya tante gue.
Coba lihat Miley
Cyrus & Lady Gaga yang sekarang terkenal. Secara gak langsung mereka niru
Madonna dari segi stage act & controversy-nya.
Sampai beberapa waktu lalu, postingan Madonna di jejaring social yang mencoret-coret gambar tokoh terkenal dunia dan salah satunya mencoret gambar patung
Jesus of Redeemer. Ternyata tujuannya cuman mau promo album terbarunya. Penting gak sih? Beberapa komentar ngomong kalo tindakan ini terlalu jauh dan banyak dari mereka
yang berhenti mengidolakan Madonna. Salah satunya adalah gue. Ya, hari itu gue memutuskan untuk berhenti menjadi
fans Madonna.
Gue gak pernah mengidolakan seseorang sampai membabi buta dan di kala si idola melakukan sesuatu
yang salah, ada baiknya kalo kita gak ngikutin dan ngebelain.
Suatu hari,
lagi beres-beres koleksi CD/ DVD, nemu DVD bajakannya dan merasa kangen Madonna. Dalam hitungan detik,
suaranya langsung berkumandang di seantero kamar. Ah, cuman kenangan.
Dia gak pantas jadi sosok idola. Ada saatnya nanti gue bakal buang semua yang berbau
Madonna.Yang bajakan dan yang original. Hahaha...
Bff gue masih aja bikin
“Kaya” Madonna dengan terus membeli koleksi-koleksi originalnya, bahkan 2
minggu kemaren ngajakin gue untuk nonton konsernya nanti di
Thailand. Rasional tetep jalan. Masa musuhin temen sendiri gara-gara dia masih ngidolain
Madonna? Atau gue punya pengalaman tidak menyenangkan dengan cewe berhijab, ya masa iya jadi pukul
rata semua cewe berhijab bakalan jahat? Think Smart lah...
Back
to Madonna. Tadi sempet ke toko CD dan lihat cover Madonna yang bertajuk Rebel
Heart, mau tahu judul lagunya apa aja? iluminati, holy water, devil pray, messiah.
Mau jadi apa sih dia?
So,
masih mau ngidolain Madonna? Kiamat so dekat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar