Sebagai mahasiswa Akademi Pariwisata jurusan Perhotelan, sudah seharusnya mengenal dan mengerti industri ini lebih dekat.
Walaupun gue masih semester pertama, gue pikir harus sedari sekarang mengenal seluk beluk perhotelan. Apalagi bidang ini terbilang baru buat gue dan ternyata suka banget. Jadi gue sangat menikmatinya apalagi bagian senang-senangnya.
Berbekal lihat-lihat hotel di agoda akhirnya pilihan menginap kali itu jatuh pada Grand Royal Panghegar Hotel di Bandung.
Hotel lama yang direnovasi & dibangun kembali menjadi brand new hotel.
Berdasarkan lokasinya, hotel ini termasuk City Hotel karena berada di pusat kota. Dan berdasarkan jumlah kamar yang mencapai total 400 kamar, maka hotel ini termasuk above average hotel yang berada pada kisaran 300-600 kamar.
Kalau diklasifikasikan berdasarkan jenis tamu, hotel ini termasuk family hotel dikarenakan penghuni hotel rata-rata datang bersama keluarga.
Kalau diklasifikasikan berdasarkan jenis tamu, hotel ini termasuk family hotel dikarenakan penghuni hotel rata-rata datang bersama keluarga.
Aroma hotielier sudah sangat kental ketika memasuki lobby nya. Yang terlihat ada security, doorman dan juga receptionist.
Gue langsung ke bagian receptionist untuk proses check in. Yang keren itu meja reception-nya yang luas, clean, terang dan simple.
Tapi yang paling mencuri perhatian adalah sederetan wayang golek yang ditata rapi dari ujung yang satu ke ujung yang lain di belakang meja reception.
Tapi yang paling mencuri perhatian adalah sederetan wayang golek yang ditata rapi dari ujung yang satu ke ujung yang lain di belakang meja reception.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" sapa si receptionist sambil tak lupa menyunggingkan senyum.
Gue kan waktu booking untuk type kamar Deluxe New Condotel. Tapi dia meng-upgrade type kamar yang sudah dipesan sebelumnya menjadi Executive Condotel.
Hurahhhhh......i loved it....
Waktu gue tanya kok bisa? Katanya overbooked untuk yang kamar deluxe....ok deh. Sayangnya, gak ada porter yang bawain koper ke kamar.
Kamar 768 ternyata keren, perbedaan mendasar antara deluxe & executive yaitu pada luas kamarnya. Deluxe hanya 34 M2, sedangkan Executive mencapai 38 M2. Bed type Queen size, meja kerja serta ada bathrobe batik dan slippers dari anyaman menjadi perbedaan lainnya.
View kamar menghadap ke arah pool which is perfect.
Salah satu kenapa gue pilih hotel ini untuk berlibur adalah karena punya bathtub dan punya kolam renang yang lumayan besar.
Gue sangat suka air, berendem dan berenang menjadi hobby yang menyenangkan.
Yang menjadi perhatian di kamar adalah model gorden yang ditarik pakai batang yang menjuntai di ujung sebelah dalam tiap gorden. Biasanya yang gue tahu, gorden itu ditarik pakai tali dari ujung kiri atau kanan.
Selain gorden, yang tidak biasa adalah hangers-nya terbuat dari kayu dan stainless steel yang tidak bisa dikeluarkan dari lemari baju, hanya bisa dilepaskan bagian bawahnya untuk mengambil dan menaruh baju.
Di bagian bathroom, wuaduh kerennya....
Shower dengan kaca tembus pandang sepertinya sudah biasa, bathtub juga standar. Namun handuknya dibedakan sesuai kegunaannya, dari handuk untuk muka, untuk rambut dan juga untuk badan.
Toiletries-nya ada penambahan razor & shaving cream.
Asiknya nginep di hotel, jadi pengen punya kamar seperti di hotel yang nyaman, rapi dan bersih.
Nginep di hotel, harus nikmatin fasilitasnya jangan cuman diem di kamar.
Outdoor pool, sayang untuk dilewatkan. Airnya yang mempunyai tingkat ph balance cenderung hangat menjadi salah satu favorit gue.
Untuk makan malam sepertinya gue lebih memilih untuk makan di luar. Lokasi hotel yang strategis dekat dengan Braga Street memungkinkan untuk ke mana saja dengan berjalan kaki, tinggal pilih mau makan apaan. Makan restoran atau makan empire juga tersedia.
Pilihannya jatuh ke Warung Selera Idola, makanan kaki lima yang jualan pecel lele dan pecel ayam.
Harganya murah, kenyang dan nikmat, apalagi muka abangnya perpaduan Indra Bruggman & Evan Sanders. Mampus gak tuh? Hahaha...
Lokasi warung pecel lele Idola deket Alfamart, Jl. Suniaraja ( viaduct )...*Promo...silahkan copdar kalo gak percaya dan buktikan sendiri.
Udah beres makan balik lagi ke hotel. Mending ngamar daripada jalan-jalan di luar.
Pagi jam 6, pool udah rame aja. Sampe kedengeran di lantai 7. Hoahmmm....daripada uyek-uyekan mending breakfast duluan deh.
Menunya yang beragam dengan konsep buffet menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan untuk menginap di sini.
Yang jadi favorit adalah daging salami, pastrami & beef bacon sama homemade potato. Emang sih daging olahan udah gak perlu bumbu lagi karena pada dasarnya udah enak aja.
Selain itu ada salad, mie baso, lontong sayur, patisserie, bubur ayam, sausage, arem-arem & sop kacang merah.
Untuk dessert, gue paling gak bisa nolak untuk sepiring honey pancake dengan topping almond & raisin.
Gak heran sampe menghabiskan waktu 1,5 jam buat breakfast gila-gilaan. Dan karena kekenyangan jadi gak berenang lagi.
Waktu cepet banget berlalu, tiba-tiba udah mau jam check out aja. Buru-buru deh mandi & beres-beres bawaan.
Sampe receptionist, staff & seragamnya masih sama seperti yang kemarin tanpa efek capek. Yah memang harus seperti itu kalau kerja di bagian jasa. Gue juga musti belajar tentang ini.
Sekedar complain, ada piring kamar sebelah bekas makan malam atau breakfast yang sampai check out masih ada aja di depan kamar. Baunya itu loh...
Lalu di bagian balcony ada tiang almunium yang jarang dibersihkan karena masih berdebu. Where is the cleaning boy?
Sebelah hotel pas banget dengan perlintasan jalur kereta api. Kalau bisa, minta kamar yang menghadap ke pool saja bukan yang view pemandangan, bisa jadi tidur anda terganggu seperti beberapa customers comments untuk hotel ini.
Kalau ada dim sum untuk breakfast, sepertinya menjadi nilai plus.
Kalau ada dim sum untuk breakfast, sepertinya menjadi nilai plus.
Overall, gue sih suka. Untuk hotel bintang 4 boleh banget dicoba.
Soul mate gue aja sampe bilang, "Berasa orang kaya." Hihihi...
Biasa gue kalo liburan, untuk nginepnya palingan cari hostel atau hotel melati yang murah meriah. Tapi pas sekalinya nginep di hotel berbintang, gue bisa belajar dengan mengamati hal-hal di area hotel dan menjadi praktek yang luar biasa sebelum terjun ke dunia hotelier yang sebenernya.
Siapa bilang liburan itu hanya mengunjungi objek wisata? Hotel bisa menjadi salah satu weekend getaway di daerah perkotaan dengan menikmati fasilitas yang tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar