Dari majalah traveling, gue mendapatkan informasi kalau jalan-jalan tuh gak selalu lihat pantai atau explore kota saja tapi ada alternative lain contohnya bisa main ke yayasan khusus penampungan binatang terlantar seperti BAWA Animal Welfare Association di Bali.
Photo From Facebook |
Pas waktunya hampir tiba, gue sempet ngecek website-nya dan juga alamatnya. Sekedar mencatat jangan sampai nyasar, karena mungkin aja gak semua orang tahu tempat itu.
Ketika sampai malam harinya, kami disambut seorang perempuan yang ternyata Dokter Hewan. Semua hewan yang terdiri dari anjing dan kucing rata-rata sudah pada tidur. Rada gak enak juga sih, katanya kalau mau mampir seharusnya lebih siang. Ya, sempetnya sekarang mau gimana lagi, kami malah nanya ini dan itu yang dijawab dengan baik oleh si Dokter tersebut.
Dia bilang rata-rata yang datang berkunjung itu adalah turis mancanegara yang menyempatkan diri untuk menjadi volunteer, kalau yang domestik malahan jarang.
Oya, kalau mau volunteer harus punya sertifikasi pernah disuntik anti rabies....kirain buat doggie aja...ternyata orang pun perlu...karna kan asal muasalnya hewan tersebut gak diketahui darimana, anggaplah liar dan kalau sampe gigit kita pun sudah punya penangkalnya...
Oya, kalau mau volunteer harus punya sertifikasi pernah disuntik anti rabies....kirain buat doggie aja...ternyata orang pun perlu...karna kan asal muasalnya hewan tersebut gak diketahui darimana, anggaplah liar dan kalau sampe gigit kita pun sudah punya penangkalnya...
Kami juga dikasih lihat ruang untuk operasi bagi hewan yang membutuhkan perawatan tersebut.
Dokternya juga mempersilahkan kami kalau mau foto. Setelah dipersilahkan ya sudah, kamera gue langsung beraksi dengan lancar.
Sambil foto-foto, informasi pun mengalir lancar dari mulut sang dokter, sambil konsultasi juga kan di rumah punya doggie. Ternyata doggie gak boleh sering-sering dikasih makan hati, entah hati ayam atau sapi. Padahal di rumah setiap hari makannya itu. Deg-deg an jadinya.
Beberapa hewan yang cacat ternyata sudah pada diadopsi. Jadi kami sama sekali gak menemukan anjing-anjing cacat tersebut. Padahal salah satu alasan mengunjungi BAWA ya, pengen lihat mereka. Kalau lihat anjing kampung doang mah, cari aja di jalan, banyak banget, dimana-mana juga ada.
Oh ya, gak semua ruang boleh dimasuki loh, karena takut mengganggu.
Ada beberapa hewan yang harus di euthanasia bila diperlukan. Kondisi ini dilakukan bila hewan tersebut mempunyai kondisi yang memprihatinkan sehingga tidak layak hidup, Caranya dengan disuntik dan langsung mengenai jantungnya sehingga tidak merasakan sakit.
Ketika lagi foto-foto dan masih tanya jawab, ada seseorang yang kemungkinan pengurus BAWA berjenis kelamin perempuan dengan logat Jawa dan teriak-teriak dengan cara yang sangat tidak simpatik. Dia berteriak pada si Dokter kalau foto tidak diperbolehkan dan harus ada surat ijinnya. Mau gak mau foto yang tadi sudah diambil harus didelete disaksikan si dokter hewan. Keselnya bukan main...caranya itu loh...
Lah emang fotonya mau diapain sih? Kami kan perorangan yang peduli dengan apa yang sudah dilakukan BAWA. Datang dari jauh menyempatkan diri untuk melihat dan mungkin mau kasih donasi juga. Tapi, sekarang sih jangan harap!
Dokter hewannya sudah minta maaf sih atas ketidak nyamanan yang sudah terjadi, tapi kami sudah kesel banget dan langsung pulang. *Emosi
Sambil nunggu jemputan datang, kami berteduh di galeri penduduk setempat, tiba-tiba ada seseorang yang mengajak ngobrol dan menanyakan darimana...yah kami ceritakan semuanya deh.
Tanpa diminta dia langsung bercerita kalau baru-baru ini karyawan BAWA ternyata mengkorupsikan hasil donasi yang terkumpul. Kalau gak salah denger hasilnya mencapai 800 jutaan dan orangnya masih buron atau sudah ketangkep...lupa juga...
Setelah denger berita itu rasanya itu bukan gosip tapi memang terjadi. Lah dia juga ngapain ngegosipin hal begituan gak ada untungnya juga. Buat kami berita tersebut kami anggap sebagai pengetahuan saja. Ternyata oh ternyata....sungguh informasi yang sangat berguna dan lebih menarik daripada tour BAWA-nya sendiri.
Fiuh...untung belom donasi....yah walaupun kalau mau donasi juga gak sampe jutaan tapi kan teteup aja bisa kesel kalo ternyata hasil donasinya dikorupsikan. Niatnya baik malah disalah gunakan. Maen ke toko souvenirnya juga langsung pupus ....gak rela ngeluarin duitnya.
Oh, mungkin ini masalahnya si perempuan Jawa yang sakit jiwa itu, mungkin foto-fotonya takut digunakan untuk keuntungan sepihak.
Pikir-pikir ngapain juga ya ngurusin yayasan orang lain? Gak ada untungnya, mending ngurusin doggie gue di rumah yang bulunya lagi pada rontok.
Kebetulan tadi malem nonton On the Spot tentang 7 hewan yang menyelamatkan manusia. Salah satunya ada anjing yang nyelamatin orang dari peristiwa tabrakan. Orangnya selamat tapi anjingnya sendiri malahan cacat. Rahang atasnya harus diamputasi. Can you imagine? Dog without maxilla? without nose...gimana caranya dia ngunyah makanan coba?
Sedih banget lihatnya, serta merta gue langsung gendong doggie gue dan gue ciumin sambil membayangkan kalau dia pun harus kehilangan rahang atas dan hidungnya.....*Let me die....amit-amit coy...
Kabang, dog who save the owner, from Filipina. Photo from Facebook. |
Dengan pengalaman gue yang menyebalkan ini sepertinya males berhubungan dengan yang namanya animal welfare. Lagian mereka minta-minta sumbangan, gak tahu juga kan duitnya dipake apa. Pernah ngikutin salah satu Yayasan anjing di media sosial, terus dia ada kasih perincian keuangannya, biaya operasi sekian bla bla bla. Bisa aja kan mereka memanfaatkan rasa kasihan kita, biar pada nyumbang. Ya, kalo beneran, kalo korup dan dipake semena-mena? Gue pilih pura-pura gak tahu, gak mau tahu dan unfollow grup tersebut.
Don't care lah, lebih baik fokus sama peliharaan sendiri aja di rumah. "Eric....itu makan apa? bukannya udah dibilangin gak boleh makan sembarangan?"
Don't care lah, lebih baik fokus sama peliharaan sendiri aja di rumah. "Eric....itu makan apa? bukannya udah dibilangin gak boleh makan sembarangan?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar