tomok, batak cultural beauty

Tomok adalah salah satu desa di Pulau Samosir. Di sini kita bisa mengunjungi wisata budaya populer para wisatawan. Untuk mengunjungi semuanya hanya diperlukan waktu yang relatif singkat sekitar 2 jam saja. Kalo gak sempet menginap pun sepertinya gak masalah, mungkin malah bingung kalo malam tiba mau ngapain ya? Gue juga gak nginep di desa ini  dikarenakan waktu yang sangat mepet. So, ada apa aja sih di Tomok?

Yang pertama ada patung sigale-gale. Sejarah sigale-gale lumayan menarik untuk dibaca. Gue pikir patungnya itu ada unsur mistisnya. Ternyata, dulu memang ada, tapi sekarang udah gak lagi. Jadi pertunjukan patung kayu menari ini digerakan oleh tangan manusia dengan bantuan tali. Oalah, rada kecewa juga pas tahu itu. Kan lebih seru kalo show nya berbau-bau mistik gitu.

Untuk menggelar sigale-gale menari, pengunjung diminta saweran sebesar IDR 60.000,- Kalo dari satu rombongan udah terkumpul segitu ya udah pertunjukan dimulai. Gue aja sampe gak bayar untuk menonton pertunjukan ini. Lumayan banget...

Gerakannya sih ya begitu aja monoton doang dengan iringan musik khas Batak dari tape recorder yang dipasang pengeras suara tapi seneng aja akhirnya kesampean juga nonton sigale-gale.

Objek kedua, gue gak tahu apaan tapi menyerupai patung totem dari Irian Jaya. Gak ada orang yang bisa ditanyain juga....jadi ya harus puas dengan melihat tanpa ada informasi apapun. Apa ada dari pembaca yang tau? Boleh dong di share...

Yang ini adalah makam Raja Sidabutar. Sejarah makam Raja Sidabutar juga menarik untuk ditelusuri. Sempat browsing kalo ada makam yang asli dan replikanya tapi pas gue tanya sama penduduk lokal, katanya yang gue liat ini adalah yang asli. Terus kalau ini yang asli mana dong gajah yang ada disisi kiri dan kanannya? Hmmm membingungkan ya. Tapi menurut gue sih ini yang replikanya. 

Museum Batak ini berarsitektur Ruma Bolon, sebuah rumah tradisional tempat tinggal khas Batak. Bangunan museum ini memiliki ornamen yang khas. Pada dinding bangunan didominasi ukiran-ukiran berwarna merah, hitam, dan putih. Ketiga warna ini merupakan warna simbol spiritual orang Batak. Selain itu, pada dinding bangunan terdapat ukiran cicak dan empat buah payudara. 

Menurut kepercayaan masyarakat Batak, cicak bermakna sebagai perlindungan serta pesan kepada masyarakat Batak bahwasannya masyarakat Batak harus bisa berbaur dengan lingkungan di mana mereka bermukim. Sedangkan empat payudara diyakini oleh masyarakat Batak sebagai simbol seorang ibu atau tanah kelahirannya. 

Jadi, makna filosofis sesungguhnya dari ukiran cicak dan empat buah payudara itu adalah kelak bila orang Batak bepergian merantau kemana saja, hendaknya selalu ingat kepada kampung halamannya.

Koleksinya sih mungkin lengkap ya, dari ukiran, alat-alat pertanian, alat-alat perang bahkan ulos dan kerajinan tangan lainnya, tapi lagi-lagi di dalam museum ini pun gak ada orang yang bisa ditanyai. No clue everywhere....hadeuh...

Petunjuk arah di Tomok ini lumayan lengkap, jadi ya ngiter-ngiter sendiri juga bisa. Gak usah takut bakal kesasar soalnya muter-muter di situ aja. Saatnya beli souvenir dong buat oleh-oleh. Nah, tempat yang jual souvenir dari dermaga sampai ke dalam banyak banget. Rata-rata harganya sama, hanya saja harus tetap nawar sampe dibatas dia gak bisa turunin harga lagi. Jadi jangan langsung beli ya buat pembanding harga aja sih sebenernya.

Pernak-perniknya kurang lebih sama seperti di daerah lain. Kalo sering jalan-jalan di Indonesia sih yah gak bakalan jauh beda sama tempat lainnya. Yang membedakan paling tulisannya aja.

Setelah ngiter-ngiter Tomok kurang lebih 2 jam, dari dermaga ada yang jerit-jerit kalo ferry-nya bakalan berangkat ke Pelabuhan TigaRaja. So, gue sambil buru-buru belanja sambil lari-lari juga menuju ferry. Dan isinya ternyata orang yang sama dengan yang waktu berangkat tadi. Oalahh mereka juga ternyata udah explore semua tempat di Tomok ya.

Cuman gue gak sempet ke desa Tuk-tuk. Kata orang-orang sih kalo ke Samosir jangan lupa ke Tuk-tuk karena tempat itu yang paling indah di Samosir. Well, mau gimana lagi...

Di sini, sunsetnya lebih lambat dari biasanya, sekitar jam 18.30 pun masih bisa menikmati sunset. Sambil nyebrang ke TigaRaja, sambil menikmati sunset dari ferry. It was amazing....

Gue seneng bisa ke sini sendiri dengan modal nekat doang. Danau Tobanya keren, Samosirnya indah, sunsetnya bikin kangen dan ini adanya di Indonesia. Damn, I love Indonesia. Ayo, ke Danau Toba.