Banquet adalah pelayanan/ acara-acara istimewa atau special function yang kegiatannya dilakukan terpisah dari restaurant atau coffee shop. Pada umumnya, setiap hotel berbintang empat atau lima mempunyai beberapa ruangan yang siap untuk disewakan. Ada yang besar, menengah, kecil sesuai dengan kebutuhan yang menyewa.
Penjor as banquet decoration |
Training di hotel sebagai F&B Service di F&B department,
awalnya menjadi hal yang begitu menggairahkan. Ilmu yang sudah didapatkan di
kampus dapat dipraktekan dengan instruksi para senior dan bertemu langsung dengan
tamu yang sesungguhnya.
Restaurant, bar, lounge, room service serta banquet adalah outlet para F&B Service ditempatkan. Selama 6 bulan training di hotel, assignment gue ada di lounge, room service dan bar tapi pada prakteknya, kami harus support di tempat di mana dibutuhkan. Jadi merasakan semua outlet dengan job description yang gak jauh beda karena pada intinya F&B Service adalah memberikan pelayanan kepada tamu dalam hal makanan dan minuman.
Waktu itu, restaurant untuk tamu VIP sedang renovasi
dan dipindahkan untuk sementara ke lounge di mana gue ditugaskan. Otomatis
schedule dan job description gue ganti total. Itu gue jalani selama 3 minggu. Karena
gue gak kebagian di restaurant ya, gue manfaatkan sebagai tambahan pengalaman
dan mencoba untuk menikmati walaupun shift kerja dimulai pukul 05.30 pagi. Tamu hotel
breakfast pukul 06.30.
Canape |
Memangnya crew banquet sendiri gimana? Biasanya staff
banquet gak terlalu banyak. Mereka lebih suka mengandalkan tenaga training yang
nota bene gak dibayar atau pun kalo sangat urgent, maka mereka mencari tenaga
Daily Worker ( DW ) yang berasal dari SMK.
Flower |
Jamuan makannya bisa macem-macem, ada yang cuman satu
event doang, misal untuk dinner maka yang disiapkan adalah untuk keperluan
dinner di malam itu saja. Namun ketika ada perusahaan yang memakai jasa hotel
selama 3 hari untuk keperluan meeting regional, maka kami harus
mempersiapkan kebutuhan mereka selama hari-hari tersebut dari pagi sampai
malam. Dari coffee break di pagi hari, coffee break kedua menjelang siang,
lunch di siang hari, tea time waktu sore dan ditutup dengan dinner. Biasanya
dinner hari terakhir diadakan di tepi pantai atau di garden yang masih area
hotel dengan tema gala dinner.
Intinya, acara apa pun ya harus siap. Mau diadakan
pagi atau malam, indoor atau outdoor, sekedar meeting atau party, fisik harus
kuat, mental apalagi.
Secara garis besar, tugas F&B Service di banquet
adalah table set up sesuai menu dan acara. Kroco-kroco kek kami yang masih
training sih cuman tinggal tunggu suruhan dari senior. Table set up sepertinya simple tapi
pada prakteknya gak gitu. Round table yang cantik itu asal mulanya adalah upik
abu yang berasal dari ruang penyimpanan banquet yang harus dibawa dengan cara
digelindingkan menuju venue. Kalo venue-nya cuman di ballroom gak terlalu masalah,
karena dekat. Namun kalo acaranya berlangsung di pantai? Gelindingin deh tuh
meja ke pantai. Memang diangkat pake mobil pick up, cuman tetep musti diangkat
juga kan ke mobil dan nanti diturunin di sekitar pantai dan lagi-lagi digelindingin
di atas pasir menuju venue dimaksud. FYI, round table tersebut mempunyai diameter
yang kurang lebih sama dengan rentangan tangan orang dewasa.
Dinner beach party |
Selesai meja ditaruh ditempatnya, lanjut dengan kursinya.
Biasanya satu meja diisi dengan 10 kursi tapi tergantung arahan dari Team Leader.
Kadang hanya diisi 8 kursi saja atau sesuai kebutuhan. Adakalanya si Event
Organizer yang perpanjangan tangan dari si perusahaan juga ikut ambil bagian dalam
menentukan arahan set up.
Gala dinner at the beach |
Meja kursi selesai, tugas selanjutnya adalah pasang
cover table, cover chair lanjut dengan cutlery dan glassware. Terakhir finishing
touch dengan pemasangan rangkaian bunga, candle dan napkin. Semuanya disesuaikan
dengan tema acara, venue serta makanan dan minuman yang disajikan. Semakin formal
dan mewah, maka set up table lebih lengkap dan glamour.
Tidak semua staff atau yang mempunyai assignment di banquet hanya
bertugas ketika acara berlangsung. Bila acaranya malam hari, maka yang bertugas
pada pagi harinya adalah persiapan table set up sampai selesai. Staff sore harinya
bertugas meneruskan kekurangannya plus in charge ketika acara dimulai. Tugas F&B Service selanjutnya adalah clear up yaitu membawa piring, gelas
dan cutlery yang sudah dipakai tamu menuju ke station untuk dikumpulkan Steward
dan dibawa ke bagian Dishwasher begitu seterusnya sampai acara kelar dan bersih
tak berbekas seperti sedia kala.
Jadi mendingan kerja pas sebelum acara berlangsung
dong? Jawaban gue : enggak juga. Shift sebelum acara dimulai memang bawa
perlengkapan menuju venue sampai di set up menjadi cantik, biasanya pagi dan
siang hari di mana matahari sangat terik apalagi kalo acaranya di pantai. Bukan
cuman gosong tapi dehidrasi dan bisa pingsan angkat-angkat berat gituan.
Standing party at Taman Bhagawan |
Shift ketika acara dimulai hanya melanjutkan
kekurangan set up dari shift sebelumnya, clear up ketika acara berlangsung sampai
acara selesai yang seringnya over time dan juga beresin set up yang dipakai
plus set up barang-barang kitchen. Barang kitchen itu kek serving dish,
meja-mejanya plus décor itu juga termasuk. Enaknya, ketika acara selesai,
biasanya sisa makanan masih banyak, nah bisa makan deh sepuasnya.
Kadang-kadang saking acaranya berlangsung semaleman,
shift kedua ini gak clear up sampe kelar atau karena hujan dan sebab-sebab lainnya,
terus yang beresin lagi shift pagi keesokan harinya. Mau mampus kan shift pagi?
Pada akhirnya mah mau shift apa pun, kerja di banquet itu capek fisik, mental
dan perasaan. Shift kedua juga walau dapat makan sisa party, kalo lihat over
time-nya gak banget. Satu dua jam juga termasuk lumayan, lah training gak
dibayar. Mendingan DW kemana-mana, bayarannya 50 ribu. Itu juga termasuk
minim tapi mending kan ada upahnya.
Kurang ajarnya DW, udah dibayar, dapet makan sebelum
acara dimulai dan makan sisa party malahan suka kabur ketika shift-nya selesai
padahal acara masih belum berakhir dengan alasan besok musti sekolah. Belom
lagi, shift-nya selalu waktu acara berlangsung. Mana kerjanya gak maksimal,
masih lebih rajin yang training. Pernah ada event yang gak pake DW, dan
yang support banquet sedikit. Itu juga sama parahnya. Yang training selalu
menjadi pihak yang tertindas.
Gala dinner at ballroom |
Kalo schedule buat minggu depan udah keluar dan
ternyata harus support banquet, itu bisa bikin bad mood dari hari itu sampai
hari H-nya. Kalo boleh pilih mendingan gak ikutan tapi semua training yang
tersebar di semua outlet, rata-rata kebagian di banquet apalagi cowok, tenaganya
sangat diperas eh, dipakai.
Satu setengah bulan berada di banquet itu adalah mimpi
buruk yang ada di dunia nyata. Tidak demikian hal-nya dengan temen-temen yang lain yang
penempatannya memang di banquet untuk dua bulan terakhir training di hotel. Malahan
ada yang secara sengaja selama 6 bulan training di hotel, mintanya di banquet
dan dikabulkan.
Beberapa alasan yang menyebabkan banquet menjadi momok
dalam hidup gue :
The famous Taman Bhagawan |
Hari pertama di banquet, gue exciting karena diadakan
di Taman Bhagawan ( Venue finalnya ANTM cycle 20 ) tapi kerjanya ya Tuhan, anak training cuman gue doang, lainnya DW
semua, sory-sory deh jek gaul sama DW. Dari clear up-an yang gak abis-abis,
belom beberesnya, over time sampe 2 jam dan akhirnya gue kabur naik truk linen biar
cepet pulang. Nyampe kost jam 2 pagi. Mau modar.
Banquet berikutnya masih di Taman Bhagawan, dengan
tatanan set up long table di mana tamu duduk di kursinya masing-masing dan
pelayanannya secara American Service di mana dish berupa appetizer sampai
dessert sudah tersaji di piring, diantar secara selang-seling di kiri dan kanan
meja secara serempak dilanjutkan ke meja berikutnya sampai semua meja terpenuhi.
Baru rehearsal, gue udah dapet ancaman, “Matanya lihat gue, abis lu ntar” dari Assistant F&B Director. Menurut dia, gue mustinya jalan ke lorong kiri, bukan ke kanan. Menurut gue sih, gue gak salah, lagi kalo salah juga apa memang harus sampai ngomong gitu? Prakteknya pas acara berlangsung, yang penting semua tamu dapat makanan mau jalan ke lorong kiri kek, ke kanan kek gak peduli. Kacau dan kalau mau type service-nya seperti itu, tenaga service-nya harus lebih banyak. The best part : John Mayer live concert.
Baru rehearsal, gue udah dapet ancaman, “Matanya lihat gue, abis lu ntar” dari Assistant F&B Director. Menurut dia, gue mustinya jalan ke lorong kiri, bukan ke kanan. Menurut gue sih, gue gak salah, lagi kalo salah juga apa memang harus sampai ngomong gitu? Prakteknya pas acara berlangsung, yang penting semua tamu dapat makanan mau jalan ke lorong kiri kek, ke kanan kek gak peduli. Kacau dan kalau mau type service-nya seperti itu, tenaga service-nya harus lebih banyak. The best part : John Mayer live concert.
Di awal-awal, gak ngerti kenapa gue doang yang support
banquet, sisanya DW. Kadang DW gak ada, yang ada cuman senior-senior doang dan
gue yang musti beresin sisa-sisa dinner, itu pun seniornya pada kabur. Lah, gue
gak mau dong beresin berdua sama salah satu Team Leader. Gue udah kesel banget,
mana di pantai. Pantai itu medannya berat. Gue kabur, besok dimarahin ya urusan besok. Bener, besoknya
dimarahin, cuek bebek deh. Training kok bener-bener dikerjain, kalo mau fair, kerjain bareng-bareng dong, senior apaan kek gitu? Masa
awalnya lengkap, pas selesai pada menghilang. Bukannya kerjaan cepet selesai
kalo dikerjain bareng-bareng?
Property |
Gue pikir, yang
di ping-pong itu kalo kita ada di kantor pemerintahan tapi ini juga terjadi di
banquet. Senior A nyuruh gue bantuin Senior B, senior B malah nyuruh gue
bantuin Senior C. Kerja enggak, habis waktu buat hal gak penting. Mau tahu
kenapa mereka begitu? Mereka gak mau diganggu dan gak mau diawasi karena memang
kerjaan lagi gak banyak. Pertanyaannya : kenapa harus support banquet kalo lagi
sepi kerjaan?
Salah satu hari terburuk adalah ketika gue harus set up meja dan kursi di grand ballroom, berdua dengan salah satu senior. Bisa bayangin ada berapa meja dan kursi yang harus di set up? Kira-kira orang yang tepat untuk set up grand balroom harus berapa orang?
Ketika acara diadakan di udara terbuka, ada kemungkinan gagal karena faktor cuaca. Antisipasinya adalah double set up di outdoor dan juga indoor. Damn...
Salah satu hari terburuk adalah ketika gue harus set up meja dan kursi di grand ballroom, berdua dengan salah satu senior. Bisa bayangin ada berapa meja dan kursi yang harus di set up? Kira-kira orang yang tepat untuk set up grand balroom harus berapa orang?
Ketika acara diadakan di udara terbuka, ada kemungkinan gagal karena faktor cuaca. Antisipasinya adalah double set up di outdoor dan juga indoor. Damn...
Dinner at Peninsula |
Seringnya,
perbandingan tamu dengan service tidak sesuai, yang ada jadinya bagian service
harus kerja ekstra. Itulah yang menyebabkan kerjanya gak kira-kira. Atasan
mana mau tahu, yang penting acaranya sukses. Selama acara berlangsung, bagian
service itu harus terus jalan ngiterin venue mungutin piring kotor, sama sekali
gak boleh diam barang sekejap. Bisa bayangin itu sudah jalan berapa
kilometer selama acara berlangsung?
Pernah kejadian, ketika semua sudah beres di set up,
Director F&B Service gak suka dan minta diubah. Kami sudah mau muntah
dengernya, memangnya gak pake tenaga? Kenapa gak sebelumnya dibicarakan dulu sampai segala sesuatunya
final baru dieksekusi? Terkadang, seniornya yang sok inisiatif kerja duluan yang menyebabkan
set up harus diganti karena belum fix.
Banquet store |
Pernah gotong stage dari besi, itu berat banget dan
venue-nya di bar di lantai dua. Mau nangis gak sih? Kurang orang buat gotongnya Besok paginya,
disuruh gotong turun karena pas acara hujan gede, gak sempet clear up. Kejer gue. Ya,
Tuhan, dosa apa gue...
Bukan karena gak pengen capek loh ya, yang gue garis
bawahi kalo lingkungannya mendukung,
seniornya mau kerja sama dan proporsi kerja yang seimbang antara tamu dengan
bagian service sepertinya bakal lain ceritanya. Tapi kok yang lain
asik-asik aja di banquet? Ya, karena 2 bulan terakhir, training yang in charge
di banquet banyak banget, pantes pada betah. Ibaratnya kerja capek tapi
bareng-bareng sepenanggungan antar sesama training dan ikut Team Leader yang
enak diajak kerja sama. Yaiyalah pastinya. Bandingin dengan gue yang training
sendirian, DW-nya yang pada kabur dan gue yang harus beresin semuanya. Belom
lagi ketemu Apprentice songong yang bisanya merintah-merintah,
sedangkan dia santai cuman kasih instruksi dan jadi bartender.
Set up romantic dinner |
Sekedar saran, senior juga gak sepantasnya under
estimate para training, apa salahnya sih bekerja sama dan menciptakan suasana
yang kondusif selama jam kerja berlangsung? Tanpa training, memang para senior
sanggup kerja sendiri?
Sebaiknya, training yang support banquet juga diatur
schedule-nya dengan baik, tenaga training kan banyak, mbok ya gentian, ada yang gak pernah support banquet selama training. How lucky...
Selain itu, pihak hotel jangan pelit buat bayar DW dengan kriteria mau ngikut aturan dan mau kerja. Bukan cuman mau duitnya doang.
Barang-barang kitchen, kenapa gak kitchen yang
beresin? Masa semuanya bagian service? Bayangin angkat freezer segede gaban?
Service sama Product bukannya department yang terpisah? Tugas service harus
diperjelas dong!
Xmas for orphan |
Walau begitu, bukan berarti gue gak ngerasain asiknya
di banquet. Selain bisa makan makanan hotel, kelebihan lainnya adalah waktu
bergulir cepat ketika acara sudah dimulai, tahu-tahu sudah kecapean dan
waktunya pulang. Selain belajar set up dan decor, bisa tebar pesona dan ngecengin tamu
yang cakep, dan lumayan seneng kalo tamunya puas sampe thank you berkali-kali sama
pelayanan gue. Lihat perform artis juga lumayan asik walau jarang banget sih. Sayangnya kalo di banquet, gak dapet tips, kecuali bartender, itu juga gak
selalu dapet katanya.
Yang paling berkesan banget waktu menjamu grup bule yang demen banget minum. Si tamu ini jalan ke arah bar dan minta 2 gelas white wine sama gue. Gue pikir 2 gelas itu buat dia semua, gak tahunya yang satu buat gue. Kami berdua bersulang dan kami minum bareng. Bule emang jagonya party dan tahu light up the night. Dari situ, gue jadi demen white wine. Sebut saja Oddfellow, Working Dog, Artisan, Cape Discovery...mantap, gan...gue lebih suka wine dibanding spirit.
Apalagi ya asiknya di banquet? Itu doang deh, makanan hotel juga kalo makanannya enak, kalo rasanya biasa mah apa atuh kelebihan di banquet?
Yang paling berkesan banget waktu menjamu grup bule yang demen banget minum. Si tamu ini jalan ke arah bar dan minta 2 gelas white wine sama gue. Gue pikir 2 gelas itu buat dia semua, gak tahunya yang satu buat gue. Kami berdua bersulang dan kami minum bareng. Bule emang jagonya party dan tahu light up the night. Dari situ, gue jadi demen white wine. Sebut saja Oddfellow, Working Dog, Artisan, Cape Discovery...mantap, gan...gue lebih suka wine dibanding spirit.
Apalagi ya asiknya di banquet? Itu doang deh, makanan hotel juga kalo makanannya enak, kalo rasanya biasa mah apa atuh kelebihan di banquet?
What do you expect? Cuman training sih banyak gaya. Training itu gak dibayar dan diperes tenaganya semaksimal mungkin. Kenyataan yang menyakitkan demi selembar sertifikat...
Anyway, kelar training, berat badan gue turun 10 kg selama 6 bulan. Gue gak tahu harus bangga apa miris dengan pencapaian ini. Belom luka di sana sini akibat terbentur dan lain sebagainya.
Apa pun makanannya, minumnya teh botol sosro...Apa pun outletnya, banquet tak terhindarkan...
Anyway, kelar training, berat badan gue turun 10 kg selama 6 bulan. Gue gak tahu harus bangga apa miris dengan pencapaian ini. Belom luka di sana sini akibat terbentur dan lain sebagainya.
Apa pun makanannya, minumnya teh botol sosro...Apa pun outletnya, banquet tak terhindarkan...
Sudah berapa tahun dibanquet mas?
BalasHapus