Kabupaten Belitung Timur memang belum segemebyar dan seceria Belitung, tapi sayang kalau sudah ke Belitung tapi tidak dikunjungi bukan?
Perhentian pertama adalah Vihara Kwan Im, dekat dengan Pantai Burung Mandi. Vihara ini lumayan terkenal, dan pengunjungnya juga gak cuma dari daerah Belitung saja.
Lokasi vihara ini berundak seperti sawah-sawah yang ada di Bali, dengan puncaknya vihara utama.
Gak berapa jauh dari situ keliatan Pantai Burung Mandi, dengan logo-nya sepasang burung. tentunya gak lagi mandi burungnya, tapi lagi pose...hihihi.
Sepi banget pantainya nyaris gak ada pengunjung. Sejauh mata memandang hanya pasir yang bertekstur setelah air laut pasang dan laut yang tenang. Gak banyak yang bisa dilihat, kalau cari batu granit pun dipantai ini juga gak ada.
Hanya sekitar 2 jam dari Belitung, sampailah di ibukotanya yaitu Manggar. Manggar dikenal sebagai kota dengan 1001 warung kopinya, yang buka bergiliran 24 jam. Kami sempat coba ke sembarang warung kopi secara acak, harganya cuman Rp. 5000/ gelas. Rasanya sedikit asam juga manis. Gue pribadi memang gak begitu suka dengan kopi yang bener-bener kopi karena terkadang suka sakit di maag. Eh, minum kopi di warung ini langsung deh yang punyanya pada keluar semua ngeliatin kita. Ampunnn...
Udah di Belitung wajib kayaknya beli kopi bubuknya, driver kami langsung tanya-tanya dan sampailah kami ke warung kopi Ayung. Ternyata si Oom ini yang maen Laskar Pelangi/ Sang Pemimpi, tapi gak ngeh walaupun udah nonton filmnya, gak tau juga perannya jadi apa...PR banget dah, penasaran...sempet ngobrol tentang keterlibatannya dalam film tersebut. Katanya dulu waktu syuting, kayak Riri Riza, Mira Lesmana nongkrongnya ditempat dia. Trus kayak parabola dicopot sementara sewaktu syuting...kan jaman dulu belom ada parabola.
Seru-seru cerita ama si oom, di warungnya itu ada anaknya kali ya...cakep banget...jadi beli kopi lagi deh sambil ngobrol-ngobrol. Kali ini nyoba es kopinya deh, harganya cuman Rp. 4000. Kalau yang panas malahan Rp. 3000. Wah warung kopi yang pertama aji mumpung banget...udah ngeliatin terus, ngemplang juga harganya...untung ga sempet bagi-bagi tandatangan juga...tambah rugi hihihi.
Hari semakin siang, kami mampir dulu mengisi perut di Resto Fega, tempatnya menarik. Interiornya seperti kapal lagi berlabuh dengan danau yang menenangkan di belakang resto. Makanannya juga lumayan lah seafood gituan, hanya saja piringnya masih kotor, ada sisa nasi yang berkerak tidak bersih dicuci. Hadeuh, joroknya...
Pantai kedua yang kami kunjungi yaitu Pantai Punai. Pantai paling ujung di Selatan pulau Belitung.
Walaupun jauh banget, ini emang pantai wajib buat kami, karena setelah search Google, pantai ini yang paling menarik dibanding pantai lain yang ada di Belitung Timur. Deretan pohon kelapa sepanjang pantai bikin teduh mata memandang.
Batu granit masih ada di Pantai Punai ini walaupun skalanya masih kecil dan gak gitu besar bentuknya. Eh, hujan bikin mendung aja nih tapi masih keliatan cantik kok pantainya.
Masih banyak pantai lain yang ada di Belitung Timur ini, tapi gak semuanya bisa dikunjungi dalam 1 hari saja.
Untuk objek wisata yang lain seperti Bendungan Pice ataupun Sekolah Dasar Gantong seperti di film Laskar Pelangi memang sengaja tidak kami datangi, karena kami lebih tertarik dengan pantai.
Belitung Timur sebenarnya kaya akan wisata bahari juga menawarkan sesuatu yang berbeda, kesunyiannya bikin penasaran sekaligus tak terjamah. Tapi kalau Pemda setempat mau berbenah, bukan tak mungkin akan seramai Kabupaten Belitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar