Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Desember 22, 2015

season greetings : there’s still angel on earth


Setelah tahun kemaren gak pasang pohon natal karena gue lagi di Bali, tahun ini gue udah ancang-ancang untuk kembali menghiasnya. Masih ala Ace Hardware dengan tema Bloody White. Maksud gue merah putih sih tapi keknya cocok dengan pengalaman hidup gue yang cukup berdarah-darah di tahun ini.

Setelah pohon menjadi indah, seperti biasa, gue langsung bikin photo shoot sama doggie gue. Kali ini, gue beliin bando dengan aksesoris ala angel. Waktu lihat di Ace Hardware aja udah bisa bayangin lucunya nanti setelah dipakein. Dan bener banget, hasil akhir fotonya bikin hati meleleh.

Kalo tadi ngomongin doggie gue, my beagle angel, sekarang kita omongin angel yang lain. Beberapa hari yang lalu, temen gue, Meri ngajakin ketemu di mal, gue pikir ok aja. Udah ketemuan, malah buru-buru keluar dari mal, katanya ditunggu Keti di depan.

Gue masih bertanya-tanya, bakal dibawa kemana nih gue. Palingan kan ke McD di kota. Mereka masih rahasia-rahasiaan di depan gue, dan gak ada petunjuk sama sekali sampai parkir di daerah Bandengan dan tiba-tiba ada motor berhenti sambil bawa kardus gede berisi...nasi bungkus.

Hmmm, dari situ langsung sadar, oohhh mau bagi-bagi nasi bungkus toh. Yaelah, susah amat sih tinggal ngomong dari awal. Tanpa sadar langsung excited karena belom pernah.

Melihat kebelakang, sejujurnya gue suka sama aksi-aksi sosial, cuman belom pernah terjun langsung dan gak punya channel-nya. Palingan nyumbang duit ke Gereja dan itu pun gak tahu kan kelanjutannya gimana. Pengalaman lainnya pernah sih maen ke suatu yayasan di mana anak-anaknya menderita cacat, nyumbang sedikit duit yang ada di kantong dan berasa hepi. Itu doang.

Kali ini beda, kita keliling Jakarta dan langsung kasih nasi bungkus buat orang-orang yang kelihatannya membutuhkan. Lewatin Mangga Besar, keluar Pecenongan, masuk Sawah Besar, lanjut ke Beos, lewat Glodok dan Gajah Mada, Tanah Abang lanjut Cideng. Ketemu bapak-bapak tua bawa gerobak, langsung sapa dan kasih nasi bungkus dan baju-baju bekas yang masih bisa dipake.

Gak terasa hari sudah maghrib, dan masih ada nasi bungkus yang belom sampe ke pemiliknya. Katanya, biasanya sih mustinya udah abis, tapi karena hujan, mungkin pada ngumpet.

Pokoknya ada orang dorong gerobak dengan penampilan pemulung, langsung kita samperin. Beberapa diantaranya udah gak kaget lagi, tapi masih ada yang bengong juga.

Karena pada udah kebelet, cuaca dingin dan kelaparan akhirnya kami mangkal di McD Kota, sekedar istirahat bentar. Jangan salah, kita cuman stay di parkirannya dan makan nasi bungkus, bukan makan McD. Hahahaha...

Dan kayaknya baru kali itu, gue minum dari plastik yang biasa suka dilakukan sama sopir-sopir angkot. Sesuatu banget dah…

Beres makan, langsung lanjut ke Pintu Air untuk bagi-bagi nasi yang masih tersisa.

Pengalaman hari itu sungguh berkesan. Buat sebagian orang mungkin biasa dan pasti ada juga yang melakukan hal yang sama seperti kita, mungkin dengan skala yang lebih besar tapi tujuan kami cuma ingin berbagi kasih dan bukan seberapa besar kami sudah memberi.

Tuhan kasih berkat buat gue berlimpah, kenapa gue gak salurin lagi secara live, dimana kita bisa langsung berinteraksi dan gak cuman sekedar baca buku PPKN. Senangnya gak bisa diungkapkan kata-kata, walaupun kali itu, gue sama sekali belom keluar duit, tapi next gue pasti join.

Thank you buat Meri & Keti yang udah kasih gue pelajaran berharga di hari natal ini. You’re angels on earth, without wings of course. God bless you, abundantly.

Gue bersyukur, hidup di dunia ini dengan beberapa malaikat yang ada di hidup gue, membuat hidup ini jauh lebih berarti dari sekedar jalan ke mal dan belanja barang-barang branded.

Satu hal lagi, gue udah mempraktekan kasih yang ditanamkan Bapa di Sorga dan membaginya dengan orang-orang yang kurang beruntung.

Have you spread the love this season? Merry Christmas, everyone.

Desember 11, 2015

babeh


Buat sebagian orang, panggilan pada orang tua laki-laki biasanya memanggil dengan sebutan ayah, papa, daddy, atau papi, tapi gue memanggilnya dengan sebutan babeh.

Dengan usia gue yang sekarang ini, babeh terlihat menua dengan cepat. Rambut putihnya sudah menipis dan gagahnya sudah berkurang jauh bahkan kegiatannya sudah berkurang banyak, lebih banyak di rumah.

Di masa mudanya, menurut cerita mommy, dia tuh termasuk yang digandrungi banyak perempuan dan yang akhirnya berhasil merebut hati babeh gue ya si mommy.

Gue sih gak mau cerita yang terlalu pribadi di sini, lagian sama babeh gak pernah cerita yang terlalu serius atau deep conversation. Sesekali pernah tapi itu juga masih di permukaan. Dia memang bukan type papa yang hangat, lebih ke arah cuek dan kurang lebih sifat itu menurun ke gue.

Walaupun terkesan cuek, terkadang kalo dia melakukan sesuatu yang menurut gue diluar nalar, gue suka terkagum-kagum sendiri. Kemarin, sepatu kets gue jebol depannya, gara-gara dicuci, eh, paginya gara-gara gue mau pindah ke Jakarta, tuh sepatu udah rapet sendiri, abis dikasih lem. Omaigat, gue sampe berderai-derai sendiri. Gue aja belom tentu mau ngurusin kesusahan orang lain kan?

Sampe akhirnya, dia sempet jatuh dari tangga waktu mau tebang pohon. Udah gitu diem aja gak dirasa. Tahu-tahu pas di rumah sendiri, pingsan gak ada yang tahu. Kalo bukan kebaikan Tuhan, mungkin babeh udah gak ketolong. Untungnya masih ada tetangga yang peduli, padahal gue kesel banget sama tetangga itu, karena suka buang puntung rokok di halaman rumah gue. Kalo cuman sesekali mungkin ya udahlah, ini kalo abis disapu, itu punting bisa dapat 2 bungkus rokok. Kan gak tahu diri namanya.

Tuhan memang hebat, punya skenario yang memang gak menang di ajang Academy Awards tapi bisa mendamaikan kami dengan cara yang diluar nalar. Gue yang malah berhutang budi sama dia.

Denger berita babeh masuk UGD, berasa kejang-kejang. Takut sepertinya menjadi perasaan gue saat itu. Takut kehilangan karena gak ada yang tahu umur seseorang. Malamnya gak bisa tidur dan memohon pada Yang Kuasa agar penyakitnya disembuhkan.

Baru keesokan harinya, gue baru sempet jenguk babeh di Rumah Sakit. Memang sudah ke luar dari UGD da nada di ruang pemulihan, tapi selangnya itu dimana-mana. Dikasih infus, tambah darah, selang obat dan entah selang apalagi. Lihatnya aja sedih banget. Dari mulutnya keluar cerita kalo tulang ekornya patah, dan lambungnya keracunan obat. Itu diagnosa dokter tapi kalo general check up pasti lebih banyak lagi penyakitnya, apalagi babeh perokok aktif.

Disaat yang bersamaan, bokap temen gue juga masuk Rumah Sakit, abis operasi katanya. Jadilah hari itu, gue sempetin juga nengok mereka di Rumah sakit yang berbeda.

Di sana, kami ngobrol-ngobrol sama temen gue, tukeran cerita sakit apa sampe nangis bareng untuk masing-masing orang yang dikasihi.

Kapan pun waktunya, siapa pun juga tak akan pernah siap ditinggal pergi orang tuanya. Gue tidak, temen gue juga tidak. Jadi inget, temen gue yang yatim dari semenjak SD, ada juga yang dari SMP. Gue aja yang udah bangkotan gini, masih ngerasa belom bisa bahagiain mereka.

Makanya, kalo masih punya orang tua, harus disayang. Apa pun kesalahan mereka, ampunilah dan lakukan rekonsiliasi. Waktu yang masih tersisa, lakukan yang terbaik untuk mereka. Gak punya orang tua itu bukannya bebas, tapi sengsara. Kasih orang tua selalu sepanjang masa. Doakan selalu mereka, agar selalu sehat senantiasa.

Minggu kemarin, bokap temen gue akhirnya menyerah, dia berpulang kepada penciptanya. Selamat jalan Oom Tatang, bahagia di sana ya.

So, masih mau kehilangan orang tua dengan menyisakan penyesalan dibelakangnya? Pikir dua kali, karena gue yakin sakitnya bakalan double.

Until then, love them like tomorrow never comes, make every single day is precious between you & your parents. God Bless You.

November 18, 2015

ecstasy at maple plate, binus

Green Tea Almond ( 18 K )


Smoked Beef ( 20 K )

Manggo Cheese ( 16 K )

Maple Special ( 16 K )

Strawberry Cheese Waffle ( 17 K )

Banana Chocolate Pancake ( 16 K )

The Atmosphere

Me in black
Pancake menjadi salah satu cemilan favorit gue sejak beberapa tahun lalu. Ringan, menyenangkan bahkan mengenyangkan dan selalu bikin bahagia sesudah melahapnya.

Di daerah Kampus Binus Syahdan, terdapat kedai pancake dengan harga mahasiswa tapi enak. Namanya Maple Plate.

Variant-nya macam-macam dan bisa pilih mau pancake atau waffle. Yang bikin asik tentu saja toppingnya yang beraneka macam.

Abis pulang gawe, biasanya gue suka mampir, sekedar melepas penat dan mencari guilty pleasure. Kebanyakan yang makan di sini, cewe-cewe atau couple atau TTM, belom pernah lihat yang cowo ama cowo. Kalo sampe ada, bisa dipastikan kalo mereka totally gay. Hahaha...

Gue sih setiap makan di sini selalu sendiri sambil selfie dan me time banget. If you lucky, you’ll meet me there with green tea pancake before me sambil sibuk foto-foto. Hahaha...

November 07, 2015

25 tahun mencintai nicole

Kidman of course...

Nicole Kidman...Si cantik fashionable asal Australia yang selalu wara-wiri di red carpet gara-gara sering jadi nominee di film-film yang dia bintangi.

Mencintai aktingnya yang tertuang dalam layar lebar, dan filmnya yang rata-rata berbobot. Berikut beberapa film-filmnya yang sempet gue tonton dan akan selalu menunggu kemunculannya di tukang dvd bajakan hahaha...


Days of Thunder ( 1990 )
Di awal karirnya, Nicole terlihat masih berjuang dalam berakting di depan kamera. Dengan rambut keriting ala Mariah Carey, dia mencoba meyakinkan penonton sebagai dokter yang merawat Cole Trickle ( Tom Cruise ), seorang pembalap mobil dari cedera parah yang dialaminya dalam kejuaraan sirkuit mobil.

Bintang di film ini bukanlah dirinya ( cek aja posternya ), membuatnya tenggelam dalam nama besar Tom Cruise tapi melalui perannya ini namanya mulai dikenal dan dikabarkan mereka kedapatan cinta lokasi dan berakhir di pelaminan.


Far and Away ( 1992 )
Banyak film yang dibintangi Nicole Kidman dan Tom Cruise, salah satunya adalah film epik romantis Far and Away. Keduanya diceritakan dari Irlandia dengan cita-cita yang sama tetapi berasal dari strata sosial yang berbeda. Tanah menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan di jaman itu sehingga mereka berani mengadu nasib ke Boston, Amerika demi mewujudkan cita-cita dan harapan mereka.

Film ini menyuguhkan cerita yang gampang disukai setiap orang, ditimpali dengan pemandangan yang memanjakan mata juga chemistry yang meyakinkan antar keduanya menjadikan satu dari sekian banyak film romantis yang menjadi favorit gue.
 

The Portrait of a Lady ( 1996 )
Film dengan setting jadul gak selalu ngebosenin. Di film ini kita bisa melihat karakter yang dimainkan Nicole Kidman dari seorang yang arogan, jual mahal dan mempunyai harga diri yang tinggi, berubah menjadi depresi, tertekan dan dingin.

Berkisah tentang Isabel Archer yang terbang dari Amerika menuju Inggris untuk mencari calon suami bagi dirinya. Malang baginya, dia salah memilih suami yang ternyata hanya mengincar hartanya dan mempunyai masa lalu yang berdampak menyakitkan di masa sekarang.


Eyes Wide Shut ( 1999 )
Gue bisa bilang ini salah satu film cult terbaik yang pernah gue tonton. Film garapan Stanley Kubrick ini sarat dengan muatan sex tapi bukan itu yang bikin gue suka, melainkan inti sari ceritanya yang bilang, kalo udah punya pasangan gak usah selingkuh deh.

Gue juga yakin kalo organisasi rahasia kalangan atas yang selalu menggelar pesta sex secara masal ada dimana-mana. 

Nicole Kidman kembali dipasangkan dengan Tom Cruise. Lagi-lagi di film ini bukan Nicole yang menjadi bintangnya melainkan Tom Cruise.

Sebagai suatu tontonan drama erotik campur thriller psikologi dan sebagai pengetahuan belaka, mata gue benar-benar terbuka tapi untuk kehidupan nyata, sebaiknya jangan ditiru. 


Moulin Rouge ( 2001 )
It’s about Paris, enchanted boy, drama, spectacular-spectacular, romantic, musical, best costume design, best art décor, nominee best actress, nominee best picture, choreography, pop music, sound of music, like a virgin, come what may, our song, soundtrack, diamond, can-can dancer, courtesan, Satine, young writer, Maharaja, Green Fairy, bohemian,India, theater, good chemistry, Nicole Kidman, Ewan Mcgregor, Jim Broadbent, Baz Luhrmann, the greatest thing you’ll ever learn is just to love and beloved in return, freedom, truth, beauty, love, tragic, dying and sad ending.

The Others ( 2001 ) 
Nonton film ini sekali, gak bakalan lupa deh, dijamin! Lepas 15 tahun aja, gue masih inget walaupun secara detail sih enggak terlalu, tapi endingnya dijamin inget forever.

Waktu film ini tayang, gue nonton di Pasaraya Blok M dan lo tahu? Temen gue salah mengartikan endingnya. Omaigat...Itu kan obvious banget, tapi ya sutralah, boleh dong beda!

Nonton ulang film ini di dvd, lumayan seru, gue lebih fokus sama detailnya bukan ceritanya, karena gue udah tahu jalan ceritanya?

Di film ini, Nicole Kidman mendapatkan beberapa awards sebagai Best Actress. Bravo.

 
Birthday Girl ( 2001 )
Ceritanya memang menarik tapi tidak menampilkan aktingnya yang terbaik. Berbagi peran dengan Ben Chaplin, seorang yang monoton dalam kehidupan kesehariannya sampai datanglah Nadia ( Nicole Kidman ) yang berasal dari Rusia. Akhirnya, kehidupan Ben lebih hidup dengan Nadia yang berada disampingnya. 

Yang mencuri peran di sini adalah saudara Nadia dan temannya yang diperankan oleh Vincent Cassel, yang dikenal sebagai mentor Nina, penari balet di Black Swan dan Mathieu Kassovitz sebagai kekasih Audrey Tautou di film Amelie.


The Hours ( 2002 )
Tiga cerita dari masing-masing jaman yang berbeda, disatukan oleh novel berjudul Mrs Dalloway karya Virginia Woolf yang bertema feminis, cherish life dengan akting brilian Julianne Moore, Meryl Streep dan Nicole Kidman.

Selain ceritanya yang berkesan, gaya penyutradaraan yang imaginative  membuat film ini tak bosan ditonton puluhan kali. Film ini juga menghantar Nicole Kidman pada jajaran top actress Hollywood dengan membawa pulang patung Oscar di kategori Best Actress. Stephen Daldry sebagai sutradara The Hours dikenal melalui film lainnya, Billy Elliot.


The Stepford Wives ( 2004 )
Film fiksi dan penuh warna menjadi kekuatan film ini. Ceritanya memang bukan sesuatu yang biasa, semuanya diceritakan sempurna dengan masing-masing keluarga yang harmonis dan baik-baik saja.

Ternyata yang kelihatan baik di depan ada sesuatu yang disembunyikan di belakang. Drama satir ini lumayan segar ditonton sesekali kalau pikiran lagi kusut tapi tidak berkali-kali karena penjahatnya udah ketahuan kan...


Birth ( 2004 )
Bercerita tentang seorang anak yang tiba-tiba mengaku menjadi titisan mantan suaminya yang sudah meninggal. Serta merta kehidupan Anna ( Nicole Kidman ) dilanda kebingungan karena dia masih sangat mencintai suaminya itu. Di lain pihak, Anna sudah mempunyai seseorang yang akan segera menikahinya. Akankah si anak tersebut memang benar jelmaan suaminya?

Secara pribadi, gue gak terlalu suka filmnya tapi kritikus film memuji film ini karena ceritanya yang tidak biasa yang mengangkat tema misteri psikologi.


Bewitched ( 2005 ) 
Gue masih inget nonton film ini di bioskop A, nonton sama si B, dan waktu itu kerja di PT C. Waktu film berakhir, gue sempet nanya sama si B, gimana filmnya? dan si B bilang filmnya bagus.

What? Kalo ada pilihan laen, gak usah nonton film ini deh. Masih lebih bagus versi TV nya kemana-mana.

Ceritanya ya gitu aja sih dan yang bikin jelek tuh chemistry antara Nicole Kidman & Will Ferrell, totally zero chemistry.

Pulang dari bioskop, ngerasa buang-buang duit udah nonton film paling gak penting dalam idup gue padahal filmnya Nicole Kidman gitu loh... kadang-kadang gak jaminan juga ya film dengan casting aktris besar & mahal ngebikin bagus filmnya.


Margot at the Wedding ( 2007 ) 
Salah satu film drama ringan nan mengesankan yang diperankan antara Nicole Kidman, Jennifer Jason Leigh & Jack Black. Walaupun bukan yang terfavorit, tapi drama yang ceritanya bisa terjadi pada siapa saja ini lumayan memukau dengan kemampuan akting ketiganya yang membuat film ini layak untuk ditonton.

Margot ( Nicole Kidman ) adalah seorang penulis yang sedang mengunjungi adiknya, Pauline ( Jennifer Jason Leigh ) yang akan segera menikah dengan Malcolm ( Jack Black ). Konflik ketiganya menjadi kekuatan dari ceritanya yang penuh dengan dialog menggelikan dan bodoh.

Adegan lucu di film ini adalah ketika Margot menyetujui untuk naik ke atas pohon dan gak bisa turun tanpa bantuan petugas pemadam kebakaran.

Must see movie i guess, especially if you love drama very much.


Australia ( 2008 )
Film berdurasi 2 jam 40 menit ini menceritakan tentang peternakan sapi yang berada di Australia.Penyuka steak import pasti seneng banget makan sirloin asal Australia bukan? Namun, drama romantis ini gak cuman menceritakan persaingan antar peternak sapi tapi juga kehidupan suku asli Australia, yaitu Aborigin. 

Sepanjang film ini diiringi lagu Over the Rainbow dari OST Wizard of Oz. Pemilihan lagu ini termasuk tepat mengingat pemandangan yang ditangkap kamera memang spectacular. Setelah film berakhir, rasanya pengen banget sebulan berada di padang pasir Australia, tidur di bawah bintang, safari melihat kangguru, camping di alam liar dan menunggu matahari terbenam.


Nine ( 2009 )
Kalau ada film musikal yang membosankan dan jelek, udah pasti Nine. Beda jauh dengan Moulin Rouge atau Chicago atau Dreamgirls yang bergema di ajang Academy Awards. Castingnya sih jangan ditanya, full bintang top, inti ceritanya juga lumayan bagus tapi mungkin karena kebanyakan bintang dan harus berbagi scene yang padat, secara keseluruhan menjadi berantakan. Dan point terpentingnya, film musikal tanpa lagu yang enak di telinga sepertinya kesalahan terbesar. Keindahan Italia yang seharusnya menjadi point plus sebagai setting film, sama sekali tidak menolong.


Rabbit Hole ( 2010 )
Ceritanya hampir mirip dengan film Cake yang dibintangi oleh Jennifer Aniston. Sama-sama bercerita tentang kehilangan anak dan bagaimana menghadapi sesudahnya. Kalau mau dibandingkan, gue lebih suka filmnya Jen, aktingnya lebih meyakinkan. Bukan berarti film ini jelek, mungkin bosan dengan tema depresi.


Paper Boy ( 2012 )
Film dengan setting tahun 60-an yang ditunjukan dengan wardrobe dan riasan muka yang tebal. Banyak adegan memorable yang membuat film ini menarik. Salah satunya adalah adegan onani yang dilakukan John Cusack di depan banyak orang sementara Nicole Kidman berpura-pura orgasme.

Inti ceritanya tentang seorang anak muda Jack Jansen ( Zac Efron ) yang cinta mati pada wanita gampangan yang lebih tua, Charlotte Bless ( Nicole Kidman ). Ternyata kedatangan wanita ini membawa malapetaka bagi kehidupan dan keluarga Wade yang berprofesi sebagai paperboy.


Stoker ( 2013 )
Film thriller psychological ini lumayan bagus untuk dinikmati pada waktu tengah malam menjelang mau tidur. Walau begitu, film ini gak terlalu menyeramkan, cerita digiring kepada siapa misteri pembunuhan di keluarga Stoker? Porsi Nicole Kidman di film ini gak terlalu banyak dan gak terlalu penting hanya diceritakan sebagai seorang ibu yang secara emosional gak stabil. Bintang di film ini tentu saja Mia Wasikowswa, seorang yang tidak pandai bergaul, tidak punya sopan santun, cenderung labil dan mempunyai dunianya sendiri.


Grace of Monaco ( 2014 )
Menurut kritikus film :
Filmnya gak jelas antara kejadian nyata dan gak nyata, screenplay-nya jelek banget, disaster movie ever yang pernah jadi film pembuka di Festival Film Cannes, make up-nya sih flawless tapi gak nolong film secara keseluruhan, Grace Kelly kan gak kidal, Grace Kelly kan rambutnya blonde, dan yang paling kejam watching this movie is wasting me 2 hours.

Dan memang, filmnya flop di pasaran. Entah apa yang salah. Mungkin ekspektasi publik terlalu berlebihan, makanya pas nonton dan gak sesuai harapan banyak yang kecewa.

In my opinion :
Gue sendiri, nungguin filmnya udah lama banget dan pas nongol posternya di bioskop, gak tahu kapan kemunculannya dan kapan berakhirnya. Setelah nonton dari dvd bajakan, pendapat gue tentang film ini, gak seburuk apa yang orang bilang, nikmatin saja dari awal sampai akhir. Cuman jadinya penasaran mana bagian yang real dan gak real. Dibanding dengan film biopik Diana, film ini lebih bagus tapi kalo perbandingannya dengan My Weeks With Marylin-nya Michelle Williams, film Grace of Monaco ketinggalan jauh.

Banyak faktor penyebab suatu film sukses di pasaran. Ceritanya harus bagus itu pasti, leading role harus cocok sama peran yang dibawakan dan yang gak kalah penting yaitu gencar promosi. Selebihnya faktor keberuntungan.
 

Before I Go To Sleep ( 2014 )
Film bertema amnesia banyak sekali beredar, salah satunya adalah yang dibintangi Nicole Kidman dan Colin Firth ini. Ceritanya lebih sempit, gak terlalu banyak casting tapi sayangnya karakter yang keluar terlihat kurang menonjol. Penonton digiring kepada fakta bahwa yang bertanggung jawab atas penyebab kekacauan ini adalah suaminya.

Di lain pihak ada Dokter Nasch ( Mark Strong ) yang setiap harinya mencoba untuk memulihkan si amnesia dengan memberikan treatment rutin. Sedangkan si penderita amnesia ( Nicole Kidman ) setiap harinya bangun pagi dalam keadaan tidak ingat apa pun, mencoba untuk mempercayai dokternya dan berkat kegigihan si dokter, ingatannya mulai pulih sedikit demi sedikit.

Tebak-tebakan siapa dalang kejahatan di film ini tentu saja memacu adrenalin tapi durasi yang terlalu sebentar rasanya menjadikan film ini terlalu cepat selesai tanpa kita sadari. Ada sesuatu yang kurang, mungkin endingnya yang terbilang biasa.

Paddington ( 2014 ) 
Film animasi yang bercerita tentang petualangan seekor beruang yang mencari keluarganya di London. Filmnya sih lumayan lucu dan menghibur hanya saja peran Nicole Kidman sebagai seorang anak ilmuwan berasa terlalu gampang, mungkin karena kebanyakan main di film drama serius. Dan kenapa juga musti pakai Nicole? Mungkin itu memang strateginya biar filmnya laris.


Strangerland ( 2015 ) 
Dari segi cerita, bukan sesuatu yang baru karena film yang menceritakan hilangnya anak-anak  secara tiba-tiba  dalam satu keluarga, terbilang banyak, dan film ini adalah salah satunya.

Dikisahkan, mereka baru saja pindah ke satu kota karena skandal anak perempuannya yang bernama Lily ( Maddison Brown ) dengan gurunya di kota yang lama.

Satu waktu, pada waktu yang hampir bersamaan, si Tom, anak kedua dari Catherine Parker ( Nicole Kidman ) dan Matthew Parker ( Joseph Fiennes ) ini jalan sambil tidur sedangkan Lily sengaja kabur pada waktu tengah malam tanpa ada penyebab yang jelas, meninggalkan buku harian yang menceritakan perjalanan hidupnya dan kondisi keluarga tersebut. 

Cerita pun bergulir bagaimana kedua orang tua ini berjuang menghadapi hilangnya kedua anak mereka dengan bantuan Detective David Rae ( Hugo Weaving ).

Akhir cerita yang menggantung, menyebabkan banyak yang tak menyukai film ini. Seperti review dari Chicago Sun Times - Richard Roeper, Strangerland runs out of gas, leaving us with a couple of final "Forget You" ( shall we say ) moments. Thanks. Thanks for nothing.

Atau dari Entertainment Weekly - Joe McGovern, Kidman's best performances have often been as grieving moms ( Dead Calm, The Others, Rabbit Hole ) and here she provides the flaccid movie's sole flash of daring and unpredictability.

Dan menurut gue, film ini gak bikin penyelesaian yang asik, terlalu banyak pertanyaan yang tak terjawab.

Poin plus di film ini banyak ditampilkan landscape horison yang keren, Maddison Brown yang cantik walau hanya muncul beberapa scene saja dan tentu saja akting Nicole Kidman yang memang spesialisasi berakting depresi, bagaimana rasanya diacuhkan dan tidak disentuh suaminya, lantas menggila dengan telanjang di jalanan karena kehilangan anak-anaknya.


Queen of the Desert (  2015 )
Film dengan kategori woman section, kadang bisa bagus tapi bisa jelek juga. Film ini menjadi salah satu yang termasuk jelek. Ceritanya berdasarkan kisah nyata, tapi disini diceritakan kayaknya hero banget

View-nya sih bagus, ceritanya juga oke tapi entah ya, gue gak gitu suka. Mungkin salah peran. Kalo dibawain sama artis lain mungkin lebih pas. Sekedar untuk tontonan sih boleh, tapi untuk masuk jajaran film-film Oscar mah jauh. 



The Family Fang ( 2015 )
Gue suka film yang masuk dalam kategori drama komedi satir ini. Temanya sih keluarga dengan jalan cerita yang menarik dan ending yang tidak disangka.

Jason Bateman, aktor idola masa kecil yang main dalam serial televisi "The Hogan Family" jamannya masih TVRI jaya, mampu mengimbangi akting Christopher Walken & tentu saja Nicole Kidman.



Lion ( 2016 )
Salah satu film powerful yang sayang untuk dilewatkan. Film yang berdasarkan true story ini wajib ditonton bagi penyuka India, Dev Patel, Nicole Kidman dan Slumdog Millionaire.

Berkisah tentang kakak adik yang berpisah di stasiun kereta api, dan si adik terbawa kereta api yang membawanya dari Khandwa ke Kolkata yang berjarak ribuan kilometer.

Cerita lebih dititik beratkan pada si adik ( Saroo ) yang akhirnya masuk ke penampungan anak-anak hilang dan diadopsi oleh keluarga dari Tasmania, Australia.

Semakin besar, dia mengerti bahwa dia adalah anak adopsi dan mulai mencari keluarganya, samar-samar dalam ingatan. Dengan bantuan google earth, setelah lebih dari 20 tahunan, dia berhasil bertemu dengan ibu dan saudara perempuannya di India, tapi tidak dengan kakak laki-lakinya karena waktu mereka berpisah di stasiun kereta api, si kakak ternyata tertabrak kereta api ketika mencari dirinya.

Tidak ada yang salah dalam kejadian ini, hidup tidak akan pernah tahu dibawa kemana.

Saroo ( Sheru ) dalam Bahasa Inggris berarti Lion.


The Killing of a Sacred Deer ( 2017 ) 
Dibilang suka sama film ini sih gak terlalu tapi dibilang jelek juga enggak.

Dengan tempo lambat, film bergenre drama thriller fantasy ini mengalir selama kurang lebih 2 jam untuk menebak-nebak bagaimana ending dari akhir film ini.

Inti ceritanya adalah kesalahan di masa lampau menuai akibat di masa sekarang dan perjuangan agar akibat tersebut tidak menimpa tetapi kenyataan berkata lain.

Hampir mirip ceritanya dengan film Korea berjudul "A Day." Hanya saja dengan ending yang berbeda dan cerita yang lebih menarik walaupun mengalami perulangan demi perulangan yang membuat film ini terasa unik.

Balik lagi ke The Killing of a Sacred Deer, film ini bukan Oscar material. Lihat Nicole di layar lebar saja kayaknya udah seneng gak perlu embel-embel lainnya. 

Oktober 15, 2015

madonna, she was my idol


Gak semua orang suka Madonna tapi gak sedikit juga orang yang memang bener-bener suka sama Madonna. Salah satunya adalah, gue. Bisa dibilang, dia adalah idola gue dari kecil. Gue tumbuh dan berkembang bersama Madonna.

Yang gue inget, dulu tuh sering banget dia disumpahin pemuka agama karena gayanya yang seronok dan aksi panggungnya yang gak segan-segan mempertontonkan adegan seks. Walaupun begitu, lagu-laguya nge-hits abis. Ada karyanya yang bisa ditunjukin, bukan cuman kontroversi semata.

Ngomongin lagu-lagunya, emang enak dikuping. Ber-genre pop ballad dan terakhir-terakhir ada disconya. Lagu-lagunya kek This Use To Be My Playground, You’ll See, Take A Bow, The Power Of Good Bye aja udah enak banget, dengerin pake bass maksimal bisa jadi kepuasan tersendiri.

Gue punya VCD bajakannya yang sempet gue beli jaman kuliahan. Isinya video klip lagu-lagu hits-nya. Jelas gak original, gak seperti bff gue yang koleksi audio video-nya dari CD, DVD, piringan hitam yang asli dengan harga yang cukup menguras kantong. Gue sih gak sirik, gue merasa VCD yang gue punya udah cukup buat jadi immaculate collection.

Ngidolain seseorang itu gak mesti gila-gilaan. Walaupun gak tahu terlalu mendetail, secara garis besar sih tahu perjalanan hidupnya, affair-nya, ngikut kaballah sebagai keyakinannya yang terangkum dalam biografi yang sempet gue beli di toko buku.

Film Evita berhasil membawa dia mencapai penghargaan tertinggi bagi insan perfilman dunia di kategori Best original Song. Film lainnya, Swept Away malah dihujat habis-habisan. Emang jelek banget, sumpah.

Walaupun sampai sekarang masih terkenal tapi gue yakin, jaman keemasannya Madonna itu pas Millenium tahun 2000. Album dan video klipnya yang bertajuk sama, Ray Of Light masuk di nomor 2 sebagai video klip abad ini di channel MTV. Nomor satu-nya Michael Jackson dengan video klipnya Bad.

Jaman gue awal-awal masuk kerja, sempet kursus conversation Bahasa Inggris deket kantor. Waktu ngebahas idol, tanpa ragu gue jawab “Madonna” disertai kerutan di dahi teacher-nya, “Bukannya dia udah tua sekarang?” gitu nyautnya.

Idola buat gue tuh yang punya jam terbang tinggi, gak cuman sebentar kedengeran trus ilang. Bayangin dari kecil gue udah dicekokin La Isla Bonita & Who’s That Girl? Lagu favoritnya tante gue.

Coba lihat Miley Cyrus & Lady Gaga yang sekarang terkenal. Secara gak langsung mereka niru Madonna dari segi stage act & controversy-nya.

Sampai beberapa waktu lalu, postingan Madonna di jejaring social yang mencoret-coret gambar tokoh terkenal dunia dan salah satunya mencoret gambar patung Jesus of Redeemer. Ternyata tujuannya cuman mau promo album terbarunya. Penting gak sih? Beberapa komentar ngomong kalo tindakan ini terlalu jauh dan banyak dari mereka yang berhenti mengidolakan Madonna. Salah satunya adalah gue. Ya, hari itu gue memutuskan untuk berhenti menjadi fans Madonna.

Gue gak pernah mengidolakan seseorang sampai membabi buta dan di kala si idola melakukan sesuatu yang salah, ada baiknya kalo kita gak ngikutin dan ngebelain.

Suatu hari, lagi beres-beres koleksi CD/ DVD, nemu DVD bajakannya dan merasa kangen Madonna. Dalam hitungan detik, suaranya langsung berkumandang di seantero kamar. Ah, cuman kenangan. Dia gak pantas jadi sosok idola. Ada saatnya nanti gue bakal buang semua yang berbau Madonna.Yang bajakan dan yang original. Hahaha...

Bff gue masih aja bikin “Kaya” Madonna dengan terus membeli koleksi-koleksi originalnya, bahkan 2 minggu kemaren ngajakin gue untuk nonton konsernya nanti di Thailand. Rasional tetep jalan. Masa musuhin temen sendiri gara-gara dia masih ngidolain Madonna? Atau gue punya pengalaman tidak menyenangkan dengan cewe berhijab, ya masa iya jadi pukul rata semua cewe berhijab bakalan jahat? Think Smart lah...

Back to Madonna. Tadi sempet ke toko CD dan lihat cover Madonna yang bertajuk Rebel Heart, mau tahu judul lagunya apa aja? iluminati, holy water, devil pray, messiah. Mau jadi apa sih dia?

So, masih mau ngidolain Madonna? Kiamat so dekat...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...