September 07, 2010
imlek 2010 di vihara dharma bhakti, petak sembilan
Imlek tahun ini jatuh pada hari minggu. Sebagai warga Indonesia keturunan chinese, tentunya saya merayakannya. Tetapi sekarang ini walaupun imlek diperingati sebagai hari besar nasional dan diperingati meriah diberbagai kota, buat saya itu hanya sekedar tradisi.
Apalagi kalau kita masih mempunyai tetua yang masih merayakannya, adalah menjadi keharusan untuk berkumpul bersama keluarga, makan bersama dan saling silaturahmi. Mungkin moment itu yang selalu didapat di setiap tahunnya.
Tetapi untuk tahun ini saya merasa bosan dengan rutinitas seperti itu. Saya ingin sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya tentunya dengan kamera saya. Setelah google sana sini maka didapatlah suatu objek yang terkenal, tidak jauh dan kebetulan saya juga belum pernah kesana. Adalah vihara dharma bhakti petak sembilan yang selalu ramai dibanjiri pengunjung pada hari raya imlek.
Untuk ke tempat ini kami hanya datang ke daerah glodok. Tanya sana sini juga orang pada tahu. Berhubung saya malas bertanya jadilah kami malahan ketemu dengan beberapa vihara lain yang masih berdekatan didaerah glodok itu. Tetapi karena saya merasa bukan yang dicari maka kami mulai bertanya juga.
Akhirnya dari jauh juga sudah bisa ditebak dari banyaknya kerumunan orang disekitar vihara. Dan memang betul inilah vihara yang kami cari.
Di kompleks tersebut terdapat beberapa vihara yang mungkin terdapat beberapa dewa yang berbeda2. Dan di vihara yang lebih kecil ini, kayaknya lebih tenang, dekor nya keren dan para fotographer muda juga pada betah disini. Fotographer? Iya, gak tau juga sih dari perkumpulan mana, atau dari majalah/ suratkabar mana atau mau jeprat jepret doang seperti saya. Tapi lensa kameranya lebih panjang deh, bukan sekedar kamera saku.
Sebenernya yang ibadah juga jadi terganggu dengan kehadiran kami. Secara kami kalau dapat moment bagus langsung klik tanpa bilang-bilang. Tapi objek yang difoto juga gak risih, mungkin udah terbiasa tiap tahunnya dengan kehadiran fotographer. Gak tau juga sih. Kalau saya jadi mereka mungkin udah saya pelototin. Hahaha...
Dari situ kami mencoba keluar untuk melihat suasana di pelataran. Banyak orang yang baru datang sudah siap2 mengambil hio untuk dibakar dan dipakai untuk sembahyang. Yang datang pun beraneka ragam. Dari yang berpenampilan biasa pakai sandal jepit sampai yang glamor kayak mau manggung. Sah aja sih. Yang walaupun dalam cara berbusana mereka berbeda ternyata satu hati menyembah Yang Kuasa dan meminta perlindungan dan rejeki di tahun yang akan datang.
Di depan vihara utama terdapat meja hio yang sangat besar muat untuk ratusan hio. Disinilah orang berdoa memanjatkan puji dan syukur juga untuk berkah dimasa yang akan datang.
Vihara utama sangat luas, dengan pintu besar bergambar dewa dihiasi dengan hio berbentuk obat nyamuk bakar. Wah ini jadi favorit saya pastinya. Lilin-lilin ribuan kati bertebaran, pengunjung semakin penuh membuat gerak semakin terbatas dilingkupi dengan asap dupa jadilah kami semaput dengan sukses gak bisa nafas.
Kami langsung istirahat diluar sambil menghirup udara segar. kami belum berniat pulang secara masih belum puas explore.
setelah beberapa waktu kami masuk lagi ke area vihara utama dan beginilah suasana disana waktu itu ...
Ada satu foto yang saya suka, yaitu waktu seorang bapak2 yg sedang pai-pai. eh, ada fotographer lain yang sedang hunting foto juga dan ikut kefoto dan momentnya gak bisa seperti itu lagi. Ah rese...
keinginan hati ingin memaksakan diri lebih lama lagi tetapi mata tidak bisa kompromi. Akhirnya kami sudahi juga hunting foto imlek ini. lumayan berkesan...
Diluar vihara, pengemisnya aduhhhhh banyak bgt...yah bolehlah ya berbagi rezeki, tapi kalau sebanyak ini hmmm...yang juragan2 aja deh
Dan akhirnya saya juga punya foto narsis di imlek ini. its d best part. Hahaha...
Selamat hari raya imlek bagi yang merayakan ya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar