Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Juli 25, 2009

blossoming lombok


Liburan tengah tahun datang juga. Kali ini kami ber-empat pergi ke lombok. Setelah pesawat Lion Air yang delay 2 jam dari jadwal semestinya, akhirnya pesawat take off juga. Memang kami dapat kompensasi berupa nasi kotak, tapi mengingat jadwal yang padat dan kami harus bangun pagi...aduh, capek banget jadinya.


Tengah malam kami mendarat di Bandara Selaparang, Lombok, langsung dijemput oleh jasa tour menuju Elen Hotel di daerah Senggigi. Elen Hotel adalah salah satu hotel yang direkomendasikan oleh Lonely Planet. Untuk ukuran hotel murah, hotel ini sangat memadai dan memuaskan. Di depan kamar hotel gue ada hammock untuk leyeh-leyeh. Adapun breakfast disediakan jam 8 berupa pancake dan teh/ kopi. Penghuninya full bule bahkan ada satu cewe yang dari Maine, Jerman yang berlibur sendirian di Lombok ..buset...kalah gue. Dan yang lokal hanya kami ber-empat saja.


Sebelum matahari terbit kami sudah berada di Pantai Senggigi yang jaraknya dari hotel hanya 300 m. Sebenarnya di pantai ini kami sangat kecewa. Kok pantai yang dihebohkan bagus itu hanya begitu saja. Selain itu Pantai Senggigi dijadikan nelayan untuk menangkap ikan.


Pura batu bolong yang bersebelahan dengan pantai ini menjadi pelipur lara karena benar-benar memukau. Kenapa dinamakan Pura Batu Bolong? Karena diantara batu karang yang bolong terdapat pura. Simple aja. Gak kalah bagus dengan pura yang ada di bali kok. Memang waktu yang pas ke sini adalah pas sunset tapi kalau datang pagi hari pun dijamin keindahannya gak berkurang.


Jam 8 pagi kami sudah dijemput oleh jasa tour untuk jalan-jalan. Di jalan ternyata masih sepi sekali karena aktivitas baru dimulai pada jam 9. Kami sempatkan untuk mampir di kerajinan gerabah melihat seorang ibu yang terampil membuat asbak. Teman saya pun sempat membuat sebuah asbak. Dan hasilnya? Kurang maksimal karena tidak dibakar.


Dari kerajinan gerabah kami diajak menuju ke Desa Sukarara melihat tenunan songket. Apalagi ada tour singkat yang diperkenalkan penduduk setempat melihat cara pembuatan songket. Sempatkan untuk membeli sebuah songket yang harganya bisa turun kalau mahir menawar. Kalau tidak pun tidak apa asal jangan lupa untuk berfoto memakai kain songket tersebut untuk kenang-kenangan.


Tengah hari baru lah kami sampai di pantai Kuta Lombok. Dan inilah pantai yang memang sudah lama jadi inceran gue dan memang tidak mengecewakan. Dari jauh view-nya sudah kelihatan indah. Apalagi dari dekat. Pantainya jernih bersih berwarna hijau dan biru. pasirnya putih butirannya seperti merica.


Cuman ada dua kata untuk menggambarkan semua ini : My God...dan kenapa gak nginep di daerah sini ya? Yang mengganggu cuman satu...banyak anak pantai yang memaksa menawarkan gelang dan gak berhenti kalau gak dibeli, walaupun kita sudah bilang tidak. Bahkan penduduk di sini pun mengakuinya.


Lanjut ke Tanjung Aan. Tempat ini masih cantik apalagi kalau dilihat dari atas bukit, nonjok banget. Lautnya masih berwarna hijau biru tapi pasir mericanya agak kecil sedikit dibanding yang ada di Kuta Lombok.


Di sebelah Tanjung Aan ada Pantai Mawun yang gak kalah dengan pantai lain yang ada di lombok. Sepi, jauh dari keramaian dan cocok untuk yang sedang kasmaran. Dengan 2 bukit ditengah lautan, seperti di film Lords of the Rings. Sayang untuk dilewatkan.


Untuk makan malam jangan lupa mampir di Café Alberto. Makanan khas Italia seperti pizza, spaghetti jadi andalan. Rasanya mamamia! Atmosphere-nya ok. Servisnya memuaskan.


Hari ke-dua di Lombok, kami mau ke Pulau Gili. Kalau mau pakai jasa shuttle dikenakan biaya Rp. 50.000/ orang. Dijemput dari hotel ke Pelabuhan Bangsal dan termasuk boat dari Pelabuhan Bangsal ke Gili Trawangan tapi shuttle bus ini sampai di pool saja dan kami harus jalan kaki atau naik cidomo ( dokar ) Rp. 15.000 untuk jarak 200 M ke arah Pelabuhan Bangsal.


Kalau mau murah gak usah charter boat untuk ke gili. Cukup dengan public boat dengan harga Rp. 10.000/ orang. Tapi memang boat-nya baru jalan kalau sudah penuh. Kalau musim liburan boat akan langsung terisi penuh dan gak tunggu lama akan langsung berangkat. Jangan takut dengan tulisan dibeberapa media yang bilang banyak calo di sekitar Pelabuhan Bangsal, karena saya pun tidak menemukan hal demikian. Langsung saja ke loket resmi, beli tiket dan tunggu pengumuman soal keberangkatan.


Gili trawangan ternyata rame banget, memang di antara 3 gili, Gili Trawangan yang paling besar dan paling hidup. Sepanjang pantai banyak boat yang ditambatkan. Café, resto, hotel, bar, operator tour bertaburan di sini. Untuk hotel harus booking dulu, karena hotel di tempat ini selalu penuh apalagi untuk musim Natal dan Tahun Baru harus booking 2-3 bulan dimuka.


Hotel yang kami pilih untuk bernaung selama di Gili Trawangan adalah Pondok Lita. Tempatnya nyempil di dalam gang tapi tempatnya asik banget. Bed-nya ukuran jumbo & bersih. Breakfastnya enak, bisa pilih antara toast atau pun specialnya yaitu jaffle. Jaffle disini yaitu Japanese waffle dengan banana dan honey. Rasanya yummy banget plus mix fruit juice. Sarapan terenak selama di Lombok. Apalagi pengurusnya yang bernama Tommy, cowo super ramah yang siap membantu kalau butuh bantuan.


Di sore hari, Tommy yang baik hati mengajak kami ke puncak bukit di Gili Trawangan. Dari atas kita dapat melihat Gili Meno dan juga Gili Air dari kejauhan.


Sambil ngejar sunset di Sunset Bar. Sedikit ngos-ngosan memang karena lumayan juga trekkingnya, tapi kapan lagi dapat pengalaman yang mendebarkan hati sekaligus bersyukur kalau kami masih dapat menikmati karya ciptaan Tuhan.


Oya untuk mandi di Gili Trawangan, air yang digunakan adalah air laut yang mungkin sudah disaring tapi tetap rasanya masih asin, rasanya rada aneh gitu deh...


Kegiatan yang bisa dilakukan di gili ini yaitu diving. Banyak kursus diving yang berlisensi PADI. Taraf kepuasannya pasti berbeda dibanding cuman snorkeling. Tapi kalau ga mau repot dan cepat, hanya modal bisa berenang saja sih snorkeling jadi pilihan tepat.


Sewa bottom glass boat saja ( termasuk peralatan snorkle ) jadi selain snorkle kita juga bisa lihat keindahan dunia bawah laut melalui kaca tembus pandang dan kita akan diajak menuju spot-spot terbaik untuk snorkling di 3 gili ini. Keindahannya jangan diragukan. Rasakan dan nikmati sendiri berada di lautan lepas bersama ikan-ikan, bunga & terumbu karang yang berwarna-warni yang menjadikan pengalaman tak terlupakan seumur hidup. Hati-hati untuk snorkling di perairan dangkal karena kaki bisa lecet terkena terumbu karang.


Di Gili Meno kami tidak sempat turun untuk explore, kata boatman-nya susah untuk buang sauh karena perairan dangkal. Well, kami sih gak mau berdebat jadi nurut saja, padahal banyak kapal yang sedang berlabuh. Tapi di gili air kami turun untuk makan siang di blue cafe & bar dan gue sempat explore pantai sambil menunggu santap siang datang. Pantainya itu asik banget, putih bersih berkilau ditimpa sinar matahari. Dan yang paling memorable yaitu ada pohon yang sudah mati dan kering tapi bagus banget untuk objek foto.

Sangat disayangkan kami datang pada hari Sabtu, padahal hari Jumat kemarin ada party gila-gilaan. Ternyata kalau di Gili Trawangan ada party 3x seminggu, tapi belum tentu kuat begadang sampai pagi, wong baru jam 10 saja sudah teler.


Kalau mau makan di Gili Trawangan kudu sabar. Makanan akan keluar setelah 1 jam lebih. Pesanan teman gue malah keluar setelah 2 jam. Saya gak tahu apa semua resto begitu atau cuman di resto tempat kami makan saja. Harga makanannya diatas rata-rata, plus tax & service.


Teman saya tanya beberapa pertanyaan setelah gue sampai di Jakarta lagi, begini : Di Lombok sempat makan ayam taliwang? Saya menggelengkan kepala. Kalau plecing kangkung? Lagi-lagi saya menggelengkan kepala. Beli mutiara? Enggak juga. Jadi ngapain aja di Lombok? Serasa ditampar jadinya...ternyata masih banyak yang belum dicoba dan di explore selama di lombok... mana kelewatan lihat sunrise gara-gara sakit badan setelah snorkeling. Yah paling enggak misi utama mau menghitamkan kulit tercapai & dapat foto-foto indah. Koleksi pasir gue juga tambah banyak. Oya jangan lupa untuk mencoba air kemasan local yang bermerk "Narmada" rasanya enak banget dan bikin awet muda. Gak percaya cobain aja...

Memang Lombok masih bebenah, seperti Bandara Internasional Lombok yang selesai pada tahun 2010 nanti. Terima kasih pada pemerintah yang serius menanggapi pariwisata di Lombok. Gue sangat mendukung. Untuk itu gue gak ragu untuk kembali lagi ke Lombok yang sedang mekar merekah, sensasinya tentu double portion dibanding waktu pertama kali tiba...lalu kenapa anda tidak mencobanya sendiri di Lombok?

Bobo :
Elen Hotel, Senggigi
0818-03654366

Pondok Lita, Gili Trawangan
0361-766220
0819-99906350
www.gili-paradise.com


Oleh-oleh :
Patuh Artshop Traditional Hand Weav
0819-4112488
patuhartshop@yahoo.co,id
www.lombokexotic.com/patuh_artshops


Makan :
Kuta Indah Hotel & Resto
Kuta Lombok

Café Alberto
Jl. Raya Batu Bolong
Senggigi
0370- 693039/ 693313
info@cafealberto.com
www.cafealberto.com

Blue Café & Bar
Gili Air

Tir Na Gog
Gili Trawangan

Ryoshi Japanese
Gili Trawangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...