Juli 03, 2009
disket biru
Terkadang kalau kita bongkar-bongkar lemari atau laci atau file atau apapun itu yang berindikasi dari masa lalu, mau gak mau pikiran kita melayang-layang ke masa barang itu berasal bukan? Seperti hari ini saya beres-beres laci meja kantor yang berisi disket. Banyak banget disketnya ada sekitar 30-an...kayaknya musti dibuangin daripada bikin libet. Yah sebelum dibuangin saya cek dulu dong ada file apa aja sih...penasaran...
Wah ternyata isinya file-file kantor waktu saya masih kerja di tempat pertama kali kerja. Dokumen kantor, program payroll, gambar-gambar doggie, lyric-lyric lagu dan...aha...surat-surat saya sama mantan pacar pertama saya.
Mau gak mau deh jadi inget dia lagi. Padahal kejadiannya udah lewat 10 tahun yang lalu. Ternyata memory saya masih bagus, apa mungkin karena cinta pertama? Kan first love never ever die…cieee...
Kita pacaran cuman 3 bulan saja, tapi 3 bulan itu seperti disurga. Rahasianya karena kita saling mencinta dan saling memiliki, yang lain jadi gak penting. Kalau marah aja cepet banget baikannya. Walau jarak lumayan jauh saya di kemanggisan, dia di gunung sahari, kami menyempatkan diri untuk selalu bertemu. Bisa di kampus saya ataupun di mal didekat rumahnya.
Memang gaya pacaran kami ga borju. Maklum masih pada kuliah. Duduk-duduk sambil minum lemon tea aja senengnya minta ampun. Kadang nonton, kadang ngumpul-ngumpul di rumah temen kita, atau makan bareng aja udah bersyukur. Yang penting ketemu walaupun itu cuman 1 jam saja.
Eh, tiba-tiba suatu hari dia minta ketemu di citraland. Beres makan di hokben dia kasi surat putus. Yang alasannya pun gak jelas. Kami berdua ya nangis-nangis tapi ya udah kami setuju untuk putus.
Tiga tahun berlalu, saya sempat pacaran dengan yang lain tapi sosok dia tetap tidak tergantikan. Sampai suatu kali entah gimana dia ternyata bekerja di kota kelahiranku. Dan kami janjian untuk ketemu. Ternyata percikan asmara itu masih ada diantara kita. Saat itu saya mengajaknya untuk kembali pacaran. Tapi dia belum siap lagi untuk memulai semuanya itu. Menyisakan sakit yang kembali menganga.
Kami kembali hilang kontak. Dari kejadian itu empat tahun berlalu dan tiba-tiba teman saya ketemu dia di Gajah Mada. Tukeran hp lah mereka dan buntut-buntutnya saya juga kontak lagi dengan dia. Hahaha...bingung banget musti ketemu dia lagi. Antara kangen dan juga benci.
Walau dia lebih tua 5 bulan dari saya, kita sama-sama sedang belajar menuju kedewasaan dengan cara masing-masing dan persoalan yang berbeda. Hubungan kita sudah tidak sama lagi seperti dulu. Dunia kita sudah berbeda. Walaupun begitu pertemuan kali ini masih diliputi kerinduan, tapi tidak seperti yang dulu. Saya merasa lebih banyak terganggu daripada menghamba. Ditimpali sifat dia yang egois dan semaunya kehadiran dia seperti duri dalam daging.
Tanpa saya sadari amarah, kebencian, serta kesia-siaan menunggu penjelasan selama 7 tahun mengembara, meluap dan meledak. Akhirnya dia menginginkan saya untuk menjadi pacarnya. Dan malahan saya gak bisa menyanggupi permintaan itu karena saya sudah ada yang punya. Well...
Semenjak itu sampai hari ini lagi-lagi kita kehilangan kontak. Entah masih di Jakarta atau diluar negri seperti omongannya waktu itu. Apalagi akhir bulan ini kamu berulang tahun. Selamat ulang tahun semoga panjang umur. Dimanapun kamu berada. Mungkin saya merindukan kamu.
Hari ini, pikiran saya melayang ke 10 tahun yang lalu. Dimana kita ciuman di tangga darurat sebuah mal. Ah, gara-gara disket berwarna biru...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar