Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Agustus 03, 2009

menara syahbandar, museum bahari & pelabuhan sunda kelapa



Menara syahbandar didirikan tahun 1839. Berlokasi diseberang galangan kapal VOC dengan ukuran panjang 10m lebar 6m dan tinggi 18m. Fungsi menara syahbandar ini tidak hanya memberikan tanda-tanda kepada kapal yang akan berlabuh tetapi sekaligus sebagai menara pengawasan.



Diatas menara yang berjendela merah itu terdapat 4 view dari berbagai sisi. Tapi yang paling menarik adalah yang kearah pelabuhan sunda kelapa dan museum bahari.



Berdasarkan foto-foto dokumen lama tampak bahwa pada puncak bangunan menara & bangunan disebelahnya terdapat peralatan meteorology sebagai peralatan untuk prakiraan cuaca. Kalau tidak takut ketinggian bolehlah mencoba untuk berdiri diatas menara pengawasan ini sambil menikmati angin sepoi-sepoi dan view nya yang cantik, kalau saya sih tidak berani apalagi bangunannya yang memang miring beberapa derajat suka bergoyang kalau tertiup angin. Hiyy...







Dibagian bawah menara terdapat ruangan yang difungsikan sebagai ruang tahanan bagi awak buah kapal yang melanggar peraturan.



Dikompleks menara syahbandar ini terdapat 2 buah prasasti yang menyebutkan bahwa di menara syahbandar ini dijadikan titik nol kilometer kota Batavia & bahwa saudagar cina yang dahulu berdagang di Batavia ikut berbelasungkawa atas meninggalnya kaisar Pu Yi yang membuktikan bahwa pada abad tersebut sudah terjadi hubungan perdagangan antara Batavia dan cina.



Perjalanan dilanjutkan ke museum bahari yang berada terletak dibelakang kompleks menara syahbandar. Membeli karcis masuk di menara syahbandar ternyata termasuk juga untuk menikmati museum ini.





Gerbang yang menjadikan pintu masuk ini sangat khas. Bercat hijau dengan lorong-lorong panjang berjendela banyak. Dimuseum ini kita dapat menikmati sejarah kelautan Indonesia dengan perdagangan rempah-rempahnya yang mendunia & juga memorabilia yang berhubungan dengan kelautan. Kapal-kapal dalam ukuran mini dan juga yang asli. Megah dan memesona.





Sudah seharusnya Indonesia memiliki museum bahari, yang notabene adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan. Yah, nenek moyang kita memang pelaut yang gagah berani mengusir penjajah dari bumi kita tercinta ini. Hidup nenek moyang...







Jalan-jalan disekitar pasar ikan juga mengasyikan. Ada garam atau kerang-kerang yang dijemur dipinggir jalan. Dan jangan heran kalau disepanjang jalan ini baunya amis karena dekat dengan laut.



Pelabuhan sunda kelapa masih sama seperti beberapa tahun yang lalu saya kesini. Sibuk bongkar muat dan ramai. Buat saya kapal-kapal yang berlabuh ditimpa cahaya matahari bikin suasana menjadi hidup.



Apalagi bila berjalan lurus menuju laut. Rasanya pencapaian luar biasa setelah melihatnya. Jangan bayangkan ketemu laut yang indah dengan pasir putihnya. Itu gak akan anda temukan disini. Hati-hati dengan abang-abang yang menawarkan jasa untuk naik perahu. Mereka suka memaksa dan suka marah walau kita sudah senyum ramah. Juga dengan anak-anak yang ingin difoto sewaktu mereka menceburkan diri ke laut. Mereka ternyata ingin dibayar untuk aksi-aksi mereka itu. Percaya deh gak usah dicoba dan hasil fotonya juga gak memuaskan.





Petualangan hari ini kayaknya cukup sekian. Capek dan gosong itu tepatnya saya alami. Sampai jumpa di cerita berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...