Di bukit ini terdapat sekitar 75 lubang kuburan dan
tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5 M.
Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan
biaya sekitar Rp. 30 juta.
Tempat ini sering disebut sebagai rumah para
arwah. Di pemakaman Lemo dapat melihat mayat yang disimpan di udara
terbuka dan di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini
merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual.
Pada waktu-waktu
tertentu, pakaian dari mayat-mayat ini akan diganti melalui upacara Ma
Nene.
Menurut gue, tempat penguburan ini yang paling rapi & cantik dari semuanya yang ada di Toraja dan juga paling mahal tiket masuknya.
Goa-goa ini bisa dilihat tapi tidak bisa dimasuki dan untuk melihatnya kami harus mengelilingi sawah
Sawahnya lumayan cantik tapi berjalan di waktu siang bikin gerah di badan.
Di sepanjang jalan dipenuhi kios cinderamata. Yang paling unik yang gak ditemui di tempat lain adalah kipas dari bambu yang kalau dibuka lebar akan menjadi sebuah topi. Dengan harga Rp. 35.000,- sudah bisa dibawa pulang.
Kios Tau tau juga banyak pilihan, dari yang setinggi 5 cm seharga Rp 20.000,- sampai yang setinggi orang dengan harga Rp. 14 juta/ pasang. Khusus Tau tau untuk souvenir dalam pembuatannya tidak menggunakan prosesi apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar