Jalan-jalan ke Tiongkok tahun
kemaren, masih menyisakan satu cerita yang belom sempet diposting. Bukan gak
sempet sih sebenernya tapi lebih ke males. Karena di objek yang satu ini, gue masih
nyesel sampe sekarang, mungkin seumur idup.
Setelah naik bullet train dari
Beijing ke Zheng Zhou lalu singgah di kuil Shaolin di kota Dengfeng, kami masih
melanjutkan perjalanan ke kota Luoyang pake bis.
Gue emang sangat exciting untuk
bisa lihat Longmen Grottoes di Propinsi Henan yang masuk jadi salah satu daftar
warisan dunia Unesco itu. Nyebelinnya, nyampe objek wisatanya udah jam 10
malem. Udah capek bingit udah gak konsen juga sih.
Nyampe loket jual tiket udah sepi dan
pengunjungnya cuman rombongan kita doang.
Untungnya pemandangan sekitarnya masih
asik untuk dinikmati. Manshui Bridge yang terang benderang berdiri kokoh di atas Sungai Yi sangat
menawan. Walaupun warna air sungainya udah gak kelihatan lagi tapi jembatannya
keren banget.
Dari loket masuk sampe gate objek
wisatanya itu lumayan jauh. Katanya kalo masih jam operasional ada mobil yang
anter sampai depan gate. Ini udah ampir tengah malem, jadi yah mau gak mau
jalan kaki. Ada kali setengah jam jalan cepet. Gue udah gak perhatiin lagi
oma-oma yang laen masih kuat apa enggak. Kita yang masih muda aja berasa capek
banget gak nyampe-nyampe. Karena mikirnya lagi liburan dan besok gak kerja ya okelah...
Memang kalo mau wisata ke Tiongkok
harus siap sedia fisik yang kuat, karena kebanyakan jalan kaki. So, jangan lupa
pake sepatu yang nyaman ya.
Yang disebut dengan Longmen
Grottoes itu adalah bukit batu kapur yang diukir menjadi patung-patung Buddha yang
diakui mempunyai daya seni yang tinggi. Diklaim mempunyai 100.000 patung di dalam
1.400 gua yang berukuran 25 mm sampai dengan 17 M. Sekarang ini hanya ada 5
groto utama saja yang masih bisa dinikmati.
Grotto pertama hanya terdapat sebuah
goa berukuran besar berisi Buddha sebagai center of the attention dan dalam
kondisi sedang direstorasi tapi masih terlihat cantik dan terawat.
Grotto ke-2 mempunyai landscape
yang lebih luas dan mempunyai ciri khas berupa goa-goa kecil yang menyebar di atas goa-goa yang besar. Buddha image-nya pun lebih
beragam dan dalam ukuran yang lebih ramping.
Setiap kita menuju satu grotto,
kita harus menaiki tangga kayu karena posisi semua grotto utama yang berjumlah 5 ini berada di atas, kurang lebih 10 M dari permukaan tanah.
Menurut gue, grotto ke-3 lebih
indah dari grotto-grotto sebelumnya karena berwujud 3 Buddha tanpa dibatasi goa-goa kecil.
Setiap grotto mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri dengan tahun pembuatan yang berbeda dan Buddha image yang berbeda pula secara fisik serta mempunyai nama grotto yang berbeda pula. Kalau dengar cerita sejarahnya dari mulut si guide sih seru tapi sambil ngantuk-ngantuk juga. Intinya mah sama aja, pokoknya bagus lah ya.
Setiap grotto mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri dengan tahun pembuatan yang berbeda dan Buddha image yang berbeda pula secara fisik serta mempunyai nama grotto yang berbeda pula. Kalau dengar cerita sejarahnya dari mulut si guide sih seru tapi sambil ngantuk-ngantuk juga. Intinya mah sama aja, pokoknya bagus lah ya.
Mendekati grotto-grotto terakhir,
rombongan mulai berkurang. Capek menjadi list teratas pastinya. Bahkan temen-temen
gue menyudahi sampai grotto ke-3 aja dan duduk-duduk sambil ngobrol.
Gue lanjut ke grotto ke-4 beserta rombongan yang tersisa. Grotto
ini cuman punya sebuah goa berukuran besar tapi dengan Buddha yang lebih detail dan
lebih cantik. Karena pembahasan di grotto ini lebih panjang dari sebelumnya, gue jadi
males dan balik ke grotto ke-3 aja buat selfie. Begonya gue.
Foto-foto selfie-nya sih dapet,
asik kan gak ada orang tapi bisa bebas berekspresi tapi ternyata gue
melewatkan satu grotto yaitu grotto ke-5 yang lebih menakjubkan dari semua
grotto yang ada. Yah, gue melewatkan kesempatan emas untuk melihat Buddha berukuran
17 M yang tentunya lebih dramatis.
Keselnya setengah mati karena gak mungkin bisa balik lagi dan belom tentu gue bakal pergi ke sini lagi di tahun-tahun mendatang kan? Hiks...kenapa gue gak ngeh ada grotto terakhir ya...padahal sebelom berangkat udah sempet googling dan terkagum-kagum tapi malahan gak notice sama main grotto-nya itu...
Keselnya setengah mati karena gak mungkin bisa balik lagi dan belom tentu gue bakal pergi ke sini lagi di tahun-tahun mendatang kan? Hiks...kenapa gue gak ngeh ada grotto terakhir ya...padahal sebelom berangkat udah sempet googling dan terkagum-kagum tapi malahan gak notice sama main grotto-nya itu...
Yah, apa boleh buat. Memang gak
semua rombongan lihat semua grotto, malahan ada yang cuman sampe grotto pertama doang
dan balik lagi ke parkiran mobil. Bahkan guide-nya yang asli Tiongkok aja baru pertama
kali lihat objek ini loh. Sedangkan gue….kenapa gue melewatkan yang satu itu?
Nyesek rasanya...apalagi
cuman gara-gara selfie...bener-bener pelajaran berharga sih. Semoga travelling
berikutnya gue bisa lebih bijak gak sebodoh ini.
Anyway, gue suka objek wisata
ini tapi lebih baik dikunjungi selagi cakrawala masih terang. Tiongkok
memang gak ada matinya. Selain alamnya yang indah dan kaya akan kebudayaan, gue bangga menjadi salah satu keturunannya yang bermata sipit. Hihihi…
And by the way, kalo mau lihat grotto ke-5, googling aja yah bro...gue gak punya gambarnya...hiks...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar