Awards season begin. Ya, musim penghargaan bagi insan perfilman khususnya Amerika telah dimulai.
Bagi penggila film, awal taun itu
adalah saat paling krusial. Heboh cari award-nya apa dan nominasinya siapa
terus lanjut ngeborong dvd-nya di toko langganan. Yang menyenangkan, taun
ini semua filmnya tersedia. Kalo nungguin tayang di bioskop bisa saja sih tapi
kan lama dan belom tentu juga beredar di Indonesia. Belom lagi nungguin pemenangnya siapa dan bengong-bengong liatin red carpet-nya. Demam Oscar emang udah jadi sakit tahunan buat gue pribadi.
And I thank to my lovely
soul mate for accompany me hunting those dvd’s. Muachhh...
Acara ngerem di kamar pun
dimulai.
The Theory of Everything
Jane : So, I take it you’ve never
been to church?
Stephen : Once upon a time.
Jane : Tempted to convert?
Stephen : I have a slight problem
with the celestial dictatorship premise.
Film biopik ini bercerita tentang
Stephen Hawking dengan sang istri Jane Hawking. Film biopik adalah jenis film berdasarkan biografi seorang tokoh.
Gue sih gak terlalu menggilai film
ini tapi Eddie Redmayne memang pantas mendapatkan nominasi Oscar tahun 2015 dan
layak dijagokan untuk memenangi kategori Best Actor. Film Eddie Redmayne sebelumnya
bisa disaksikan lewat Les Miserable, My week with Marilyn, The Other Boleyn
Girl dan Elizabeth : The Golden Age.
Untuk Felicity Jones sendiri, gue
gak ngerti kenapa dia dapet nominasi di kategori Best Actress.
Big Eyes
Gue suka film ini karena sutradaranya
Tim Burton dan pemainnya Amy Adams & Christoph Waltz.
Amy Adams udah lumayan sering
dapet nominasi Oscar walaupun belum pernah memenangi satupun. Dan tahun ini
langkahnya terhenti hanya sampai di Golden Globe saja. Film-film Amy Adams yang
pernah gue tonton adalah American Hustle, Enchanted, Doubt, Julie & Julia
dan The Fighter. Gue harap tahun-tahun berikutnya dia masih maen film-film yang
berbobot dan memenangi Best Actress di ajang Oscar.
Christoph Waltz emang pemain film
karakter yang mengantongi Oscar sebanyak dua kali. Mostly kalo maen film jadi peran antagonis dan gue selalu suka film-filmnya. Sebut
saja Inglourious Basterds dan Carnage. Akhir tahun ini kita bisa menyaksikan penampilannya di film
James Bond : Spectre. Udah ketebak lah ya, perannya pasti jadi villain-nya si Mr Bond.
Big Eyes menceritakan tentang
seorang pelukis wanita dengan signature style lukisannya seorang anak kecil dengan mata yang besar.
Banyak quotes cantik yang
menghiasi film ini. Selain itu yang gue perhatiin banget adalah arsitektur dan
design interior dari mansion yang menjadi tempat tinggal pasangan suami istri
pelukis ini yang ada di California, keren banget. Lagu di credit terakhirnya oleh
Lana Del Ray juga enak di kuping. Must see movie, I guess.
Still Alice
Performa acting yang sepenuh hati
oleh Julianne Moore sebagai seorang penderita alzheimer. Kalo gak menang di
Oscar tahun ini sepertinya gak mungkin ya.
Quote di film ini yang paling
berkesan adalah waktu Alice mencoba berargumen dengan suaminya kalo boleh
memilih mendingan kena kanker daripada kena alzheimer. Mending gak kena
dua-duanya dong ya tapi gue ngerti arah percakapannya kemana.
Alzheimer adalah penyakit
melemahnya daya ingat seseorang hingga gangguan fungsi otak yang pada gejala awal
ditandai dengan lupa tentang percakapan yang baru saja dilakukan dan bisa
berkembang menjadi perubahan perilaku seperti mudah marah, agresif dan mudah
curiga. Pada tingkat akut biasanya penderita mengalami halusinasi dan gak bisa
beraktifitas tanpa bantuan orang lain.
Bisa bayangin gak sih seperti mau
ke kamar mandi tapi lupa arah ke kamar mandi. Mau ambil obat di laci tapi udah
nyampe laci malah lupa mau ngapain.
Sewaktu-waktu bisa tersesat di tengah jalan dan
bisa gak kenal orang. Sebegitu hebatnya kita mempersiapkan akan dampak penyakit
itu tapi ketika mengalaminya akan terasa gak berguna.
Penyakit ini tidak menular dan disebabkan oleh faktor
keturunan dan terjadi ketika adanya penumpukan protein di otak yang menyebabkan
matinya sel-sel saraf. Gosh...
Selagi penyakit itu masih mengintip,
sudahkah anda mengatakan sayang pada orang yang anda sayangi sebelum lupa
dengan sekeliling dan segala-galanya?
Last but not least jangan lupa
siapkan tissue sebelum film dimulai.
Birdman
Gue bukanlah penggemar Michael
Keaton tapi film Birdman ini memang sejatinya film Oscar dan mendapatkan 9 nominasi bersaing dengan The Grand Budapest Hotel. Filmnya
sendiri cukup absurd dan untungnya masih nyaman untuk dinikmati sampai akhir cerita.
Alejandro G. Inarritu sebagai
sutradara menjadi kandidat yang layak untuk mendapatkan nominasi di ajang Oscar. Film-filmnya terdahulu yang pernah masuk nominasi adalah Amores Perros, Babel dan Biutiful.
Eddie Redmayne & Michael
Keaton adalah dua kandidat yang dijagokan untuk memenangi kategori Best Actor yang bergengsi
itu. Namun bila ditilik dari tingkat kesulitannya, peran Eddie Redmayne di film The
Theory of Everything lebih sulit, jadi gue rasa Michael Keaton gak bakalan menang deh.
Dari film ini gue jadi tau kosa
kata washed up actor.
Tag line-nya juga bagus : the
unexpected virtue of ignorance.
Posternya cukup eye catching dan bikin penasaran apa sih birdman itu?
Cake
Satu lagi film dengan acting dengan
performa Oscar dari Jennifer Aniston. Walaupun akhirnya sama sekali gak masuk
nominasi di kategori apapun. Sayang banget sih sebenernya.
Nonton film ini harus extra
konsentrasi karena penggambaran karakter dan jalan ceritanya sedikit rumit
sampai harus nonton dua kali plus baca sinopsisnya dari internet biar paham bener. Entah gue yang lagi lemot apa filmnya yang susah dicerna. Sampe teka
teki kenapa sih judulnya musti “ Cake “ dan korelasi sama ceritanya baru bisa
diketahui di akhir film.
Sutradaranya emang pelit ngasitau
dari awal kenapa si Jen gak bisa ngendaliin anger management-nya? Penyebabnya apa? Siapa yang bikin dia jadi begitu? Apa yang ilang dari hidup dia sebelumnya? Dan beberapa
pertanyaan lain yang baru terjawab di akhir-akhir film. Bagus dong, kadang
malas juga kan nonton film yang jalan ceritanya udah ketebak dari awal.
Oya, ada bloopers yang berhubungan dengan cake. Biasanya gue gak gitu perhatiin karena lebih fokus sama jalan ceritanya tapi ini kentara banget. Gotcha...
The Grand Budapest Hotel
Film keroyokan dengan banyak pemeran
terkenal bisa jadi film yang layak ditonton. Sebut saja ada Ralph Fiennes,
Tilda Swinton, Jude Law, Bill Murray, Adrien Brody, Edward Norton, Jason
Schwartzman, Saoirse Ronan dan Tom Wilkinson.
Walau demikian di jajaran pemainnya gak ada satupun yang lolos masuk nominasi loh. Yah paling enggak menurut gue film
ini bakalan pulang dengan 2 atau 3 patung Oscar di kategori teknis.
Filmnya bercerita tentang
Gustave. H, seorang concierge legendaris yang punya affair dengan seorang tamu
yang kaya raya. Ketika tamu tersebut yang diketahui bernama Madame D meninggal
dan meninggalkan warisan berupa lukisan yang tidak ternilai kepada Gustave,
pihak keluarga tidak terima dan terjadilah kejar-kejaran dalam perebutan harta
warisan tersebut. Dalam aksinya Gustave tidak sendirian tetapi dibantu oleh
seorang lobby boy.
Ceritanya yang fiksi komedi, penuh detail, score yang asik, script yang menawan, gambar yang
memanjakan mata dengan gaya penyutradaraan yang unik menjadikan film ini
menarik untuk ditonton berkali-kali. Posternya juga keren bingit.
Gone Girl
Paling nikmat kalo nonton film
itu tanpa pernah baca resensinya. Tinggal nonton, lampu mati, siapin cemilan
dan nikmatin ceritanya.
Film berdurasi 2 jam lebih ini
bener-bener gue resapi tiap scene-nya dan full konsentrasi. Satu jam terakhir,
gue tau filmnya bakal berakhir gimana.
Walaupun ceritanya fiksi tapi
berasa real dan bisa saja kejadian di dunia nyata. Namun bila ditelusuri lebih
dalam, gak mungkin banget bisa begitu...yah namanya juga fiksi...
Sebelum film ini, gue gak pernah
notice sama yang namanya Rosamund Pike. Setelah googling, akhirnya gue mendapatkan
kalo dia pernah berakting di film Die Another Day, Wrath of The Titans dan Jack
Reacher. Mukanya yang lempeng, suaranya yang seksi dan aktingnya yang keren membuatnya pantas diganjar nominasi Best Actress di Oscar 2015 ini.
My conclusion after I was watched
this movie is if you had your lovely one, treat her right, loving her like
there’s no tomorrow and never ever unspoiled her heart or...
St Vincent
Terakhir nonton filmnya Bill Murray di The Grand Budapest Hotel.
Bill Murray bermain apik
menjadi seorang veteran perang Vietnam yang anti sosial, suka judi, demen minum
alcohol dan punya hidup yang membosankan. Sampai ketemu sama anak tetangganya
yang baru pindah dan tinggal di sebelah rumahnya. Bisa ditebak dong, mereka
akhirnya tanpa direncanakan menjadi akrab dan saling membutuhkan. Inti ceritanya
seperti itu.
Semua orang bisa menjadi Santa dengan caranya sendiri.
Bagus banget sih enggak, cuman
ceritanya sangat menyentuh. Bagaimanapun juga sebagai mahluk sosial kita pasti
butuh orang lain. Jadi inget diri sendiri yang terkadang seperti gak butuh
orang lain, maap jadi curcol hahaha...
Kalimat yang paling gue suka yang keluar dari mulut Vincent, “ I don’t need to hear the whole story...”
Gue banget.
Selma
Kalo gue perhatiin, tiap tahun
kayaknya ada film tentang negro.
Pernah nonton 12 Years a Slave?
The Butler? The help? Intinya sama lah, kisahnya pasti seputar perjuangan
mereka untuk diakui, dihormati dan minta disejajarkan dengan kulit putih. Yang ngebedain
cuman ini cerita tentang Martin Luther king Jr.
Any idea what is Selma? Selma itu
ternyata nama kota di negara bagian Alabama, bukan nama perempuan.
Untuk cast-nya gak ada yang gue
kenal kecuali Oprah Winfrey.
Film ini mendapatkan 2 nominasi
di kategori Best Picture dan Best Song. Di kategori yang terakhir ini
kemungkinan besar bakalan pulang bawa piala Oscar.
Whiplash
Whiplash
Punya keinginan yang kuat tentu
saja bagus tapi kalau dilakukan secara berlebihan tentunya kurang baik walaupun
dalam setiap perjuangan membutuhkan usaha yang kadang lebih dari sekedar maksminal.
Andrew belajar untuk menjadi penggebuk
drum musik jazz di suatu conservatory di New York. Keinginan untuk menjadi sebaik
Buddy Rich, drummer legendaris bukan tidak mungkin ketika ia bertemu dengan Fletcher, si guru musik sekaligus konduktornya.
Fletcher yang sadis, demen
melecehkan dan temperamen menjadi momok tersendiri bagi pelajar yang bergabung
di band yang dia dirikan itu. Dia gak memberikan tempat untuk yang tidak
disiplin dan gak bisa ngikutin ritme latihannya.
Andrew yang ambisius dan Fletcher
si perfeksionis akut, pasangan yang secara teori semestinya cocok tapi pada prakteknya bagai bumi dan langit.
Film yang intens, akting si
Fletcher yang brilian ( diperankan oleh JK Simmons ) dan lagu-lagu jazz yang
menawan bikin gue ecstasy. Gak diragukan lagi kalo Simmons bakalan pulang bawa
Oscar di malam penghargaan tanggal 22 Februari 2015 nanti.
Istilah macem out of tone, rushing
or dragging menjadi suatu pengetahuan yang baru bagi gue.
“ If you don’t have ability, you
wind up playing in a rock band “
The Hundred Foot Journey
Film tentang masak memasak udah
banyak seperti Ratatouille dan Julie & Julia. Namun film ini bukan
menceritakan tentang masaknya tapi lebih ke dramanya.
Dunia masak emang gak gampang
tapi di tangan Hassan, apapun makanannya semua terlihat gampang dan sempurna. Ketika
ada kesempatan untuk bekerja di restaurant dengan kualifikasi 1 bintang Michelin,
Hassan tidak menyia-nyiakannya sampai akhirnya pindah ke Paris dan restaurant
tempat Hassan bekerja meraih 3 bintang Michelin.
Michelin Star sedianya diberikan kepada
fine dining restaurant dengan kualifikasi 0 - 3. Dimana 1 bintang untuk indikasi
very good, 2 bintang untuk excellent dan 3 bintang untuk extremely well bahkan
superb dengan bahan-bahan superlative.
Perolehan bintang ini bisa
mengalami perubahan tiap tahunnya, bisa naik, bisa turun atau tetap stay di
peringkat yang sama. Namun gak berarti dengan punya Michelin star semua akan
baik-baik saja, ada kemungkinan restaurant tersebut gulung tikar loh. Jadi sebenernya gak jaminan juga sih. Untuk restaurant
di Asia yang mempunyai kualifikasi Michelin Star hanya ada di Jepang, Hongkong
dan Macau.
Walaupun penghargaan ini untuk
restaurant tetapi chef-nya juga bisa mendapatkan reputasi yang baik dengan kualifikasi
Michelin star tersebut.
Film ini dibintangi oleh Helen Mirren dengan cerita yang ringan, menghibur, gak pake mikir banyak dan suguhan pemandangan Prancis yang indah. Worth to see.
The Imitation Game
Film ini mendapatkan 8 nominasi Oscar dengan beberapa kategori bergengsi seperti Best Picture, Best
Directing, Best Actor dan Best Supporting Actress.
Berkisah tentang ahli matematika bernama
Alan Turing yang bekerja pada pemerintahan Inggris untuk memecahkan kode Enigma
yang dikirim oleh Jerman.
Disatu sisi, Alan Turing (
Benedict Cumberbatch ) adalah seorang yang jenius dimana kita ketahui dia
adalah pionir alat yang sering kita pakai sehari-hari yaitu komputer. Sedangkan
disisi lainnya dia adalah pribadi yang lemah, lonely bahkan berakhir tragis di
akhir hidupnya.
Untuk filmnya gue kasih score 7
dari 10, sedangkan untuk akting Benedict Cumberbatch gue kasih 9 dari 10.
The Judge
Akting Robert Duvall emang keren
banget. Di Film ini dia berperan sebagai Joseph Palmer yang berprofesi sebagai
hakim. Dia mempunyai anak yang bernama Hank Palmer seorang pengacara yang
diperankan oleh Robert Downey Jr.
Kisah antara ayah dan anak ini
cukup menguras energy dan juga air mata. Ketika sang ayah terlibat pembunuhan
yang tidak disengaja, sang anak menjadi pengacaranya yang membela mati-matian
pada kasus ini.
Di akhir cerita kita disuguhkan
dengan ending yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Robert Duvall menerima nominasi
di kategori Best Supporting Actor dalam perannya ini di ajang Oscar. Sekedar
informasi, dia pernah satu kali memenangi Oscar di kategori Best Actor dalam
film Tender Mercies pada tahun 1984
Boyhood
Nonton film ini seperti nonton
film cerita di hari Minggu siang, jaman tv belom sebanyak sekarang. Ringan,
tentang keluarga dan berakhir bahagia.
Walaupun kelihatannya remeh, film
ini dibuat dalam rentang lebih dari 12 tahun dengan casting yang sama, cerita
yang terjalin rapih dan konsisten. Lucu juga sih bisa liat pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak ditandai dengan model rambut yang berganti-ganti dari masih
playgroup sampai mau masuk universitas. Melewati jamannya Britney Spears, Harry Potter sampai Obama.
Biasanya bila ada film yang
membutuhkan cerita dengan rentang waktu yang berbeda dibutuhkan aktor pengganti
yang ketika sudah dewasa diperankan oleh aktor aslinya. Tapi tidak dengan film
ini dan disitulah letak istimewanya.
Pesan moral yang gue tangkap dari film ini bila belum siap untuk berumah tangga, janganlah dipaksakan karena yang menjadi
korban adalah anak. Begitu juga dengan kawin cerai bukanlah contoh yang baik bagi
tumbuh kembang psikologi si anak.
Buat gue pribadi, film ini terbilang
biasa dengan durasi 2 jam 40 menit. Namun kemungkinan untuk menjadi
pemenang sangat besar di kategori Best Picture dan juga Best Directing untuk effort-nya di
Oscar 2015 ini.
Interstellar
Interstellar mempunyai arti antar
bintang. Yah, film ini bercerita tentang team yang berkolaborasi untuk pergi ke
luar angkasa demi mengatasi bumi di masa depan yang akan mengalami bencana kekeringan
dan kelaparan.
Dengan iming-iming demi peradaban
umat manusia, team ini mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi ke luar
angkasa tanpa pernah diberitahu kapan misi ini berakhir, berapa probabilitas
misi ini berhasil dan apakah memungkinkan untuk kembali lagi ke bumi.
Hitungan waktu di bumi dan di
luar angkasa sangatlah berbeda. Satu tahun di luar angkasa menjadikan beberapa
tahun waktu di bumi. So, can you imagine, umur elo bisa sama dengan umur anak elo di waktu yang bersamaan? Aneh, tapi bisa dibuktikan
dengan hitungan yang njelimet. Pertanyaannya, emang mau ke luar angkasa demi
nama harum atau kontribusi demi negara atau demi uang atau demi kesuksesan atau
sok-sok patriot demi peradaban umat manusia?
Kalo gue pribadi bakalan jawab “No” Gue emang egois tapi gue gak mau mempertaruhkan hidup gue demi hal bullshit
kek gitu. Lebih baik bisa ngabisin hari tua dengan orang-orang yang kita sayang,
melihat perkembangan anak kita dan mengingat hal-hal yang baik tentang orang
sekeliling kita.
Atau pernah nonton Spongebob
Squarepant episode Squidward gak mau diganggu oleh Spongebob dan Patrick untuk
berburu ubur-ubur dan memilih untuk pergi ke luar angkasa dengan mesin waktu
dan berakhir di ruang hampa, sendirian...sendirian...Ingat?
Tanpa ragu, gue bisa bilang fimnya
bagus sekaligus mengerikan bagi yang mengalaminya. Membayangkannya saja membuat telapak tangan berkeringat.
Interstellar mendapatkan 5
nominasi di Oscar kategori teknik. Christopher Nolan sebagai sutradara dikenal
dengan filmnya seperti Inception, The Dark Knight dan Batman Begins.
Foxcatcher
Sebagai salah satu nominasi film
terbaik dari tujuh lainnya, rasanya pantas kalau film ini bertengger di
deretan film layak tonton.
Cerita true story ini terinspirasi dari kakak
beradik Schultz sebagai atlet pro wrestling yang akhirnya dipinang John du Pont
seorang multi jutawan untuk bermain di team miliknya, Foxcatcher.
Ibarat orang kaya yang terbiasa banyak
maunya, begitu juga dengan si eksentrik John du Pont ini. Ketika seseorang “ Dibeli
“ maka statusnya menjadi milik dia sepenuhnya. Latar belakang hubungannya
dengan sang ibu yang tidak harmonis menjadikannya seseorang yang cacat mental.
Drama bergenre olah raga ini dibalut dengan psikologi yang kental berikut casting yang tepat dan cerita yang menarik, membawa film ini masuk ke jajaran elit Academy Awards dengan 5 nominasi diantaranya Steve Carell yang berperan sebagai John du Pont menjadi Best Actor dan Mark Ruffalo sebagai kakaknya Channing Tatum menjadi Best Supporing Actor.
Wild
Berkisah tentang seseorang yang berjuang melawan kesusahan dan kesedihan dalam hidupnya dengan hiking dan hitchhiking melewati jalur PCT ( Pacific Crest Trail ) sejauh lebih dari 1100 mil. Dalam rentang waktu tiga bulan lebih dengan perjuangan yang melelahkan dan rintangan yang menghadang akhirnya dia berhasil melakukan apa yang dia inginkan.
Wild
Berkisah tentang seseorang yang berjuang melawan kesusahan dan kesedihan dalam hidupnya dengan hiking dan hitchhiking melewati jalur PCT ( Pacific Crest Trail ) sejauh lebih dari 1100 mil. Dalam rentang waktu tiga bulan lebih dengan perjuangan yang melelahkan dan rintangan yang menghadang akhirnya dia berhasil melakukan apa yang dia inginkan.
Gue sendiri pengen banget
traveling dalam waktu yang cukup lama. Yang paling memungkinkan keliling Asia
Tenggara atau Indochina. Bukan untuk melupakan kesedihan tapi untuk belajar
hidup di luar negeri, berbaur dengan orang lokal, mensyukuri alamnya, menikmati
makanan khasnya dan menikmati gegar budayanya. Dan soul mate gue akan ikut
dalam misi ini menemani indahnya langit South East Asia.
Balik lagi ke cerita Wild, film
ini bisa dibilang comeback-nya Reese Witherspoon setelah lama gak kedengaran
wara-wiri di ajang penghargaan. Abaikan adegan sex yang banyak terdapat di film
ini dan nikmati perjalanannya dengan pemandangan yang memukau. Mata elo bakal
terpuaskan secara visual bahkan untuk orang yang gak suka gunung ataupun hiking
sekalipun.
Into The Woods
Gue gak suka film ini bukan
karena film musical tapi karena ceritanya yang absurd, jauh dari cerita fairy
tale yang happy ending. Well, cerita dongeng gak mesti berakhir bahagia sih
selama ceritanya menarik. Salah satu point yang bikin fatal yaitu ceritanya
jauh dari kata bagus.
Menggabungkan beberapa karakter fairy
tale kedalam satu film bisa sangat menarik seperti Shrek atau dongeng yang
dipelintir menjadi kisah yang baru dengan ending yang nyeleneh juga masih bisa
dicerna asal filmnya menarik seperti Enchanted atau Mirror Mirror.
Kebalikannya, film ini sangat
mengerikan dengan menggabungkan semua kisahnya terjadi “ Di hutan “ seperti
judulnya.
Meryl Streep dan Emily Blunt bermain
apik seperti biasa tapi gak menolong banyak. Plus point dari film ini yaitu
untuk costume design yang cantik dan memperoleh nominasi untuk Best Costume
Design di Oscar 2015.
Nightcrawler
Gue gak ada ide sebelum nonton
film ini. Ada kaitannya dengan X-Men kah? Ternyata enggak.
Di Amerika, profesi menjadi
seorang Nightcrawler lumayan menjanjikan. Ini dialami oleh Jake Gyllenhaal
sebagai pendatang baru di dunia jurnalisme dan broadcasting sebagai pencari
berita live yang terjadi pada malam hari dengan cara mengambil gambar dengan
video camera dan menjualnya pada stasiun tv.
Dari segi ide ceritanya, lain
daripada yang lain. Karakter yang ditampilkan pun menarik, siapapun bisa
menjadi kejam dengan cara –cara yang keji apapun profesinya.
Film-film Jake Gyllenhaal lainnya
bisa dilihat di Love and Other Drugs, Prince of Persia dan yang paling
fenomenal Brokeback mountain.
American Sniper
Film-film perang gak pernah absen
dari ajang Oscar. Dari Platoon, Black Hawk Down, Saving Private Ryan, The Hurt
Locker dan yang terakhir Zero Dark Thirty.
Film besutan Clint Eastwood ini masuk
di saat-saat terakhir di beberapa nominasi Oscar yang menurut prediksi gue sih akan
pulang dengan tangan hampa atau minimal satu patung Oscar.
Ceritanya based on the true story. Bradley Cooper berperan sebagai tentara sukarelawan yang bersedia ikut perang di Irak sebagai penembak jitu dalam kontribusinya untuk Amerika melawan terorisme.
Adegan perangnya sih cakep, dramanya lumayanlah tapi endingnya cukup konyol. Well, cerita aslinya memang seperti itu dan gak bisa dirubah tapi kalo dipikir-pikir cukup menggelikan. Selain itu cukup membosankan melihat aksi heroik Amerika yang sepertinya gak pernah abis. Kritik bernada pedas pun menggunung di dunia maya. Buat gue pribadi, sehabis nonton film ini banyak pertanyaan "Mengapa?" yang gak bakal terjawab. Mengapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar