Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Februari 01, 2015

awards season begin... ( 2015 )



Awards season begin. Ya, musim penghargaan bagi insan perfilman khususnya Amerika telah dimulai.

Bagi penggila film, awal taun itu adalah saat paling krusial. Heboh cari award-nya apa dan nominasinya siapa terus lanjut ngeborong dvd-nya di toko langganan. Yang menyenangkan, taun ini semua filmnya tersedia. Kalo nungguin tayang di bioskop bisa saja sih tapi kan lama dan belom tentu juga beredar di Indonesia. Belom lagi nungguin pemenangnya siapa dan bengong-bengong liatin red carpet-nya. Demam Oscar emang udah jadi sakit tahunan buat gue pribadi.

And I thank to my lovely soul mate for accompany me hunting those dvd’s. Muachhh...

Acara ngerem di kamar pun dimulai.


The Theory of Everything

Jane : So, I take it you’ve never been to church?
Stephen : Once upon a time.
Jane : Tempted to convert?
Stephen : I have a slight problem with the celestial dictatorship premise.

Film biopik ini bercerita tentang Stephen Hawking dengan sang istri Jane Hawking. Film biopik adalah jenis film berdasarkan biografi seorang tokoh.

Gue sih gak terlalu menggilai film ini tapi Eddie Redmayne memang pantas mendapatkan nominasi Oscar tahun 2015 dan layak dijagokan untuk memenangi kategori Best Actor. Film Eddie Redmayne sebelumnya bisa disaksikan lewat Les Miserable, My week with Marilyn, The Other Boleyn Girl dan Elizabeth : The Golden Age.

Untuk Felicity Jones sendiri, gue gak ngerti kenapa dia dapet nominasi di kategori Best Actress.      


Big Eyes

Gue suka film ini karena sutradaranya Tim Burton dan pemainnya Amy Adams & Christoph Waltz. 

Amy Adams udah lumayan sering dapet nominasi Oscar walaupun belum pernah memenangi satupun. Dan tahun ini langkahnya terhenti hanya sampai di Golden Globe saja. Film-film Amy Adams yang pernah gue tonton adalah American Hustle, Enchanted, Doubt, Julie & Julia dan The Fighter. Gue harap tahun-tahun berikutnya dia masih maen film-film yang berbobot dan memenangi Best Actress di ajang Oscar.

Christoph Waltz emang pemain film karakter yang mengantongi Oscar sebanyak dua kali. Mostly kalo maen film jadi peran antagonis dan gue selalu suka film-filmnya. Sebut saja Inglourious Basterds dan Carnage. Akhir tahun ini kita bisa menyaksikan penampilannya di film James Bond : Spectre. Udah ketebak lah ya, perannya pasti jadi villain-nya si Mr Bond.

Big Eyes menceritakan tentang seorang pelukis wanita dengan signature style lukisannya seorang  anak kecil dengan mata yang besar.

Banyak quotes cantik yang menghiasi film ini. Selain itu yang gue perhatiin banget adalah arsitektur dan design interior dari mansion yang menjadi tempat tinggal pasangan suami istri pelukis ini yang ada di California, keren banget. Lagu di credit terakhirnya oleh Lana Del Ray juga enak di kuping. Must see movie, I guess.


Still Alice 

Performa acting yang sepenuh hati oleh Julianne Moore sebagai seorang penderita alzheimer. Kalo gak menang di Oscar tahun ini sepertinya gak mungkin ya. 

Quote di film ini yang paling berkesan adalah waktu Alice mencoba berargumen dengan suaminya kalo boleh memilih mendingan kena kanker daripada kena alzheimer. Mending gak kena dua-duanya dong ya tapi gue ngerti arah percakapannya kemana.

Alzheimer adalah penyakit melemahnya daya ingat seseorang hingga gangguan fungsi otak yang pada gejala awal ditandai dengan lupa tentang percakapan yang baru saja dilakukan dan bisa berkembang menjadi perubahan perilaku seperti mudah marah, agresif dan mudah curiga. Pada tingkat akut biasanya penderita mengalami halusinasi dan gak bisa beraktifitas tanpa bantuan orang lain.

Bisa bayangin gak sih seperti mau ke kamar mandi tapi lupa arah ke kamar mandi. Mau ambil obat di laci tapi udah nyampe laci malah lupa mau ngapain.

Sewaktu-waktu bisa tersesat di tengah jalan dan bisa gak kenal orang. Sebegitu hebatnya kita mempersiapkan akan dampak penyakit itu tapi ketika mengalaminya akan terasa gak berguna.

Penyakit ini tidak menular dan disebabkan oleh faktor keturunan dan terjadi ketika adanya penumpukan protein di otak yang menyebabkan matinya sel-sel saraf. Gosh...

Selagi penyakit itu masih mengintip, sudahkah anda mengatakan sayang pada orang yang anda sayangi sebelum lupa dengan sekeliling dan segala-galanya?

Last but not least jangan lupa siapkan tissue sebelum film dimulai.


Birdman

Gue bukanlah penggemar Michael Keaton tapi film Birdman ini memang sejatinya film Oscar dan mendapatkan 9 nominasi bersaing dengan The Grand Budapest Hotel. Filmnya sendiri cukup absurd dan untungnya masih nyaman untuk dinikmati sampai akhir cerita.

Alejandro G. Inarritu sebagai sutradara menjadi kandidat yang layak untuk mendapatkan nominasi di ajang Oscar. Film-filmnya terdahulu yang pernah masuk nominasi adalah Amores Perros, Babel dan Biutiful.

Eddie Redmayne & Michael Keaton adalah dua kandidat yang dijagokan untuk memenangi kategori Best Actor yang bergengsi itu. Namun bila ditilik dari tingkat kesulitannya, peran Eddie Redmayne di film The Theory of Everything lebih sulit, jadi gue rasa Michael Keaton gak bakalan menang deh.

Dari film ini gue jadi tau kosa kata washed up actor. 

Tag line-nya juga bagus : the unexpected virtue of ignorance.

Posternya cukup eye catching dan bikin penasaran apa sih birdman itu?


Cake

Satu lagi film dengan acting dengan performa Oscar dari Jennifer Aniston. Walaupun akhirnya sama sekali gak masuk nominasi di kategori apapun. Sayang banget sih sebenernya.

Nonton film ini harus extra konsentrasi karena penggambaran karakter dan jalan ceritanya sedikit rumit sampai harus nonton dua kali plus baca sinopsisnya dari internet biar paham bener. Entah gue yang lagi lemot apa filmnya yang susah dicerna. Sampe teka teki kenapa sih judulnya musti “ Cake “ dan korelasi sama ceritanya baru bisa diketahui di akhir film.

Sutradaranya emang pelit ngasitau dari awal kenapa si Jen gak bisa ngendaliin anger management-nya? Penyebabnya apa? Siapa yang bikin dia jadi begitu? Apa yang ilang dari hidup dia sebelumnya? Dan beberapa pertanyaan lain yang baru terjawab di akhir-akhir film. Bagus dong, kadang malas juga kan nonton film yang jalan ceritanya udah ketebak dari awal.

Oya, ada bloopers yang berhubungan dengan cake. Biasanya gue gak gitu perhatiin karena lebih fokus sama jalan ceritanya tapi ini kentara banget. Gotcha...


The Grand Budapest Hotel

Film keroyokan dengan banyak pemeran terkenal bisa jadi film yang layak ditonton. Sebut saja ada Ralph Fiennes, Tilda Swinton, Jude Law, Bill Murray, Adrien Brody, Edward Norton, Jason Schwartzman, Saoirse Ronan dan Tom Wilkinson. 

Walau demikian di jajaran pemainnya gak ada satupun yang lolos masuk nominasi loh. Yah paling enggak menurut gue film ini bakalan pulang dengan 2 atau 3 patung Oscar di kategori teknis.

Filmnya bercerita tentang Gustave. H, seorang concierge legendaris yang punya affair dengan seorang tamu yang kaya raya. Ketika tamu tersebut yang diketahui bernama Madame D meninggal dan meninggalkan warisan berupa lukisan yang tidak ternilai kepada Gustave, pihak keluarga tidak terima dan terjadilah kejar-kejaran dalam perebutan harta warisan tersebut. Dalam aksinya Gustave tidak sendirian tetapi dibantu oleh seorang lobby boy.

Ceritanya yang fiksi komedi, penuh detail, score yang asik, script yang menawan, gambar yang memanjakan mata dengan gaya penyutradaraan yang unik menjadikan film ini menarik untuk ditonton berkali-kali. Posternya juga keren bingit.



Gone Girl

Paling nikmat kalo nonton film itu tanpa pernah baca resensinya. Tinggal nonton, lampu mati, siapin cemilan dan nikmatin ceritanya.

Film berdurasi 2 jam lebih ini bener-bener gue resapi tiap scene-nya dan full konsentrasi. Satu jam terakhir, gue tau filmnya bakal berakhir gimana.

Walaupun ceritanya fiksi tapi berasa real dan bisa saja kejadian di dunia nyata. Namun bila ditelusuri lebih dalam, gak mungkin banget bisa begitu...yah namanya juga fiksi...

Sebelum film ini, gue gak pernah notice sama yang namanya Rosamund Pike. Setelah googling, akhirnya gue mendapatkan kalo dia pernah berakting di film Die Another Day, Wrath of The Titans dan Jack Reacher. Mukanya yang lempeng, suaranya yang seksi dan aktingnya yang keren membuatnya pantas diganjar nominasi Best Actress di Oscar 2015 ini.

My conclusion after I was watched this movie is if you had your lovely one, treat her right, loving her like there’s no tomorrow and never ever unspoiled her heart or...


St Vincent

Terakhir nonton filmnya Bill Murray di The Grand Budapest Hotel.

Bill Murray bermain apik menjadi seorang veteran perang Vietnam yang anti sosial, suka judi, demen minum alcohol dan punya hidup yang membosankan. Sampai ketemu sama anak tetangganya yang baru pindah dan tinggal di sebelah rumahnya. Bisa ditebak dong, mereka akhirnya tanpa direncanakan menjadi akrab dan saling membutuhkan. Inti ceritanya seperti itu.

Semua orang bisa menjadi Santa dengan caranya sendiri.

Bagus banget sih enggak, cuman ceritanya sangat menyentuh. Bagaimanapun juga sebagai mahluk sosial kita pasti butuh orang lain. Jadi inget diri sendiri yang terkadang seperti gak butuh orang lain, maap jadi curcol hahaha...

Kalimat yang paling gue suka yang keluar dari mulut Vincent, “ I don’t need to hear the whole story...”

Gue banget.


Selma

Kalo gue perhatiin, tiap tahun kayaknya ada film tentang negro.

Pernah nonton 12 Years a Slave? The Butler? The help? Intinya sama lah, kisahnya pasti seputar perjuangan mereka untuk diakui, dihormati dan minta disejajarkan dengan kulit putih. Yang ngebedain cuman ini cerita tentang Martin Luther king Jr.

Any idea what is Selma? Selma itu ternyata nama kota di negara bagian Alabama, bukan nama perempuan.

Untuk cast-nya gak ada yang gue kenal kecuali Oprah Winfrey.  

Film ini mendapatkan 2 nominasi di kategori Best Picture dan Best Song. Di kategori yang terakhir ini kemungkinan besar bakalan pulang bawa piala Oscar.


Whiplash

Punya keinginan yang kuat tentu saja bagus tapi kalau dilakukan secara berlebihan tentunya kurang baik walaupun dalam setiap perjuangan membutuhkan usaha yang kadang lebih dari sekedar maksminal.  

Andrew belajar untuk menjadi penggebuk drum musik jazz di suatu conservatory di New York. Keinginan untuk menjadi sebaik Buddy Rich, drummer legendaris bukan tidak mungkin ketika ia bertemu dengan Fletcher, si guru musik sekaligus konduktornya.

Fletcher yang sadis, demen melecehkan dan temperamen menjadi momok tersendiri bagi pelajar yang bergabung di band yang dia dirikan itu. Dia gak memberikan tempat untuk yang tidak disiplin dan gak bisa ngikutin ritme latihannya.

Andrew yang ambisius dan Fletcher si perfeksionis akut, pasangan yang secara teori semestinya cocok tapi pada prakteknya bagai bumi dan langit.  

Film yang intens, akting si Fletcher yang brilian ( diperankan oleh JK Simmons ) dan lagu-lagu jazz yang menawan bikin gue ecstasy. Gak diragukan lagi kalo Simmons bakalan pulang bawa Oscar di malam penghargaan tanggal 22 Februari 2015 nanti.

Istilah macem out of tone, rushing or dragging menjadi suatu pengetahuan yang baru bagi gue.

“ If you don’t have ability, you wind up playing in a rock band “


The Hundred Foot Journey

Film tentang masak memasak udah banyak seperti Ratatouille dan Julie & Julia. Namun film ini bukan menceritakan tentang masaknya tapi lebih ke dramanya.

Dunia masak emang gak gampang tapi di tangan Hassan, apapun makanannya semua terlihat gampang dan sempurna. Ketika ada kesempatan untuk bekerja di restaurant dengan kualifikasi 1 bintang Michelin, Hassan tidak menyia-nyiakannya sampai akhirnya pindah ke Paris dan restaurant tempat Hassan bekerja meraih 3 bintang Michelin.

Michelin Star sedianya diberikan kepada fine dining restaurant dengan kualifikasi 0 - 3. Dimana 1 bintang untuk indikasi very good, 2 bintang untuk excellent dan 3 bintang untuk extremely well bahkan superb dengan bahan-bahan superlative.

Perolehan bintang ini bisa mengalami perubahan tiap tahunnya, bisa naik, bisa turun atau tetap stay di peringkat yang sama. Namun gak berarti dengan punya Michelin star semua akan baik-baik saja, ada kemungkinan restaurant tersebut gulung tikar loh. Jadi sebenernya gak jaminan juga sih. Untuk restaurant di Asia yang mempunyai kualifikasi Michelin Star hanya ada di Jepang, Hongkong dan Macau.

Walaupun penghargaan ini untuk restaurant tetapi chef-nya juga bisa mendapatkan reputasi yang baik dengan kualifikasi Michelin star tersebut.

Film ini dibintangi oleh Helen Mirren dengan cerita yang ringan, menghibur, gak pake mikir banyak dan suguhan pemandangan Prancis yang indah. Worth to see.



The Imitation Game

Film ini mendapatkan 8 nominasi Oscar dengan beberapa kategori bergengsi seperti Best Picture, Best Directing, Best Actor dan Best Supporting Actress.

Berkisah tentang ahli matematika bernama Alan Turing yang bekerja pada pemerintahan Inggris untuk memecahkan kode Enigma yang dikirim oleh Jerman.

Disatu sisi, Alan Turing ( Benedict Cumberbatch ) adalah seorang yang jenius dimana kita ketahui dia adalah pionir alat yang sering kita pakai sehari-hari yaitu komputer. Sedangkan disisi lainnya dia adalah pribadi yang lemah, lonely bahkan berakhir tragis di akhir hidupnya.

Untuk filmnya gue kasih score 7 dari 10, sedangkan untuk akting Benedict Cumberbatch gue kasih 9 dari 10.


The Judge

Akting Robert Duvall emang keren banget. Di Film ini dia berperan sebagai Joseph Palmer yang berprofesi sebagai hakim. Dia mempunyai anak yang bernama Hank Palmer seorang pengacara yang diperankan oleh Robert Downey Jr.

Kisah antara ayah dan anak ini cukup menguras energy dan juga air mata. Ketika sang ayah terlibat pembunuhan yang tidak disengaja, sang anak menjadi pengacaranya yang membela mati-matian pada kasus ini.

Di akhir cerita kita disuguhkan dengan ending yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

Robert Duvall menerima nominasi di kategori Best Supporting Actor dalam perannya ini di ajang Oscar. Sekedar informasi, dia pernah satu kali memenangi Oscar di kategori Best Actor dalam film Tender Mercies pada tahun 1984


Boyhood

Nonton film ini seperti nonton film cerita di hari Minggu siang, jaman tv belom sebanyak sekarang. Ringan, tentang keluarga dan berakhir bahagia.

Walaupun kelihatannya remeh, film ini dibuat dalam rentang lebih dari 12 tahun dengan casting yang sama, cerita yang terjalin rapih dan konsisten. Lucu juga sih bisa liat pertumbuhan dan perkembangan seorang anak ditandai dengan model rambut yang berganti-ganti dari masih playgroup sampai mau masuk universitas. Melewati jamannya Britney Spears, Harry Potter sampai Obama.

Biasanya bila ada film yang membutuhkan cerita dengan rentang waktu yang berbeda dibutuhkan aktor pengganti yang ketika sudah dewasa diperankan oleh aktor aslinya. Tapi tidak dengan film ini dan disitulah letak istimewanya.

Pesan moral yang gue tangkap dari film ini bila belum siap untuk berumah tangga, janganlah dipaksakan karena yang menjadi korban adalah anak. Begitu juga dengan kawin cerai bukanlah contoh yang baik bagi tumbuh kembang psikologi si anak.

Buat gue pribadi, film ini terbilang biasa dengan durasi 2 jam 40 menit. Namun kemungkinan untuk menjadi pemenang sangat besar di kategori Best Picture dan juga Best Directing untuk effort-nya di Oscar 2015 ini.


Interstellar

Interstellar mempunyai arti antar bintang. Yah, film ini bercerita tentang team yang berkolaborasi untuk pergi ke luar angkasa demi mengatasi bumi di masa depan yang akan mengalami bencana kekeringan dan kelaparan.  

Dengan iming-iming demi peradaban umat manusia, team ini mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi ke luar angkasa tanpa pernah diberitahu kapan misi ini berakhir, berapa probabilitas misi ini berhasil dan apakah memungkinkan untuk kembali lagi ke bumi.

Hitungan waktu di bumi dan di luar angkasa sangatlah berbeda. Satu tahun di luar angkasa menjadikan beberapa tahun waktu di bumi. So, can you imagine, umur elo bisa sama dengan umur anak elo di waktu yang bersamaan? Aneh, tapi bisa dibuktikan dengan hitungan yang njelimet. Pertanyaannya, emang mau ke luar angkasa demi nama harum atau kontribusi demi negara atau demi uang atau demi kesuksesan atau sok-sok patriot demi peradaban umat manusia?

Kalo gue pribadi bakalan jawab “No” Gue emang egois tapi gue gak mau mempertaruhkan hidup gue demi hal bullshit kek gitu. Lebih baik bisa ngabisin hari tua dengan orang-orang yang kita sayang, melihat perkembangan anak kita dan mengingat hal-hal yang baik tentang orang sekeliling kita.

Atau pernah nonton Spongebob Squarepant episode Squidward gak mau diganggu oleh Spongebob dan Patrick untuk berburu ubur-ubur dan memilih untuk pergi ke luar angkasa dengan mesin waktu dan berakhir di ruang hampa, sendirian...sendirian...Ingat?

Tanpa ragu, gue bisa bilang fimnya bagus sekaligus mengerikan bagi yang mengalaminya. Membayangkannya saja membuat telapak tangan berkeringat.

Interstellar mendapatkan 5 nominasi di Oscar kategori teknik. Christopher Nolan sebagai sutradara dikenal dengan filmnya seperti Inception, The Dark Knight dan Batman Begins.


Foxcatcher

Sebagai salah satu nominasi film terbaik dari tujuh lainnya, rasanya pantas kalau film ini bertengger di deretan film layak tonton.

Cerita true story ini terinspirasi dari kakak beradik Schultz sebagai atlet pro wrestling yang akhirnya dipinang John du Pont seorang multi jutawan untuk bermain di team miliknya, Foxcatcher.

Ibarat orang kaya yang terbiasa banyak maunya, begitu juga dengan si eksentrik John du Pont ini. Ketika seseorang “ Dibeli “ maka statusnya menjadi milik dia sepenuhnya. Latar belakang hubungannya dengan sang ibu yang tidak harmonis menjadikannya seseorang yang cacat mental.

Drama bergenre olah raga ini dibalut dengan psikologi yang kental berikut casting yang tepat dan cerita yang menarik, membawa film ini masuk ke jajaran elit Academy Awards dengan 5 nominasi diantaranya Steve Carell yang berperan sebagai John du Pont menjadi Best Actor dan Mark Ruffalo sebagai kakaknya Channing Tatum  menjadi Best Supporing Actor.


Wild

Berkisah tentang seseorang yang berjuang melawan kesusahan dan kesedihan dalam hidupnya dengan hiking dan hitchhiking melewati jalur PCT ( Pacific Crest Trail ) sejauh lebih dari 1100 mil. Dalam rentang waktu tiga bulan lebih dengan perjuangan yang melelahkan dan rintangan yang menghadang akhirnya dia berhasil melakukan apa yang dia inginkan.

Gue sendiri pengen banget traveling dalam waktu yang cukup lama. Yang paling memungkinkan keliling Asia Tenggara atau Indochina. Bukan untuk melupakan kesedihan tapi untuk belajar hidup di luar negeri, berbaur dengan orang lokal, mensyukuri alamnya, menikmati makanan khasnya dan menikmati gegar budayanya. Dan soul mate gue akan ikut dalam misi ini menemani indahnya langit South East Asia.    

Balik lagi ke cerita Wild, film ini bisa dibilang comeback-nya Reese Witherspoon setelah lama gak kedengaran wara-wiri di ajang penghargaan. Abaikan adegan sex yang banyak terdapat di film ini dan nikmati perjalanannya dengan pemandangan yang memukau. Mata elo bakal terpuaskan secara visual bahkan untuk orang yang gak suka gunung ataupun hiking sekalipun.    


Into The Woods

Gue gak suka film ini bukan karena film musical tapi karena ceritanya yang absurd, jauh dari cerita fairy tale yang happy ending. Well, cerita dongeng gak mesti berakhir bahagia sih selama ceritanya menarik. Salah satu point yang bikin fatal yaitu ceritanya jauh dari kata bagus.

Menggabungkan beberapa karakter fairy tale kedalam satu film bisa sangat menarik seperti Shrek atau dongeng yang dipelintir menjadi kisah yang baru dengan ending yang nyeleneh juga masih bisa dicerna asal filmnya menarik seperti Enchanted atau Mirror Mirror.

Kebalikannya, film ini sangat mengerikan dengan menggabungkan semua kisahnya terjadi “ Di hutan “ seperti judulnya.

Meryl Streep dan Emily Blunt bermain apik seperti biasa tapi gak menolong banyak. Plus point dari film ini yaitu untuk costume design yang cantik dan memperoleh nominasi untuk Best Costume Design di Oscar 2015.


Nightcrawler

Gue gak ada ide sebelum nonton film ini. Ada kaitannya dengan X-Men kah? Ternyata enggak.

Di Amerika, profesi menjadi seorang Nightcrawler lumayan menjanjikan. Ini dialami oleh Jake Gyllenhaal sebagai pendatang baru di dunia jurnalisme dan broadcasting sebagai pencari berita live yang terjadi pada malam hari dengan cara mengambil gambar dengan video camera dan menjualnya pada stasiun tv.

Dari segi ide ceritanya, lain daripada yang lain. Karakter yang ditampilkan pun menarik, siapapun bisa menjadi kejam dengan cara –cara yang keji apapun profesinya.

Film-film Jake Gyllenhaal lainnya bisa dilihat di Love and Other Drugs, Prince of Persia dan yang paling fenomenal Brokeback mountain.


American Sniper

Film-film perang gak pernah absen dari ajang Oscar. Dari Platoon, Black Hawk Down, Saving Private Ryan, The Hurt Locker dan yang terakhir Zero Dark Thirty.

Film besutan Clint Eastwood ini masuk di saat-saat terakhir di beberapa nominasi Oscar yang menurut prediksi gue sih akan pulang dengan tangan hampa atau minimal satu patung Oscar.

Ceritanya based on the true story. Bradley Cooper berperan sebagai tentara sukarelawan yang bersedia ikut perang di Irak sebagai penembak jitu dalam kontribusinya untuk Amerika melawan terorisme.

Adegan perangnya sih cakep, dramanya lumayanlah tapi endingnya cukup konyol. Well, cerita aslinya memang seperti itu dan gak bisa dirubah tapi kalo dipikir-pikir cukup menggelikan. Selain itu cukup membosankan melihat aksi heroik Amerika yang sepertinya gak pernah abis. Kritik bernada pedas pun menggunung di dunia maya. Buat gue pribadi, sehabis nonton film ini banyak pertanyaan "Mengapa?" yang gak bakal terjawab. Mengapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...