Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Oktober 06, 2011

black swan



Obsesi & Perfeksionis.

Dua kata dari intisari film Black Swan.

Sebenarnya, apapun bisa menjadi obsesi bagi si perfeksionis tetapi karena yang ditampilkan dari sisi Balet, hasilnya menjadi melodramatis.

Nina, salah satu penari terbaik di NYBC, gak mau melepas kesempatan menjadi penari utama di pergelaran lakon Danau Angsa dan dia mendapatkannya dengan extra perjuangan.

Hasil 4 tahun latihan rutin tentunya sangat berguna. Gerakan yang sempurna, anggun dengan teknik mumpuni ternyata tidak cukup untuk memerankan sang Ratu Angsa.

Sebagai Ratu Angsa putih, dia mempunyai kemampuan untuk itu. Sebaliknya sebagai Ratu Angsa hitam yang lepas, bergairah, tidak terkontrol...jauh dari kata sempurna.

Ruam di kulit punggungnya yang gak sembuh-sembuh dan sering ngelupasin kulit sendiri menjadi bentuk frustasi yang berlebihan yang menjadikannya stress.

Kalo dulu gue sering perform vokal grup, paduan suara, sendratari atau apalah yang musti berhadapan dengan audiens biasanya gue ke toilet berkali-kali sebelum manggung. Emang bikin deg-degan, tapi gak sampe stress berlebihan kayak gitu sih.

Namun memang dalam hidup selalu ada hal yang bikin kita khawatir akan sesuatu hal dan mau bisa ngelewatinnya dengan baik bukan? Manusiawi...

Nina sampe menderita halusinasi memikirkan yang belum terjadi dengan reka ulang seperti skenario yang diinginkannya, mencuri barang seniornya biar bisa menjadi sempurna, ketakutan yang berlebihan, menghidupkan karakter alter egonya...dan sudah mengarah pada kejiwaan...

Adegan finalnya tentu scene yang ditunggu. Pergelaran yang dinanti...

Nina ber-metamorfosa menjadi Ratu Angsa hitam. Mata menyala merah, dan sayap hitam yang melebar menutupi tangannya bersamaan dengan gerakan coda-nya yang menakjubkan. Penonton pun bertepuk tangan meriah, juga gue...dandanan serba hitam, gerakan yang berenergi, menakjubkan mata secara visual. Metamorfosa yang sempurna. Nina adalah Black Swan. Karakter yang jahat. Kepribadiannya yang lain. Merasuk. Black Swan adalah Nina.

Kesuksesan Nina dibayar mahal, di adegan terakhir, semua yang sempurna ternyata hanya sekejapan mata saja. Nina yang tidak percaya diri ternyata menyakiti dirinya sendiri agar semuanya berjalan seperti keinginannya. Pecahan kaca itu menempel di perutnya, membuatnya berdarah.

Penonton mengelu-elukannya
Kepuasan yang tak habis
Tercapai dan harus
Sempurna
Senyum sekarat

Sakit Nina
Jiwanya sakit

Film yang bagus, karena gak cuman sekedar drama hitam biasa tapi ada pesan psikologis yang menghantui. Perfeksionis ternyata gak selalu bagus. Kekhawatiran yang berlebihan ternyata gak baik.

Gue bisa bilang kalo Nina menderita Obsessive-Compulsive Disorder. Kelainan kecemasan yang ditandai perilaku kompulsif, sesuatu yang berulang-ulang untuk menenangkan perilaku obsesifnya. Bagi si penderita ternyata terganggu dengan perilaku kompulsifnya ini tapi gak berdaya untuk menghindarinya.

Film sejenis tentang OCD yaitu " As good as it gets " nya Jack Nicholson.

Nina Sayers diperankan brilian oleh Natalie Portman yang akhirnya diganjar Best Leading Actress di Academy Awards 2011. Menari dari kecil dan setahun sebelum syuting film ini serta mendalami karakternya membuatnya total. Congratulation ya.

Sutradara film ini Darren Aronofsky juga detil banget menjabarkan tantangan dan kegelapan serta realita sulitnya menjadi penari balet. Makan gak boleh terlalu banyak, sedikit bersenang-senang dan latihan serta latihan yang keras sepanjang hidup.

Jangan lupa, iringan Swan Lake-nya Tchaikovsky begitu menyayat hati...terhanyut dalam lamunan...lagu yang ternyata mengiringi tumbuh besarnya gue dari kotak musik hadiah pernikahan mama dan papa dari seorang temannya.

Semoga kesampean suatu saat nanti jalan-jalan ke Moscow, nonton teater Bolshoi, melihat Nina...tunggu aku, Nina...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...