November 01, 2011
cinta dalam semangkuk ceker ayam
Dia memesan satu mangkuk.
Dia memesan satu mangkuk. Penuh panas mengepul.
Dia memesan satu mangkuk. Penuh panas mengepul. Berisi ceker ayam special.
Dia memesan satu mangkuk. Penuh panas mengepul. Berisi ceker ayam special. Yang begitu mengundang.
Seperti upacara di hari senin.
Seperti upacara di hari senin. Mereka berbaris rapi.
Seperti upacara di hari senin. Mereka berbaris rapi. Memberi hormat pada si pemesan.
Seperti upacara di hari senin. Mereka berbaris rapi. Memberi hormat pada si pemesan. Agar dimakan dengan perasaan.
Gigitan pertama begitu mengundang.
Gigitan pertama begitu mengundang. Mencecap sempurna di setiap bagian.
Gigitan pertama begitu mengundang. Mencecap sempurna di setiap bagian. Juga euphoria di tegukan kaldu kuahnya.
Gigitan pertama begitu mengundang. Mencecap sempurna di setiap bagian. Juga euphoria di tegukan kaldu kuahnya. Terhanyut dia dalam lautan ekstasi.
Kuperhatikan si bibir doyan makan.
Kuperhatikan si bibir doyan makan. Penuh belepotan kuah.
Kuperhatikan si bibir doyan makan. Penuh belepotan kuah. Yang sering kuhujani dengan ciuman.
Kuperhatikan si bibir doyan makan. Penuh belepotan kuah. Yang sering kuhujani dengan ciuman. Di pagi, siang & malam.
Sekejap mata mereka lenyap.
Sekejap mata mereka lenyap. Bersisa tulang yang tak termaafkan.
Sekejap mata mereka lenyap. Bersisa tulang yang tak termaafkan. Begitu juga dengan dirinya.
Sekejap mata mereka lenyap. Bersisa tulang yang tak termaafkan. Begitu juga dengan dirinya. Meninggalkan aku yang membayar tagihan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar