Libur
Imlek kemaren jatuh pada hari Jum’at dan hari Sabtunya yang biasa masuk kerja
ternyata diliburkan sebagai cuti bersama. Tumben-tumbenan bos gue baek, biasanya
minta cuti sehari aja susahnya minta ampun. So, kesempatan kali ini gue pake ke Bandung dong, indehoy sama soul mate
tersayang.
Saatnya
cari akomodasi via Agoda. Waktu search hotel yang available, tiba-tiba ada hotel
yang belom pernah gue lihat sebelomnya yaitu Park Hotel dengan kriteria bintang
4. Lokasinya memang gak di pusat kota melainkan agak jauh sedikit tapi masih
bisa dijangkau angkot. Bandung Indah Plaza ( BIP ) masih bisa
disambangi dalam hitungan kurang dari satu jam.
Lihat
gallery fotonya dan sepertinya cocok. Ya sudah booking saja.
Keseringan
stay di hotel, mau gak mau kalo akhirnya gue selalu membandingkan hotel yang
satu dengan yang lain. Dan gue masih mencari yang terbaik dari yang terbaik.
Proses
penilaian sudah dilakukan ketika melihat bangunan hotelnya. Sepertinya hotel
yang masih terbilang baru ini tampak cozy untuk ditinggali barang semalam.
Lobby-nya yang lapang menyatu dengan café yang menjual aneka cake slice. Sedangkan pohon
ditengahnya sebagai center of attention dihiasi dengan ornament cantik khas
imlek. Lobby sebagai ruang pertama yang dilewati tamu memang seharusnya dibuat
menarik agar tamu betah. First Impression itu penting.
Menuju
meja receptionist, proses check in dimulai.
Sepertinya staff Front Office yang berwajah menarik menjadi senjata yang
ampuh jikalau proses check in lumayan lama tapi tetep gak ngerti kenapa proses
booking yang sudah dibayar dimuka malahan suka lama prosesnya, mustinya harus
lebih cepat dibanding tamu walk in.
Ukuran
Kamar tamunya lumayan, yang penting gak sempit. View di luar jendela memang gak
spektakuler karena cuman rumah penduduk tapi kamarnya nyaman jadi gak terlalu
masalah. Mungkin kamar kami yang berada di lantai 5 masih kurang tinggi untuk
melihat view Bandung yang menawan.
Hair
dryer dan body lotion menjadi amenities yang paling gue suka di kamar Park
Hotel ini.
Salah
satu alasan kenapa gue pilih hotel ini adalah pool-nya yang berada di rooftop.
Poolnya memang kecil banget, diisi 4 penguni kamar tamu hotel aja udah gak bisa
terlalu leluasa berenangnya tapi view dari sini sangat juara. Kalo emang
bener-bener mau berenang, lebih baik datang pada jam 6 pagi dan kesampingkan air
nya yang dingin. The pool will be yours.
Salah
satu service dari hotel ini adalah jasa free shuttle service menuju Saung
Angklung Mang Udjo dan ke pusat perbelanjaan di Jalan Riau yaitu di Heritage pada
pukul 17.00 dan 18.00. Well, lokasi hotel yang jauh tidak menyebabkan sulit
akses kemana-mana. Dan sambil iseng, kami menggunakan shuttle service ini
menuju Jalan Riau. Yang kurang dari pelayanan ini adalah mobil tidak stand by
dan banyak dari staff Front Office yang tidak mengetahui dengan pasti jam
keberangkatan, bahkan security aja gak ngerti apa-apa mengenai shuttle service.
Saat
breakfast adalah saat yang ditunggu-tunggu, karena gue pengen tau apa aja nih
menu santapan paginya. Dari segi variety lumayan beragam walaupun gak ada yang
terlalu favorit. Adanya dim sum itu sebenarnya nilai plus karena hotel bintang
5 pun gak selalu menyediakan. Tapi rasanya gak karuan, gak tau dim sum kemaren
punya atau gimana pokoknya gak enak.
Jamu
corner menjadi pemandangan baru yang belum pernah dilihat sebelumnya. Nyobain
dong segelas beras kencur. Rasanya
menggelitik lidah secara belom menjadi penggemar jamu sejati.
Yang musti dicoba dari hotel ini adalah Red Velvet Cake nya. Penampilannya cantik banget, ukurannya besar dan dari segi harga pun terbilang murah plus rasanya sangat enak. Makan sepiring berdua sama soul mate menjadi kenangan manis sebelum check out dari hotel.
Walaupun
semuanya kelihatan serba bagus tapi ada satu hal yang sangat mengganggu yaitu
pada jam 2 dini hari terjadi kegaduhan di luar kamar dan telpon di kamar
tiba-tiba berdering. Ketika diangkat tidak ada yang nyaut. Apa yang sebenarnya
terjadi? Kebetulan di sebelah kamar kami adalah ruang khusus karyawan, mungkin
lift karyawan. Gak ada ide siapa yang iseng tapi mengganggu kenyamanan tamu
sepertinya tidak bisa ditolerir. Kalau akhirnya setelah insiden itu gue bisa
tidur mungkin ya sudahlah, tapi kalau gue jadi melek sampe pagi, siapa yang mau
disalahin? Kami tidak meminta wake up call, apakah saluran telpon sedang rusak?
Tidak ada jawaban yang memuaskan dari staff Receptionist yang bertugas ketika
kami akan check out. Pelajaran buat gue adalah matikan line telpon kamar hotel
ketika akan tidur. Itu harus.
Tugas
Receptionist mendekati jam check out adalah menelpon kamar tamu untuk
menanyakan apakah waktu stay diperpanjang atau tidak. Gue ngerti ini adalah
standart procedure staff Front Office ( FO ), tapi kadang suka bikin kesel juga
ya. Dilain pihak, kami juga ngerti kok karena bukan sekali dua kali nginep
di hotel dan sepertinya bukan waktu peak season juga. Jadi apakah harus
dilakukan?
Overall,
kami suka kok hotel ini. Kali ini gue cuman sebagai tamu hotel aja, mungkin
akan berbeda situasinya ketika gue menjadi staff hotel. Tapi yang pasti gue gak
mau jadi FO department. Too much pressure hahaha....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar