Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Maret 20, 2014

cerita dibalik kisah journey to the west


Kota Xi’an adalah kota yang tidak boleh dilupakan ketika berwisata ke Cina. Perpaduan antara masa lalu dan masa kini. Selain ada Kampung Muslim dan Terracotta Warrior, kota ini mempunyai pagoda yang luar biasa megah yaitu Giant Wild Goose Pagoda.

Pagoda ini menjadi sangat special karena Xuan Zang ( Tong Sam Chong ) belajar menjadi seorang biksu di tempat ini. Kalau ada kisahnya mengenai perjalanan ke Barat ( India ), pada dasarnya kejadian itu memang betul-betul terjadi tapi tanpa bantuan Sun Go Kong dan juga Ti Pat Kay ataupun Sah Cheng.


Menyimak kisah aslinya ternyata sangat menarik untuk dibaca. Xuan Zang pergi ke Barat karena tidak lengkapnya kitab-kitab yang ada di Tiongkok, tidak tersedianya kitab-kitab penting aliran tertentu dalam bahasa Cina maupun terjemahan yang tidak akurat ditambah lagi masing-masing penerjemah memiliki pengertian yang berbeda atas kitab aslinya. 

Akhir ceritanya, Xuan Zang berhasil mendapatkan yang ia inginkan dan kembali ke Tiongkok dengan selamat setelah memakan waktu selama 16 tahun mengembara. Gelar yang diterimanya di India ketika menguasai seluruh kitab suci agama Buddha beserta setiap artinya  yaitu  “San Zang” ( Tripitaka ). Gelar ini diberikan ketika seseorang berhasil menguasai sedikitnya 50 kitab Buddhis.


Kali itu, gue sama sekali gak masuk ke pagodanya, hanya sempat mengabadikan moment tersebut didepannya saja. Prioritas tour waktu itu lebih ke Terracotta Warrior. Yah lumayan lah daripada gak mampir sama sekali.

Maret 18, 2014

memerawani 1 dari 7 keajaiban dunia : the great wall

Menginjakkan kaki di Tembok Cina menjadi pengalaman yang mendebarkan sekaligus menyenangkan. Mendebarkan karena Tembok Cina termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan tentu saja menyenangkan karena gue gak pernah ngebayangin bakalan bisa liat sendiri karya cipta manusia yang diakui dunia ini.


Sebelum memasuki area Tembok Cina, kami dibawa dulu ke rumah makan yang gak terlalu jauh dengan lokasi wisata. Dari jendela rumah makan aja pemandangannya bisa dibilang udah bagus banget. Rasanya gak sabar pengen cepet-cepet nyampe. Gak apa deh skip makan siangnya juga. Rela sumpah.

Dari beberapa gate yang ada, kami masuk melalui Juyong pass. Kirain yang kami masuki itu Mutianyu pass soalnya yang sering gue baca, gerbang tersebut yang sering dipake turis.


Saat itu, turis dari luar lumayan banyak. Sebut saja dari Eropa, Afrika bahkan turis lokal pun gak sedikit.

Dulu, gue cuman bisa lihat di TV waktu David Copperfield berjalan menembus Tembok Cina atau waktu Top 4 America’s Next Top Model cycle 9 melakukan photoshoot dengan tema Warrior Princess dengan background Tembok Cina, gue cuman bisa lihat dari dvd bajakan. 


Waktu itu aja gue udah merinding, apalagi sekarang. Wah, akhirnya nyampe juga ya dan bisa merasakannya dari dekat. Senangnya minta ampun.

Mau foto dari arah manapun, fotonya pasti artistik. Buat pecinta fotografi maupun model dadakan gak bakalan klimaks deh. Selalu ada angle yang menarik untuk dicoba dan diabadikan dengan kamera.

Nyampe pos pertama, ada toko souvenir, mampir dong...


Ada beberapa jenis medali  layaknya atlet yang dijual dengan harga berbeda bertuliskan lewat gerbang mana kita masuk sedangkan di sisi lainnya kita bisa minta digrafir tanggal beserta nama si pemilik. Murah kok, untuk ukuran yang paling besar cuman dihargai 5 Yuan. Gila aja kalo gak beli sih, namanya juga kenang-kenangan lagian kan buat barbuk ( Barang Bukti ).

Sejauh mata memandang hanya ada keindahan, baik temboknya maupun lansekapnya sama-sama mengundang decak kagum. 

Kirain corat coret graffiti di objek wisata cuman ada di Indonesia ternyata Tembok Cina pun gak luput dari keisengan tangan jail pengunjung. Sayang ya.


Ada pengalaman yang berkesan gak selama mengunjungi objek wisata ini?

Ada dong. Gue kan bawa kamera SLR udah gitu bawa tripodnya pula. Orang-orang pada takjub ngelihatin  gue narsis sendiri. Jujurnya, bukannya gak bisa pake tripod tapi rada gak nyaman soalnya mereka kan ngeliatin pose-pose gue. Beneran cuman bengong ngeliatin gue begaya. Gila kan? Gue mikirnya bodo amat ah, emangnya bakalan ke sini lagi? Belom tentu kan? Pokoknya harus punya foto bagus no matter what tapi gak mungkin dong sekali shoot langsung sesuai harapan, gue belom se-pro itu. Belom lagi interupsi dari banyaknya orang yang lewat. Ada turis dari Eropa yang iseng ikutan pengen difoto pas gue lagi begaya. Gue ngakak aja, mungkin disangkanya gue orang lokal kali. Bahkan tukang sampahnya aja senyum-senyum. 


Senangnya traveling ke luar negeri tuh kita bisa ketemu banyak turis yang berasal dari negara lain. Kalo asik mungkin bisa jadi temen traveling atau sekedar numpang lewat doang lah tapi ngebumbuin rasa dari petualangan kita. Menurut gue itu menyenangkan.


Lebih asik ngejajal Tembok Cina dari beberapa jalan masuk karena walaupun cuman tembok dan bukit-bukit hijau doang tapi pasti ada perbedaaannya. Musimnya berbeda aja, fotonya udah beda juga. 

Kunjungan kali itu memang mepet banget, masa cuman dikasih waktu 1,5 jam doang? Nasib ikutan tour tuh begitu, malah kebanyakan mampir di toko obat. Next, kalau mau ke sini lagi, harus bisa sendiri. Ada kok bis yang menuju ke Tembok Cina. Tapi pastinya bakalan ribet, lah bahasanya aja gak ngerti.


Dari waktu yang udah ditentukan, kami telat 15 menit. Tour Leadernya ngoceh-ngoceh dong. Pura-pura aja gak denger, gila aja dikasih waktu segitu doang. Ternyata besok-besoknya dia sendiri yang malahan telat karena sering nemenin ibu-ibu yang belanja. Malu deh.

Satu keajaiban dunia sukses gue perawani, next yang masih dalam jangkauan kayaknya Taj Mahal di India deh. Let’s go India...

Maret 12, 2014

mencumbui pantai di pacitan



Pacitan mempunyai beberapa pantai yang menarik untuk disinggahi. Itulah alasan mengunjunginya untuk yang kedua kalinya.


Pantai Watukarung dapat diartikan sebagai pantai ber-batu karang. Gugusan batu karangnya menyebar membentuk 3 pulau kecil berjajar. Objek yang menarik lainnya adalah perahu nelayan yang berwarna-warni. Selain itu warna coklat pasir pantainya begitu menggoda untuk dibawa pulang untuk koleksi.


Lanjut ke Pantai Srau. Pantai ini juga mempunyai batu karang ditengah-tengah pantai hanya saja ukurannya lebih kecil dibanding Pantai Watukarung. Tipikal pantainya mempunyai banyak batu-batu besar yang berserakan di pinggir pantai. Ciri lain yang membedakan dengan pantai lainnya yaitu adanya batu bolong yang berada di ujung pantai. 


Pantai yang tidak kalah bagusnya adalah pantai Nampu. Pantai ini lebih menarik dinikmati dari atas bukit. Icon batu karangnya bikin jatuh hati pada pandangan pertama ketika melihatnya di dunia maya. Sayang, hujan datang tiba-tiba, dalam hitungan menit kami sudah bergegas kembali menuju ke mobil.


Dulu gue pernah cinta dengan Pantai Klayar. Kali kemarin, pantai ini begitu kotor dan begitu banyak orang yang ingin menikmatinya.  Rasa cinta itu sekarang tinggal cerita.

Semua pantai ini dapat diakses dengan bantuan mobil sewa yang mengetahui jalan ke pantai-pantai di Pacitan. 

Buat yang “melek pantai“ gak ada salahnya mencumbui pantai-pantai yang ada didaerah Jawa Timur ini.

Maret 11, 2014

"penipuan" oleh sushigroove, pvj - bandung


Gue emang udah kepikiran kalo pas ultah mau makan ama pacar di SushiGroove. Alasannya simple, gue suka sushi dan kalo pesen Dragon Roll bisa dipakein lilin B-I-R-T-H-D-A-Y. Lucu kan buat foto-foto.

Waktu lagi makan, gue nyimak standing promo Ismaya Card yang bilang dengan kartu tersebut akan mendapatkan beberapa keuntungan apalagi buat yang lagi berulang tahun. Karena ada kata-kata ulang tahun gue langsung tertarik.

Nanyak lah gue ama waiter-nya, gimana sih caranya dapet Ismaya Card dan keuntungannya apa aja ? Dia bilang kartu tersebut dapat diperoleh seharga IDR 200.000,- tapi bisa langsung dapet discount IDR 100.000 untuk pembelanjaan hari itu dan bagi yang berulang tahun bisa dapat potongan lagi sebanyak 30 %. Apakah bisa langsung dipotong pada saat pembelanjaan saat itu juga? Ya bisa, gitu jawabnya.

Hari itu gue berulang tahun, kalo emang bisa dapet discount kenapa enggak? 

Tapi gue masih penasaran dan masih pengen tanya-tanya lagi soal Ismaya Card. Kali ini gue panggil waitress-nya. Dia bilang umpama kita belanja seharga IDR 250.000,- maka kita cukup bayar IDR 150.000,- saja dan cardnya cuman bayar IDR 100.000,- 

Wow…ini lebih menggiurkan tapi kenapa ya orang-orang yang pada makan di sini gak ada yang bayar pake kartu itu? Ada yang aneh gak sih? Gue cuman mikir ngapain juga mikirin orang laen. Ya udah lah, bikin aja.

Untuk yang ke-3 kalinya, gue pilih waitress yang berbeda dari sebelumnya untuk apply kartu tersebut. Sambil dapet informasi kalau kartunya gak bakalan expired. Hah? 


Gue disodorin tab untuk apply secara on line. Setelah pendaftaran selesai dan gue aktivasi dari email, kartu tersebut langsung dapat dipakai.

Tapi pas dapet bill nya, gue terkaget-kaget kok hasil akhirnya gak seperti yang dijelaskan di awal oleh pihak waiter/s.

Pembelanjaan gue hari itu memang dipotong sebesar IDR 100.000,- tapi gue mesti bayar kartunya IDR 200.000,- dan potongan 30 % untuk yang berulang tahun bisa direbate pada waktu kedatangan berikutnya dalam waktu 7 hari dan bukan hari itu atau hangus.

Gue protes dong, gimana ceritanya kok bisa beda antara yang tadi dijelaskan dengan aslinya? Sampe semua waiter/s yang tadi menjelaskan gak bisa lagi kasih argument apa-apa,  dan gue gak ada pilihan laen kecuali nurut doang.

Gini nih waiter/s jaman sekarang. Gak mau tahu dan gak peduli, giliran konsumen gak puas ya udah no solusi. Memang betul mereka tidak menawarkan promo kartu tersebut, i gue yang kepengen. Tapi kalo penjelasannya lengkap & benar trus gue merasa gak perlu membuat kartu itu pastinya gue gak akan bikin. Mending makan, bayar dan pulang. Ngapain juga ikutan tetek bengek gak penting yang akhirnya berujung menyebalkan. Gue merasa dirugikan.

Sampe pas pulang, gue masih menanyakan dapat hitungan redeem sebesar 30 % untuk kunjungan berikutnya itu gimana cara ngitungnya? Mereka asbun aja, sampe gue itung pake kalkulator hp hasilnya gak sama. Baru deh mereka ngoprek-ngoprek pake kalkulator sendiri setelah tau jawabannya baru bisa kasitau. Mau promo tapi gak ngerti. Mau promo tapi gak bisa jelasin. Mau promo tapi gak siap. Mending gak usah bikin promo daripada promonya menyesatkan. Apa emang dibikin menjebak?


Kalo penjelasannya begini pasti lebih asik :

Promo kartu Ismaya ini didapat dengan membeli kartunya sebesar IDR 200.000,- Bila pembelian Bapak/ Ibu sebesar IDR 250.000,- maka harga makanan dan minuman yang harus dibayar yaitu IDR 150.000,- karena dapat potongan langsung sebesar IDR 100.000,- 

Tapi kartunya sendiri harus dibayar sebesar IDR 200.000,-

Potongan 30 % didapat dari hasil pembelian perdana baik makanan dan minuman tanpa ditambahkan dengan service dan tax dan juga setelah dikurangi potongan langsung yang sebesar IDR 100.000,-

Jadi potongan 30 % itu bukannya pas ultah, dateng trus dapet discount sebesar itu tapi dari total pembelian perdana yang nanti bisa di reedem pada kunjungan berikutnya.  ( Aneh memang )

Discount 15 % didapat setiap dine in dan dapat direbate pada kunjungan berikutnya atau boleh dikumpulkan dulu.

Kartunya sendiri berlaku 1 tahun dan bukan seumur hidup.

Yang masih gak paham, apa sih yang berlaku 7 hari doang kalo enggak hangus?


Dan setelah gue iseng buka web-nya ternyata banyak gerai yang ikut berpartisipasi dalam promo kartu tersebut. Memang bukan resto favorit, gue juga belom pernah nyobain dan sepertinya lebih segmented.

Setelah kejadian ini, lain kali lebih baik gak usah ikutan bikin promo card daripada bikin bt dan merasa ditipu berkedok promosi.

Maret 10, 2014

bermalam di cabin hotel yogyakarta



Dalam suatu liburan kita pasti membutuhkan akomodasi untuk menginap. Biasanya kalau untuk menghabiskan waktu di hotel lebih lama, maka pilihan hotel yang bagus dan fasilitas yang menarik menjadi pilihannya tetapi kalo cuman numpang tidur doang ngapain pilih yang mahal? Yang seadanya dan murah sudah lebih dari cukup.

Liburan ke Yogyakarta pertengahan tahun kemarin, kami memilih Cabin Hotel untuk menginap. Tempatnya yang tidak terlalu jauh dari stasiun menjadi pilihan utama. Setelah sebelumnya ngubek-ngubek hampir semua hotel budget yang tiba-tiba fully booked menjelang hari Waisak. Karena kami tiba di Yogyakarta sekitar jam 1 dinihari, kami telpon penginapan tersebut agar masih bisa diperbolehkan untuk late check in.

Turun dari kereta, banyak becak yang menawarkan jasanya untuk mengantarkan kami menuju penginapan tetapi kami lebih memilih sisi berpetualang dengan mencari jejak di pagi buta. Sampe ribut di jalan yang menurut gue ke kiri sedangkan menurut pacar gue ke kanan. Kali ini pacar gue bisa membaca peta dengan baik sehingga kami sama sekali tidak nyasar. Sesuatu banget adu argumentasi di tengah jalan dihari masih gelap demi memilih jalan yang benar. Hihihi...

Sambil ngantuk-ngantuk akhirnya kami tiba di Cabin Hotel, untung masih ada petugasnya. Soalnya selama kami dalam perjalanan menuju ke hotel, penginapan memang bertebaran dimana-mana tetapi kebanyakan tutup dan ada tulisan Fully Booked. Gak kebayang deh tidur ditengah jalan disaat matahari belum muncul..

Memang lebih banyak sisi positifnya untuk booking suatu akomodasi di awal. Selain banyak pilihan, kita juga merasa lebih terjamin karena kita sudah pesan. Apalagi kalau sudah bayar lunas, kemungkinannya kecil kalau tiba-tiba kamarnya mendadak habis.

Ternyata receptionist shift siang tidak memberitahukan kedatangan kami yang telat pada receptionist shift malam. Untungnya masih buka dan masih dilayani walau rada lama. Mustinya receptionist tidak membiarkan kami menunggu lama mengingat ini hampir jam 2 dinihari. Apa salahnya langsung kasih kunci kamar kalau datanya sudah lengkap kan tinggal verifikasi saja sendiri.

Kamarnya memang sangat sempit apalagi diisi 2 orang karena ini cuman rumah yang dijadiin kamar-kamar seperti kost-kostan. Ranjangnya ada dua, yang bisa digeser ketika tidak terpakai.

Tidur sekitar 3 jam-an dan jam 7 harus sudah check out. Kata Receptionist nya mendingan ambil paket menginap per jam karena lebih murah. Selain itu akumulasi menginap di hotel ini dapat voucher untuk kembali menginap secara gratis. Menarik memang tapi kan ke Yogyanya juga jarang-jarang.

Dengan harga 80 ribuan dapat menginap selama satu malam untuk 2 orang plus dapet sarapan berupa mie sedap ampe eneq dan teh manis hangat. Overall not bad lah untuk harga segitu. Belom lagi kalo bayar hotelnya per jam bisa lebih murah lagi dari 80 ribu. Layak untuk dicoba loh walau kamarnya hanya ditutup dengan tripleks.

Saran kami, kalau bisa jangan ambil kamar disebelah receptionist karena berisik banget. Tamu hotel datang dan pergi dari sekitar jam 6 pagi. Bisa dibayangkan kalau berencana mau bangun siang?

Cabin hotel bisa dipesan lewat Agoda and very recommended.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...