Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Juli 13, 2017

inle lake day tour

Dengan membayar 250 ribu Rupiah, berikut beberapa hal yang bisa dinikmati di Inle Lake :


1. Menyusuri danaunya.
Tentu saja hal pertama yang bisa dilihat adalah danaunya. Menyusuri danau diteriknya matahari bukanlah pilihan yang terbaik, jauh dari kata nyaman, dimana perahunya tidak beratap dan sinar matahari langsung menyentuh kulit tanpa ampun.

Dalam perjalanan, kita dapat melihat keseharian masyarakatnya yang menjadi petani & nelayan. Anak-anak bahkan ikut serta berenang sambil memandikan kerbau. 


2. Pertanian Hidroponik.
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Beberapa jenis tanaman yang dapat dibudidayakan di hidroponik adalah : paprika, tomat, timun, melon, terong dan selada.

Sepertinya ini kali pertama gue melihat tanaman hidroponik. Dibilang antusias juga enggak, memang aneh lihat hidroponik? Engga kan?...Hehehe...


3. Silver Workshop.
Guide toko kerajinan ini ramah banget. Disambut dengan baik sedari turun dari perahu dan talkative menjelaskan dengan Bahasa Inggris yang gue gak ngerti.

Intinya dia pengen banget gue membeli apapun hasil karya mereka. Jangankan membeli, tanya harganya pun gue enggan karena pasti mahal. Daripada membeli karena terpaksa dan gak butuh mending mingkem.

Jangan bingung kalau mereka ngomong silver dengan lafal sibba atau kosa kata lainnya dalam Bahasa Inggris.


4. Long Neck Woman & Crafts Umbrellas.
Kalau melihat orang lain cukup antusias bertemu dengan long neck women, gue mah biasa aja. Sempet ngobrol-ngobrol sebentar terus bingung mau ngapain. Wanita yang lebih tua sedang menenun kain dan yang lebih muda duduk-duduk doang dengan memakai sweater.

Gue gak merasa otentik.

Kerajinan payung ada di bangunan sebelahnya tanpa ada yang jaga.



5. Blacksmith.
Tempat ini lebih parah, gak ada apa-apanya. Cuman melihat anak sama bapak lagi nempa besi. Gue mencoba untuk gak emosi dengan menarik nafas panjang. 

Mungkin gue belum pernah melihat blacksmith secara live. Anggap aja itu keunikannya walaupun pernah melihatnya di tv dan film. 


Sambil plonga-plongo, gue mencari apakah ada lagi yang menarik untuk dijelajahi? Ternyata enggak ada, dan gue minta tukang boat untuk cari restaurant karena sudah waktunya makan siang.


6. Royal Palace Restaurant.
Untuk ukuran Myanmar, resto ini termasuk mahal. Untuk nasi goreng & salad serta teh, gue harus bayar 7.000 Kyat.

Resto lainnya dipastikan harganya juga sama mahalnya.


Untuk rasanya standart, tapi lumayan daripada kelaparan.

Beberapa pasang bule lagi asik makan siang sambil ditemani semilirnya angin dari paviliun Royal Palace.


7. Silk & Lotus weaving.
Kalau ada tempat yang cukup menarik di Inle, gue rasa tempat pemintalan benang yang didapat dari batang lotus.

Batang lotus tersebut dipotong dan seratnya diambil lalu dipintal menjadi benang.


Teksturnya lebih kasar dan tebal dibanding benang yang didapat dari ulat sutra. Untuk menjadi sehelai kain dibutuhkan ribuan batang lotus. Sepertinya, gue lebih rela pada ngebunuhin buaya buat jadi tas daripada motongin ribuan lotus. 

For me lotus means divine. Crocodile means buaya darat.

Harga kerajinan lotus ini lebih gila, paling murah ratusan ribu untuk selembar saputangan.


8. Jumping Cat Monastery.
Paham sedikit kenapa dinamakan Jumping Cat Monastery setelah melihat banyaknya kucing di dalam biara tersebut.


Yang mencuri perhatian di tempat ini bukanlah banyaknya kucing ataupun lukisan perjalanan Buddha menuju kesempurnaan tetapi foto campaign LV, brand ternama asal Perancis dengan latar Inle lake.


9. Leg Rowing Fisherman.
Wisatawan asal manapun tentunya ingin melihat moment leg rowing fisherman di Inle Lake. Leg rowing fisherman ini bisa diartikan satu atau sekumpulan pria yang sedang beraksi mencari ikan dalam profesinya sebagai nelayan dengan latar danau yang masih berkabut di pagi buta.


Tanpa disangka, gue gak bete karena melewatkan moment ini. Sepertinya melihat di siang hari juga sama saja. 


Ada satu tempat lagi yang seharusnya gue kunjungi yaitu tempat pembuatan tobacco tapi karena udah malas, gue skip saja. 

Overall, Inle Lake menurut gue so so, gak ada yang terlalu menarik. Bahkan sepertinya kalau mengunjungi temple-temple yang lain pun ya, gitu aja. Cenderung mahal dan overrated, in my opinion ya.

Dari awal baca review beberapa blogger, beberapa suka dengan Inle Lake, beberapa hanya menyarankan untuk tour setengah hari saja. Untungnya, gue juga gak punya ekspektasi yang berlebihan. Cukup dikunjungi sebagai bagian dari perjalanan di Myanmar. Sudut pandang setiap orang sangat subyektif. Ada juga yang hanya pergi ke Kakku Pagoda, bagus memang. Itu menjadi pilihan lain bila mau mengunjungi Inle Lake.

Beberapa jam di Inle Lake, kulit muka dan tangan berasa nyut-nyutan, panas terbakar. Silahkan sediakan sunblock, jaket, topi ataupun kain agar paparan sinar matahari tidak langsung mengenai kulit.

Kalau kamu sudah pernah ke Danau Toba, perbandingannya jauh. Jauh lebih indah Danau Toba.

Inle Lake checked.

Go Bagan!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...