Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Januari 14, 2012

bukit cinta, rawa pening


Bukit Cinta terletak di Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Bukit Cinta merupakan sebuah bukit kecil yang terletak di pinggir Danau Rawa Pening.

Luasnya 2.670 hektar dan hampir seluruh permukaan rawa tertutup tanaman enceng gondok. Tanaman sejenis gulma ini sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu.


Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, sumber air telaga berasal dari luberan air bekas cabutan lidi Baru Klinting.

Alkisah, hiduplah seorang bocah yang karena kesaktiannya dikutuk seorang penyihir jahat. Akibatnya, bocah itu memiliki luka di sekujur tubuh dengan bau yang sangat tajam. Luka itu tak pernah mau kering. Jika mulai kering, selalu saja muncul luka-luka baru yang disebabkan memar.

Akhirnya, tak ada seorang pun yang mau bersahabat dengannya. Jangankan berdekatan, bertegur sapa pun mereka enggan. Setiap berpapasan mereka pasti melengos. Tak ingin bersinggungan, karena takut tertular.

Bocah ini pun mulai berkelana dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan seseorang yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Hingga kemudian dalam mimpinya, dia bertemu seorang wanita tua yang baik hati. Kelak dialah yang sanggup melepaskan mantera jahat tersebut sehingga dia bisa pulih seperti semula.


Akhirnya, tak dinyana tak diduga, dia pun tiba di sebuah kampung yang kebanyakan orang-orangnya sangat sombong. Tak banyak orang miskin di tempat itu. Kalaupun ada, pasti akan di usir atau dibuat tidak nyaman dengan berbagai cara.

Kemunafikan orang-orang kampung ini mengusik nurani bocah kecil tadi, yang belakangan diketahui bernama Baru Klinting. Dalam sebuah pesta yang meriah, bocah tersebut berhasil menyellinap masuk. Namun apa daya, dia pun harus rela di usir paksa karena ketahuan.

Saat tengah diseret, dia berpesan agar sudi kiranya mereka memperhatikan orang-orang tak mampu, karena mereka juga manusia. Sama seperti mereka. Diperlakukan begitu, dia tak begitu ambil pusing. Namun amarah mulai memuncak, saat puluhan orang mulai mencibir sembari meludahi dirinya, “Dasar anak setan, anak buruk rupa”, begitu maki mereka.


Tak terima dengan perlakuan itu, dia pun langsung menancapkan sebatang lidi yang kebetulan ada di sana. Lalu dengan wajah berang dia pun bersumpah, bahwa tak ada seorang pun yang sanggup mengangkat lidi ini, kecuali dirinya.

Tak percaya dengan omongan sang bocah, masing-masing orang mulai mencoba mencabut lidi tersebut. Namun, lagi-lagi, lidi itu tak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya orang-orang mulai takut dengan omongan si bocah. “Jangan-jangan akan ada apa-apa?” pikir mereka.


Benar saja, dalam beberapa hari, tak ada seorang pun yang sanggup melepas lidi tersebut. Hingga akhirnya, secara diam-diam dia kembali lagi ke tempat itu dan mencabutnya. Seorang warga yang kebetuan lewat melihat aksinya, langsung terperangah. Ia pun menceritakan kisah itu kepada orang-orang yang lain. Tak lama kemudian, tetesan air pun keluar dari lubang tadi. Makin lama makin banyak, hingga akhirnya menenggelamkan kampung tersebut dan membuatnya menjadi telaga.

Konon tak banyak orang yang selamat, selain warga yang melihat kejadian dan seorang janda tua yang berbaik hati memberinya tumpangan. Janda ini pula yang merawatnya, hingga secara ajaib, penyakit tersebut berangsur-angsur hilang.

Namun penyihir jahat, tetap tak terima, hingga suatu ketika, Baru Klinting kembali di kutuk. Namun aneh, kali ini kutukan bukan berupa penyakit, tapi malah merubah tubuhnya menjadi ular yang sangat besar dengan kalung yang berdentang pada lehernya.


Versi lain menyebutkan, ular ini sering keluar dari sarangnya tepat pukul 00.00 WIB. Setiap dia bergerak, dentingan kalung dilehernya selalu berbunyi; klentang klenting. Akhirnya, bunyi ini pula yang membuatnya di kenal sebagai Baru Klinting.

Konon, nelayan yang sedang kesusahan karena tidak mendapat ikan, pasti akan beruntung jika Baru Klinting lewat tak jauh dari tempatnya. Itu yang membuat legenda kehadirannya telah menjadi semacam berkat yang paling ditunggu-tunggu.


Sayang, pas gue ke sini lagi renovasi dan butuh banyak perawatan. Tiket masuknya saja se-relanya. Renovasi akan selesai dalam waktu 6 bulan kedepan. Kalo ke sini jangan lupa untuk cobain wisata airnya, keliling danau naek perahu sambil foto-foto, cuman moment nya akan bagus kalo pas pagi buta.

Tempat ini juga asyik buat pacaran loh, sunyi, dingin dan syahdu. Walaupun banyak perbaikan di sana-sini yang mengganggu tapi saya gak kecewa-kecewa amat, paling engga saya bisa ke sini dan pernah ke sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...