Wat Pho adalah salah satu kuil yang sering gue lihat ketika orang-orang pergi ke Thailand. Kali ini gue juga gak mau kalah. Bukan mau ngikutin itinerary orang tetapi memang tempat ini spesial banget. Mau tahu apa saja? Ayo kita ngulik bersama…
Kuil ini berada di kota Bangkok. Keluar
dari pintu Grand Palace, arahkan kaki menuju kiri dan ikutin jalannya. Jalan
kaki memang terasa panasnya, tapi kalau naik tuk-tuk juga sayang banget soalnya
deket kok.
Ketika menemui bangunan yang
sangat ramai dan pagarnya dipenuhi berbagai macam bendera-bendera dunia plus
banyaknya pedagang yang berjualan, bisa dipastikan itu adalah Wat Pho.
Tiket masuknya hanya 100 B dan
dapet air mineral dingin. Di cuaca sepanas itu sepertinya sangat menolong.
Objek utamanya tentu saja
Reclining Buddha, Buddha tidur provokatif yang bersepuh emas. Satu bangunan
isinya patung itu saja. Keren...
Sebelum masuk kuil, alas kaki harus
dimasukan ke kantung kain dan dibawa sendiri sampai kembali lagi. Tidak ada
penitipan. Selain itu ada pengumuman untuk berhati-hati pada kawanan pencopet
yang sudah terorganisir. Wow lumayan mengerikan ya. Untung gak sampe kena kejadian tidak mengenakan.
Setiap travelling dan kalau bawa
tripod, sepertinya banyak banget yang minta tolong buat difotoin. Ekspektasi
mereka sepertinya tinggi. Dan seringnya gue mau fotoin mereka. Masa iya nolak,
kalau gue ngerti bahasanya sih gak masalah. Cuman kadang sedikit mengganggu.
Lah gue aja lagi fokus.
Pengalaman nyebelinnya, ada bule
yang minta difotoin. Udah gue pegang kameranya eh, si cewenya gak mau foto. Aneh
banget. Cowonya say sorry gitu sama gue. Udahnya malah mau, pas difotoin orang lain. Apa
sih maksudnya? Gelo...
Buddha-nya sih gak usah
diceritain lah ya. Pokoknya bagus. Dari belakang saja masih terlihat anggun.
Tapi yang menarik mata tuh,
dibelakang Buddha ada cawan-cawan yang diatur berjajar untuk
diisi uang koin. Untuk mendapatkan koin penuh uang harus mendonasikan beberapa
Baht, baru bisa melakukan prosesi ini. Caranya gampang seperti maen congklak,
isi koin di masing-masing cawan dari ujung ke ujung. Cuman kan koinnya pasti
berlebih jadi ada yang balik lagi isi cawan yang sudah diisi sebelumnya. Kalau gak
mau libet sih, isi aja koin lebihnya di cawan terakhir. Beres. Gue banget.
Tapi gue nggak melakukan proses
ini karena gue gak tau artinya.
Lepas dari reclining Buddha
ternyata kompleks wat Pho ini sangat luas, memang tidak seluas Grand Palace
tapi cukup melelahkan kalau mau jelajah semuanya di hawa Bangkok yang panas
kering itu.
Wat Pho dikenal sebagai kuil
seribu Buddha. Pertamanya gak nemuin, tetapi ketika udah nemu satu kompleks,
lainnya menyusul. Pertama, lihat yang berdiri dengan beberapa macam hiasan
rambut yang berbeda menandakan periode dibuatnya patung tersebut.
Yang kedua, patung Buddha-nya
sedang bersila. Dan yang terakhir masih dalam posisi bersila tapi dengan ornament
yang lebih rumit.
Hal menarik lainnya yaitu di sini
terdapat 4 candi yang hampir mirip yang ternyata adalah kuburan dari King Rama
I – IV. King Rama I adalah yang tercakep dari semua raja yang pernah memerintah Thailand versi gue loh.
Beberapa tempat ada yang sudah
rusak dimakan usia lainnya adalah bangunan baru.
Yang bikin bête, gue pernah
ditegor semacam satpam yang jaga. Memang ada larangan kalau sudah keluar gak
boleh masuk lagi. Tapi yang bikin kesel itu masih dalam satu kompleks bukan
keluar dari kompleks. Otak gue langsung mikir dan bilang kalo gue mau ke
toilet, baru dibolehin. Lah gue masih belom explore semuanya kok udah gak boleh
masuk lagi. Aneh banget.
Setiap sisi-sisinya terdapat kuil-kuil yang hanya berisi satu patung Buddha dengan bentuk yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Walau banyak bule di tempat ini,
wisatawan dari Indonesia juga lumayan banyak. Ciri-cirinya selain jerit-jerit
dalam Bahasa Indonesia, selalu heboh dan mau difoto disetiap sudut dengan gaya
alay. Hahahaha…
Wat Pho menjadi kuil wajib ketika
bertandang ke Bangkok. Banyak nilai sejarah yang bisa dipelajari, banyak
bangunan menarik yang bisa diamati dan banyak sudut-sudut menarik yang bisa
diabadikan. Penyuka sejarah, arsitek dan fotografi pasti betah. Gue aja sampe
menghabiskan waktu selama 3 jam. Gak berasa tau-tau kaki pegel dan dehidrasi
sangat.
O ya,di sini ada tempat pemijatan
kaki tapi gak gratis. Ruangannya ber-AC pula, jadi lumayan menenangkan.
Dari Wat Pho lanjut ke Wat Arun.
Keracunan wat, gue hari itu. Makanya gue membatalkan niat untuk ke Ayutthaya yang lebih kuno dan banyak nilai historisnya karena gue gak sanggup deh lihat wat lagi tapi akhirnya malah nyesel sendiri. Gimana kalo ke Angkor Wat ya?
Thailand menjadi negara ke-6 yang gue pernah singgahi. So, what
next?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar