Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Januari 16, 2014

dongeng dari tawangmangu : candi sukuh nan nyeleneh


Masih cerita tentang pengalaman gue ke Solo kemaren ya. Objek wisata utama yang masuk itin gue selama di Solo adalah daerah Tawangmangu ( TWGU ). Di daerah ini ada 2 candi yang terkenal yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho. Selain candi ada beberapa air terjun seperti Grojogan Sewu, Jumog dan Parang Ijo.

Objek wisata yang gue sebutin di atas itu semua searah. Kepengennya semua objek gue datengin tapi untuk kali ini gue cukup fokus untuk melihat Candi Sukuh dan Grojogan Sewu saja.


Saran gue, daripada sewa mobil ke TWGU mendingan ngeteng saja, selaen karena gampang, pastinya lebih murah. Dari kota Solo naek BST ( Batik Solo Trans ) dengan tiket IDR 3.500,- dan turun di UNS ( Universitas Sebelas Maret ) dari situ gak usah nyebrang lagi tinggal tunggu bis ke daerah TWGU.


Pengalaman naek BST cukup nyebelin. BST itu sejenis busway tapi ukurannya lebih kecil sama seperti busway di Jogja. Walau punya halte sendiri, beli tiketnya di dalam bis. Beberapa kali naek BST, kondekturnya cewek.


Kekesalan gue adalah si kondektur meminta bayaran ongkos bis tapi dia sama sekali tidak memberikan karcis berikut kembaliannya. Sebenernya gue bisa aja minta, cuman penasaran sampai nanti turun dia masih pura-pura lupa gak ya? Ternyata iya. Hal tersebut rupanya bukan barang baru karena di bis pun ada pengumuman harga BST dan agar penumpang meminta karcis karena sesekali ada pemeriksaan. Parahnya ih, duit nilep gak halal mbak!


Bus menuju ke TWGU ditempuh ± 1 jam. Karena tujuan pertama adalah ke Candi Sukuh maka kami berhenti di Terminal Karang Pandan, nyambung naek angkot Kemuning yang lebih kecil tujuan Nglorok dan turun di pertigaan. Dari situ tinggal naek ojek menuju ke candi.

Setelah beli tiket seharga IDR 3.000,- kami langsung masuk ke lokasi candi. Ternyata area candi gak terlalu luas tapi rapih dan terawat. Saat itu pengunjung lumayan ramai dengan beberapa turis dari mancanegara.


Candi Sukuh adalah Candi Hindu yang dibangun pada tahun 1437 M. Terletak di Kabupaten Karanganyar dan berdiri di atas lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1186 M dari permukaan laut. Makanya udara sangat sejuk dan menenangkan. 

Candi ini mempunyai 3 teras. Teras pertama adalah trapesium yang berisi Lingga dan Yoni atau kemaluan dari laki-laki dan perempuan. 


Teras kedua adalah patung-patung tanpa kepala yang berjajar menuju ke candi utama.

Dan teras terakhir adalah si candi utama tersebut. Dengan candi tanpa kepala di bagian depan sebagai tempat menaruh dupa. Selain itu ada 2 kura-kura di pintu masuk candi yang konon katanya dulu berfungsi sebagai tempat sesajen. 


Tempat bersejarah pastinya akan lebih menarik kalo didampingi dengan guide karena pasti ada ceritanya. Penasaran sih, kenapa patung-patung yang ada di sana dengan kemaluannya yang menantang itu ada yang menunjuk ke bawah dan ada juga yang ke atas. Dan kenapa mengumbar kemaluan? Gue melihatnya bukan sebagai sesuatu yang jorok tapi lebih ke arah seni. Apakah ada hubungannya dengan Kama Sutra dari India? Begitu banyak pertanyaan di kepala yang gak terjawab.


Kalo turis lokal biasanya cuman foto-foto narsis kek gue tapi kalo turis mancanegara memang suka bertingkah aneh. Ok, mungkin mereka benar-benar menghargai seni tapi gak sampe menari-nari di depan candi atau yoga atau meditasi juga kali ya. Urusan mereka sih tapi kalo tujuannya klenik gitu rada serem.


Candi utama gak punya patung didalamnya, hanya bisa dinaiki sampai ke puncaknya yang datar. Tangga batu menuju ke puncak tersebut hanya terdapat di bagian depan saja bukan di keempat sisinya. Sekilas mirip dengan Piramida di Chichen Itza, Yucatan Peninsula-Mexico. 


Katanya, tangga tersebut bila dinaiki oleh gadis yang gak perawan lagi maka kain yang dipakainya akan sobek. Gak ada yang tahu pasti mengenai kebenarannya. Ada juga yang bilang kalo candi ini dibangun  sebagai pengruwatan atau menangkal sesuatu yang jahat.


Cerita dibalik candi selalu menarik. Beruntunglah negara kita yang kaya akan peninggalan jaman dulu, tugas kita hanyalah melestarikan agar dapat dinikmati oleh generasi penerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...