Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Januari 16, 2014

minggu menggairahkan @ tokyo connection, festival citylink

Sewaktu kami jalan-jalan di Festival Citylink, kami lihat Tokyo Connection sangat ramai jadi bikin penasaran. Konsep restonya, open seperti di food court. Kami langsung cari tempat duduk kosong. Eh, baru saja duduk, waiternya langsung deketin kami dan bilang, “Maap mas, kita lagi rame banget, mungkin kalo mau order, pesanannya bakalan keluar sejam lagi.”

Baru kali ini gue mau makan ditolak secara halus. Ya udah, kami langsung keluar. Kami gak se-niat itu mau makan sampe nunggu segitu lamanya. Emang sih yang dibilang waiter tadi bener, soalnya masih banyak meja yang orderannya masih belom datang. 


Namun kesempatan untuk makan di Tokyo Connection  tiba di bulan berikutnya ketika resto tidak terlalu ramai. Kami pesan Original Beef Spicy Ramen ( IDR 35.000,-), Karaage ( IDR 17.500,-), Lady Sakura ( IDR 27.000,-) dan Vanilla Macadamia Crush ( IDR 22.000,-).

Pertamanya gue gak pesen minuman Lady Sakura, gue lebih tertarik pesan minuman yang lain, setelah semua pesenan muncul, kok minuman gue gak dateng-dateng? Nanyalah gue sama waitress yang tadi orderin kami. Dia dengan cepat bilang “On the way.” Ya udah kalo menurut dia gitu.

Udahnya itu waitress dateng ke meja kami dan bilang kalo pesenan gue udah sold out. Dih gimana sih? Udah nunggu lama malah abis. Akhirnya gue minta menu lagi untuk pilih minumannya. Setelah pilih minuman pengganti, waitress-nya pun berlalu untuk kembali lagi dan bilang kalo minumannya juga abis. Ya Tuhan, baru jam 5 sore minuman udah pada abis bener-bener gak ngerti. 


Saking kesel, gue tanya dong jadi minuman yang tersedia apa? Baru deh dia sebutin. Berakhir di Lady Sakura. 

Mustinya baik waiter/ waitress di resto dan di hotel adalah sama. Tugasnya adalah : melakukan table set up, mencatat orderan tamu, mengulang orderan yang sudah dipesan tamu, mengetahui ingredients dari makanan maupun minuman yang dipesan tamu, mengetahui stock makanan dan minuman yang telah dipesan tamu sehingga sisa makanan yang ada dapat diketahui dengan cepat.

Namun pada prakteknya, waiter yang bekerja di hotel jauh lebih baik dibandingkan dengan yang bekerja di resto. Mungkin dari segi pendidikan pun berbeda. Dan, gue pun gak meminta treatment yang lebih spesial hanya saja prosedur standart seorang waiter mustinya pada paham.

Belom lagi si waitress tadi sama sekali gak repeat the order, makanya pesenan yang semestinya Ramen Karaage yang dateng hanya Karaage saja. Mustinya kesalahan seperti itu gak terjadi kalo waiternya peduli. Kan males juga marah-marah, toh cuman mau makan trus bayar apa yang sudah dipesan. Simple.

Makanannya standart, gak ada yang spesial banget. Kalo mau makan ramen enak mending di tempat lain, walaupun harganya premium tapi kalo rasanya nendang kan puas.


Kalo minumannya, gue jadi tertarik untuk bikin sendiri dirumah. Bahan-bahan untuk Lady Sakura adalah : Sirup merah, buah nanas potong kecil-kecil, bir dan es krim vanilla.  Bahannya gampang dicari dan sensasi pahit dari bir-nya bikin eufora. 

Waktu kami mau pulang, ada kejadian dari tamu lain yang pernah kami alami sebelumnya yaitu ditolak waiter dengan alasan bakalan lama datangnya pesanan. Kalo memang bagian kitchen kurang orang mustinya segera ditangani. Masa bulan berlalu masih gak ada penanganan secara serius? Gue rasa menolak customer itu haram hukumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...