Dari mbi kami melangkahkan kaki sekitar 200 langkah menuju museum wayang. Dari depan bangunannya terlihat antik menyempil diantara bangunan-bangunan disebelahnya.
Dua wayang golek raksasa menyambut kami dipintu masuk. Dibelakang wayang raksasa tadi berderet wayang kulit dan juga wayang golek yang tersusun rapi di dalam lemari kaca.
Di lorong bawah, ternyata ada semacam prasasti dari jaman belanda dulu. Katanya bangunan ini dulunya adalah gereja. Jadi inget salah satu episode ngulik di transtv, ternyata shootingnya di situ toh. Jangan lewatkan untuk foto-foto disini, soalnya bagus banget.
Menuju lantai atas, boneka-boneka dari negara lainpun dipamerkan. Dan yang bikin surprise boneka unyil dkk terlihat manis di kotaknya masing-masing lengkap dengan penjahat dan nenek sihirnya. Waktu saya masih SD, film unyil menjadi favorit saya. Ceritanya sangat membumi dan ga macem-macem. Cuman pas episode nenek sihir itu memang saya sempat ketakutan. Kayaknya jahat banget tu nenek.
Ternyata museum ini belum selesai direnovasi. Jadi ada bangunan baru dan juga lama. Aula yang bangunan baru ternyata sedang digelar pertunjukan wayang golek.
Walaupun saya berasal dari jawa barat yang bahasa daerahnya pakai bahasa sunda, ternyata gak semua yang dikumandangkan sinden dan juga dalang bikin saya ngerti jalan ceritanya. Mereka pakai bahasa sunda yang halus banget. Tapi nonton pertunjukan wayang golek secara live bikin sensasinya beda dibanding hanya nonton di tv.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar